OS-01

3.1K 275 52
                                    

"H-hiks... h-hiks... h-huwaa"

Kageyama yang sedang berjalan menuju rumahnya terkejut mendengar suara bayi nangis. Dia berhenti sejenak untuk memastikan apa yang dia dengar itu benar atau tidak.

Tapi saat dia berhenti, suara itu juga ikut berhenti. Membuat Kageyama berpikir bahwa itu hanyalah halusinasinya semata, karena terlalu lelah sehabis latihan.

Kageyama menggelengkan kepalanya untuk mengenyahkan pikiran tersebut, lalu dia melanjutkan jalannya dengan santai.

Tapi baru saja dia jalan beberapa langkah, suara tangis itu terdengar kembali. Untuk sekali lagi, Kageyama berhenti.

Dia kembali memastikan, suara itu hanya halusinasinya atau bukan. Beberapa menit dia menunggu, namun suara itu tak kunjung terdengar.

Merasa benar tidak ada, Kageyama melanjutkan jalannya lagi. Dengan pikiran yang kacau, dia berpikir kalau bisa saja itu adalah hantu.

Mengingat tentang hantu, Kageyama jadi bergidik ngeri. Dia sangat tidak suka hal-hal yang berbau hantu.

Di tengah pikiran Kageyama yang kalut, suara itu kembali terdengar. Tapi, kali ini Kageyama benar-benar mengabaikan suara itu.

Dia terus berjalan cepat sambil menundukan kepalanya, berusaha keras mengabaikan suara tangis yang anehnya semakin dia mengabaikan semakin terdengar jelas pula suara tangisan itu.

Karena tidak tahan, Kageyama berhenti dan berteriak. "Siapa disana?" Hening tidak ada jawaban.

Ya... lagipula itukan suara tangis bayi, tidak mungkin bayi bisa menjawab pertanyaannya. Bodoh memang, terlalu kalut jadi tidak bisa berpikir jernih.

Kageyama memutuskan untuk menunggu suara itu kembali terdengar. Tak lama, sayup-sayup suara tersebut terdengar tak jauh di depannya.

Kageyama langsung berlari mengikuti arah suaranya. Dekat... semakin dekat Kageyama dengan asal suara tersebut. Suara itu juga semakin terdengar jelas di telinganya.

Sampai akhirnya, tibalah dia di depan rumahnya. T-tunggu? Apa yang baru saja dia bilang? Di depan rumahnya??

"INIKAN RUMAHKU!!!"

Sontak saja Kageyama berteriak karena terkejut. Dia tidak menyadari bahwa dia semakin dekat dengan daerah sekitar rumahnya.

Eh? Kalau begitu, suara tangis tersebut berada di dekat rumahnya? Tapi, Kageyama tidak melihat ada yang aneh di sana.

Kageyama melihat sekeliling dan memang tidak menemukan apa-apa. Suara itu juga tidak terdengar kembali. Membulatkan tekad, Kageyama berpikir sekali lagi bahwa itu hanya halusinasinya saja.

Tapi baru saja kageyama ingin melangkah membuka pagarnya, suara itu terdengar sangat-sangat jelas.

Dia mencari sumber suara, dan akhirnya dia menemukannya. Suara itu berasal dari sebuah baju yang letaknya tak jauh dari rumahnya.

Dia langsung saja menghampiri baju tersebut, yang ternyata adalah sebuah jaket. 'Tapi, tunggu? Ini kan jaket sekolahnya, kenapa bisa ada disini?' Pikir Kageyama setelah melihat jaket tersebut sama dengan jaket yang sedang dipakainya.

Dan yang lebih anehnya lagi, jaket tersebut terlihat bergunduk. Seperti ada sesuatu di dalamnya. Karena penasaran dan dengan memberanikan diri, Kageyama membuka jaket tersebut perlahan.

"NANDA KORE?" Sontak dia sangat terkejut apa yang dilihatnya. Ya, seorang bayi berumur sekitar satu atau dua tahun yang tengah meringkuk dengan lelehan air mata yang masih ada di pipinya.

 Ya, seorang bayi berumur sekitar satu atau dua tahun yang tengah meringkuk dengan lelehan air mata yang masih ada di pipinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Our Sun Where stories live. Discover now