30. Bertemu

367K 61.8K 35.9K
                                    

Hari ini aku bakalan tripel update, ya!!

Part 31 nanti jam 3 sore

Part 32 (Ending) jam 8 malam

*****

UDAH SIAP MELUK DUA BAYI DAN CANVA TANGGAL 2 SEPTEMBER NANTI???

*****

Di sudut ruangan yang gelap, sepi, dan diselimuti oleh hawa dingin itu Samuel tengah duduk memeluk kedua lutut. Ini sudah memasuki hari ketiga di mana Azura pergi tanpa memberi tahunya. Dan selama itulah Samuel seperti orang kesetanan. Dia tidak lagi mau makan, sering melamun, dan semangat hidupnya pun kembali sirna begitu saja.

Kepergian Azura membuatnya tidak bisa hidup tenang. Perasaan cemas selalu datang menghantuinya. Apakah gadis itu baik-baik saja? Apa alasan gadis itu pergi meninggalkannya? Lalu, bagaimana dengan kelanjutan hubungan mereka berdua?

Anak-anak Diamond sudah berusaha untuk menghibur cowok itu. Mereka juga sudah membantu mencari Azura semaksimal mungkin. Namun, sepertinya Azura benar-benar tidak ingin diganggu.

"Setelah Ellen ... ternyata lo juga gitu, Zel."

Samuel mengangkat pandangannya. Ada lingkaran hitam di bawah matanya. Bibirnya pun tampak pucat. Kepalan tangannya yang menggenggam cincin pertunangan milik Azura itu ia buka. Sorot matanya terlihat sendu menatap ke arah cincin itu.

"Udah gue tebak bakalan kayak gini, Zel." Samuel menggusah napas gusar. "Lo nggak mungkin betah sama sikap gue."

Samuel mengusap wajahnya kasar.

"Tapi kenapa lo pergi waktu gue bener-bener udah jatuh sama lo?" geram Samuel seraya meremat kuat cincin di tangannya.

*****

Samuel memutuskan untuk pergi ke danau lantaran merasa bosan di rumah. Pikirannya itu butuh untuk ditenangkan. Danau yang terbentang di hadapannya sedikit membantu membuat perasaanya jadi lebih baik. Meskipun bayang-bayang Azura masih terus menghantuinya.

Batang pohon ambruk yang didudukinya itu sedikit bergoyang menandakan bahwa ada orang lain yang ikut duduk bersamanya. Samuel menolehkan pandangannya dan saat itulah ia memutar bola mata malas.

Cowok berambut sedikit ikal, wajahnya tampan tapi selalu mengundang untuk ditampol itu menatap ke arahnya dengan tengil. Samuel berdecak malas dibuatnya.

"Kasian," ledek Raskal.

"Bacot lo. Mending pergi sana," kata Samuel ketus.

Raskal tertawa kecil mendengar itu. Ia menepuk pundak Samuel dua kali. Tindakannya itu langsung membuat Samuel mengusap pundaknya untuk menghilangkan jejak tangan Raskal di sana.

"Rasanya nggak enak, ya? Gue denger-denger Azura pergi ninggalin lo," ujar Raskal. Pandangan cowok itu mengarah ke danau yang berada di hadapan mereka.

"Nggak usah ikut campur."

Raskal berdecih pelan. "Mampus, kan, lo."

Takut jika nanti ia kelepasan, Samuel pun memilih untuk berdiri berniat pergi dari sana. Hal itu membuat Raskal mendongakkan kepala untuk menatap ke arahnya.

"Mau nyerah lo? Dasar cemen," ledek Raskal kepada mantan sahabatnya itu.

Samuel menipiskan bibirnya. Kedua tangannya itu terkepal erat. Menahan diri mati-matian untuk tidak memukul Raskal sekarang.

SAMUELWhere stories live. Discover now