Part sebelumnya
Sedangkan Bokuto? Sang kapten moody itu dengan santainya mengajak main Hinata.
***
Durasi adegan bersitegang tersebut cukup lama, sampai mereka dihentikan oleh suara Hinata yang seperti ingin mengucapkan sesuatu.
"Bo-" Spontan semua menoleh ke arah Hinata. "Hmm? Kenapa Hinata? Kamu ingin sesuatu?" tanya Suga lembut. Hilang sudah aura kelamnya jika berurusan dengan bayi mataharinya.
"Bok-" Hinata terlihat begitu susah untuk mengucapkan kata Bokuto. Semuanya memperhatikan Hinata begitu serius, ingin tau apa yang akan diucapkan oleh Hinata.
Hinata yang diperhatikan hanya bisa menatap polos. Entah ada angin apa tiba-tiba Hinata tersenyum.
(Ya intiny senyum gt)
Semuanya membeku. Tidak tahan akan keimutan bayi matahari mereka. Hanya satu orang yang masih bisa bereaksi dengan wajar.
"Aaaaaa, Hinata kau sangat lucu," ucap Bokuto seraya menduselkan pipinya ke pipi Hinata. (Tunggu, deja vu ga si?)
Hinata pun membalas Bokuto dengan tawanya. "Botto, Botto" Panggil Hinata kepada Bokuto, Bokuto serta yang lain mendengar itu sedikit bingung.
"Kau memanggilku Hinata?" Hinata yang mengerti ucapan Bokuto tersenyum dengan tangannya yang berusaha menggapai wajah Bokuto.
Bokuto yang melihat itu langsung mengambol Hinata dari gendongan Suga. Suga tidak rela, baru saja memegang Hinata tapi sudah direbut lagi. Tapi apa daya, Hinata terlihat begitu senang berada di gendongan Bokuto.
"Baiklah semua, mari kita tidur. Ini sudah hampir tengah malam. Kalian pasti lelah, Hinata juga pasti lelah." Daichi mengajak mereka untuk masuk ke dalam dan beristirahat, mereka menyetujuinya.
"Hinata tidur bersamaku ya," ujar Bokuto tiba-tiba. "Tidak/Iya." Jawaban serentak keluar dari 3 setter kita.
"Jadi yang mana yang benar?" Bokuto bingung, masalahny Akaashi bilang iya tapi Kenma dan Suga bilang tidak.
"Iya/Tidak." Lagi-lagi jawaban itu yang Bokuto dapat, Bokuto semakin bingung saja. Dia pun mengerucutkan bibirnya karena merasa kesal sudah dibuat bingung.
YOU ARE READING
Our Sun
RandomBagaimana jika seorang Kageyama Tobio yang cuek pada sekitar menemukan seorang balita yang tengah menangis tak jauh dari rumahnya? Dan yang lebih mengejutkannya lagi, jika bayi tersebut ternyata adalah partnernya sekaligus sang matahari di timnya ya...