6-Ke pasar berdua

2.3K 250 0
                                    

Dua orang perempuan berjalan secara perlahan-lahan. Supaya tidak ada yang melihat mereka keluar. Namun, salah satu dari mereka menyenggol sebuah guci. Keduanya segera bersembunyi ketika melihat seorang pengawal mendekat.

PRANK!!

"Kenapa ini bisa jatuh, apa ada hewan masuk?" ucapnya bingung menatap guci yang berserakan di lantai.

"Hey kau, bisa bersihkan ini. Sepertinya ada hewan masuk, aku akan memeriksanya." Dayang yang lewat mengangguk dan mulai membersihkan guci itu.

Setelah kedua orang tadi pergi kedua perempuan yang bersembunyi pun keluar dan menarik gagang pintu. "Kau akan ke mana?" tubuh keduanya menegang ketika mendengar suara yang mereka kenali itu.

"Nona Alice!"

"Pangeran Darren," ucap gagap Alice.

"Saya ulangi, Nona Alice anda ingin ke mana?" ucap Darren mengupangi pertanyaanya.

Masih ingat kan bahwa Darren tidak suka kepada orang yang tidak mengabaikan pertanyaanya atau bahkan mengalihkan pembicaraan.

"Ke pasar," cicit Alice dan Darren masih mendengar suaranya.

"Hanya berdua tanpa pengawal?" Alice mengangguk.

"Saya tidak menyukai jika dikawal," jawab Alice, masih belum berani menatap Darren.

"Baiklah, kita akan berangkat sekarang!" Darren menarik tangan Alice meninggalkan Arna yang memberi hormat keduanya.

"Eh! Pangeran, saya hanya ingin pergi dengan Arna."

"Pergi dengan dia tidak ada yang menjagamu. Setidaknya jika bersamaku kau akan aman!" sahut Darren.

Tangan mereka masih terus bertautan, barulah saat akan menaiki kuda Darren melepasnya. Seorang pengawal pun membantu Alice naik dari bawah, sedangkan Darren membantu dari atas.

Hap! Alice duduk tepat di depan Darren. Tangan Darren ke depan hingga terlihat ia sedang mengukung Alice dari belakang, apalagi perbedaan tubuh mereka yang kontras.

"Apa tidak apa-apa kita pergi seperti ini, Darren?"

"Tentu, lagi pula kekuatan dan kekuasaanku sudah terbukti. Kamu jangan khawatir, Alice." Sungguh Darren sangat senangcketika Alice memanggilnya hanya dengan nama.

Ia merasa menjadi orang spesial bagi Alice. Karena biasanya yang memanggil nama hanya seorang suami-istri saja. Peraturan menjadi seorang bangsawan tidaklah sedikit, banyak kesulitan yang dihadapi oleh setiap bangsawan.

Dari masalah ringan hingga hukuman mati harus mereka jalani. Jika tidak ingin terkena masalah harus menjalani hidup sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh orang yang memiliki kekuasaan di atas mereka.

"Kau ingin membeli apa Alice?" Alice menunjuk sebuah pedagang makanan yang pernah ia makan.

"Kau yakin? Alice ki-"

"Jika kau tidak memberitahu semua akan tetap menjadi rahasia kita," celetuk Alice mampu membuat Darren terdiam.

"Saya pesan 30 tusuk!" ucap Alice membuat mata Darren melotot.

Mereka menunggu di atas kuda. Yap, mereka tidak turun dari atas kuda. "Berapa?" tanya Alice setelah menerima pesananya.

"60 koin tembaga, Nona!" Darren mengeluarkan 1 buah koin emas kecil dan menyerahkannya pada penjual tadi.

"Ambil saja sisanya," ucap Darren dengan datar dan tanpa menunggu respon ia segera memacu kudanya kembali. Sedangkan sang pedagang tersenyum bahagia karena sedang memegang sebuah koin emas kecil.

Para pedagang lain yang melihatnya pun hanya dapat menatap iri saja. Mereka juga ingin mendapatkan apa yang pria itu dapatkan. Sayangnya untuk mendapat hingga 300 koin perak saja sudah susah, apalagi memegang sebuah koin emas.

Darren terus menatap ke arah jalan, walau sesekali melirik Alice yang sangat menikmati makananya. Ia pun berhenti pada sebuah tempat indah yang cukup sepi.

Bahkan saat mereka sudah duduk Alice masih sibuk dengan makanannya. Sepertinya ini Darren salah membelikan Alice makanan itu.

Namun di sisi lain ia juga ingin merasakan makanan itu. Alice yang merasa diperhatikan pun menatap Darren dengan polosnya. "Ada apa?" hingga matanya menatap Darren terus memandangi makananya.

"Mau? katakan saja, aku juga tidak sepelit itu," lanjut Alice dan memberikan setusuk pada Darren.

Sebelum memakannya Darren menatap makananya dengan intens. Sampai dengan ragu mulai memasukkannya ke dalam mulutnya.

Satu gigitan kecil Darren lalukan, ia mencoba meresapi rasa makanan itu. Ternyata rasanya tidak seburuk apa yang ia bayangkan. Justru Darren tanpa sadar mengambil kembali tanpa persetujuan Alice.

Si pemilik yang tidak masalah pun, kembali memakannya. Jika dilihat dari jauh mereka seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara dengan berbagi makanan.

15 menit berlalu ...

Darren dan Alice telah menghabiskan jajanan mereka. Alice yang merasa bosan pun meminta Darren untuk berkeliling pasar kembali.

Mata Alice tidak sengaja menatap sebuah toko aksesoris. "Kita berhenti dulu!"

Keduanya masuk ke dalam toko. Spontan para karyawan yang melihat bangsawan kelas atas pun memberikan hormat pada Darren dan Alice.

"Kau ingin membeli apa?"

Darren melihat sebuah hiasan rambut yang sepertinya akan cocok pada Alice. Ia mengambil diam-diam untuk menghadiahkannya pada Alice.

Alice pun memilih aksesoris yang menarik di matanya. Tidak lupa ia pun mengambil sebuah aksesoris pria untuk diberikan kepada Darren sebagai hadiah telah menemaninya hari ini.

"Sudah?" tanya Darren dan diangguki oleh Alice.

Mereka membayar barang mereka dan kembali menuju kediaman Sacheverell. "Terima kasih telah menemaniku hari ini, Darren." Ucapan Alice membuat hati Darren menghangat.





















Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇




ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Tak Seperti JulietWhere stories live. Discover now