OS-08

1.2K 129 21
                                    

Part sebelumnya

"Yosh, mari kita pergi keluar." Daichi pun menggendong Hinata dan berjalan ke luar gym. Tak lupa dia juga mengunci pintu gym.

***

Daichi mengajak Hinata berkeliling ke sekitar luar sekolah. Kalau ditanya kok bisa keluar? Percayalah di Jepang tidak ada satpam sekolah. (Maaf kalau aku salah, tapi aku ngambil ini dari apa yang aku liat di anime ya. Mungkin kalau aslinya beda, jadi ini adalah fiksi. Tolong jangan di samakan dengan yang asli)

Gerbang sekolah juga terbuka, jadi baik guru maupun murid bebas keluar masuk tanpa pengawasan.

Oke, back to the topic.

Saat ini Daichi sedang mengajak Hinata melihat-lihat alam sekitar. Tentu saja Hinata yang memang kepribadiannya ceria sangat senang.

Dia bahkan melihat sekeliling dengan binaran di mata bulatnya itu. Terlihat sangat imut bagi siapapun yang melihatnya. Tak terkecuali Daichi.

Percayalah, Daichi sedari tadi menahan untuk tidak menggigit pipi tembam dengan rona merah itu. Dia benar-benar gemas melihat Hinata sekarang.

Hinata begitu antusias melihat sekeliling. Seperti ketika ada kupu-kupu yang terbang mendekatinya lalu hinggap di hidungnya, Hinata hanya diam mengamati kupu-kupu itu untuk beberapa waktu yang cukup lama.

Sampai akhirnya kupu-kupu itu terbang dan Hinata tertawa riang sambil berusaha menggapai kupu-kupu itu. Atau ketika ada seekor kucing yang berjalan di atas tembok seseorang, Hinata akan sangat fokus melihat kucing itu.

Ketika kucing itu mengeong, Hinata akan kembali tertawa dengan riangnya. Sungguh, Daichi baru pertama kali merasakan berjalan-jalan itu sangat menyenangkan.

Selain Hinata yang tidak rewel, jalan-jalan mereka terasa lebih ceria dan menyenangkan karena keantusiasan Hinata sang matahari kecil karasuno.

Merasa lelah Daichi mencari tempat duduk sekitar, tanpa terasa dia sudah berjalan lumayan jauh dari sekolah. Mungkin ini efek dari keceriaan Hinata.

Setelah menemukan tempat duduk yang letaknya berada di taman yang cukup ramai, Daichi bergegas kesana dan mengistirahatkan diri sejenak.

Daichi menaruh Hinata di pangkuannya. Hening. Tidak ada yang bersuara baik Hinata maupun Daichi. Daichi yang memang sudah lelah tidak terlalu memperdulikannha, karena dia pikir Hinata juga sudah lelah tertawa tadi.

Namun, tiba-tiba saja Hinata yang tadinya terdiam berceloteh, "Cama... cama... cama...." Daichi bingung, apa yang dicelotehkan Hinata?

Dia tidak paham bahasa bayi. Hinata terus saja bergerak-gerak seperti ingin menggapai sesuatu sambil terus berceloteh, "Cama... ou-cama... cama...." Daichi semakin bingung dibuatnya.

Karena penasaran Daichi mencoba untuk bertanya kepada Hinata, walaupun dia tidak yakin kalau dia akan paham dengan ucapan Hinata.

"Hinata? Kau mau apa?" tanya Daichi.

Jawaban Hinata tetap sama yaitu 'Ou-cama'. Hanya itu yang bisa Daichi tangkap. Daichi mecoba bertanha untuk kedua kalinya, "Kau ingin turun dan bermain disana?"

Mendengar itu Hinata bergerak lebih kuat, Daichi menangkap itu sebagai kebenaran dari ucapannya. Segera saja Daichi menurunkan Hinata.

Dengan gesit, Hinata berangkang menuju ke salah satu kaki seseorang yang sepertinya sedang mengobrol. Daichi hanya diam mengikuti dari belakang, memastikan bahwa Hinata aman.

Setelah sampai di bawah kaki orang itu, tiba-tiba saja Hinata memeluk kaki orang itu dengan celotehan yang sama. Bedanya nada kali ini terdengar lebih riang. Seperti sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

Our Sun Donde viven las historias. Descúbrelo ahora