13-Bertemu Pangeran

1.3K 136 0
                                    

Alice hanya diam saat Darren melontarkan pertanyaan yang dilarang baginya. Kalau boleh ia akan memilih untuk diam dan tak menjawabnya, tapi hal itu pasti akan memicu kecurigakan.

"Tidak, aku saja belum pernah bertemu dengan Yang mulia Pangeran Lyman. Melihat wajahnya saja belum pernah," elak Alice dengan wajah setenang mungkin.

"Tapi, pelayanmu mengatakan kau tak sadarkan diri setelah mendengar nama Pangeran Lyman. Reaksimu seakan kau takut padanya, nona Alice," sahut Darren dengan penuh penekanan. Sekilas Alice menegang sebelum mengontrol tubuhnya.

Nalendra dan Riana diam menunggu jawaban dari putrinya yang menurut mereka kurang memuaskan. Ketiganya yakin Alice pernah bertemu dengan putra mahkota kerajaan.

Namun, kenapa Alice mengelaknya? ini masih menjadi pertanyaan yang tak memiliki jawabannya.

"Aku benar-benar, tidak pernah bertemu Yang Mulia Pangeran Lyman. Bahkan mengetahui wajahnya seperti apa saja aku tidak tahu," ucap kekeh Alice.

"Ta-"

"Maaf Yang mulia, sepertinya tidak perlu memaksa Alice untuk mengatakan yang sebenarnya sekarang. Lebih baik kita membahas mengenai air racun tadi," ucap Nalendra menyela pembicaraan.

"Air racun?"

"Iya Alice, seseorang ingin meracunimu. Tapi, kita semua masih belum mengetahuinya."

Alice terdiam mencoba mengingat kejadian ini di kehidupan sebelumnya. Namun, setelah diingat tak ada kejadian di mana Alice diracun. Kenapa bisa berbeda?

Seharusnya sekarang kami semua berada di ruang rapat dan kemudian membahas pertunangan Alice dengan Lyman. Walau Alice yakin soal pertunangan sekarang akan berbeda.

Adegan ini sudah melenceng jauh dari yang seharusnya!

Apa tidak apa-apa?

"Siapa yang ingin meracuniku?"

"Kami belum mengetahuinya yang pasti salah satu dari para dayang adalah pesuruhnya. Hanya Arna yang melihat Dayang itu memberikan minumannya!"

"Racun jenis apa itu?"

"Foxglove, racun yang terbuat dari bunga cantik," celetuk Riana.

Riana yang memang nenyukai bunga pun bisa langsung mengetahui jenis bunga apa yang berada di minuman. Apalagi ia paham tanaman apa yang bisa dibuat obat dan racun, bisa dibilang ia adalah ahli obat herbalis.

"Ayah, sudah meminta Arna mencari?" Nalendra mengangguk sebagai jawaban.

"Berapa jeda waktunya ketika minuman itu datang?" tanya Alice kembali seperti seorang polisi.

"Mungkin sekitar setengah sampai hampir satu jam kemudian, memangnya kenapa?" tanya bingung Nalendra.

"Jika kita terlalu lama, bisa saja pelaku sudah melarikan diri," jawab Alice.

"Bagaimana anda mengetahui ini semua, Nona Alice?"

Tubuh Alice menegang seketika. Sepertinya dirinya sudah kelewatan. Bagaimana bisa di sampai kelepasan seperti ini? jika pun ia menjawab, pasti tidak akan ada yang percaya padanya.

"A-aku pernah membacanya di salah aatu buku, kau tahukan aku senang membaca," alibi Alice.

Darren menatapnya dengan penuh selidik, membuatnya was-was. "Benar Yang mulia, akhir-akhir ini Alice memang lebih sering membaca buku dan melakukan aktifitas fisik lainnya. Justru sekarang ia jarang berkumpul dengan teman bangsawan lainnya," ucap tenang Riana membuat mata Alice melotot.

Darren yang melihatnya pun terkekeh kecil. Ia sudah menebak bahwa Alice memiliki kepribadian yang menarik. Terbukti dengan ucapan Ducches Riana.

"Asalkan Nona Alice nyaman, itu tidak masalah bagi saya," ucap Darren dengan tatapan penuh arti.

"Ya sudah, untuk pelaku akan segera Ayah tangkap. Sekarang kamu istirahat dulu ya, jika pelaku sudah ada nanti akan ada yang membangunkanmu!" titah Nalendra yang setujui oleh Riana dan Darren.

Satu-persatu dari mereka pun keluar dari kamar. Alice yang ditinggalkan memilih untuk memejamkan matanya, mematuhi titah Ayahnya.

"Mungkin Aku memang harus tidur dulu!"

Saat hari sudah mulai gelap Alice membuka matanya. Ternyata dirinya sudah tertidur cukup lama.

"Ternyata Nona sudah bangun, saya tadi diminta Tuan untuk membangunkan Nona karena sudah waktunya untuk rapat," ucap Arna setelah ia berada di sebelah Alice.

Alice hanya mengangguk sebelum dirinya bangun dan berjalan menuju ke pemandian. "Nona, saya akan menyiapkan air untuk Nona dulu," ucap Arna saat melihat Alice berdiri.

"Cepatlah!" Alice pun kembali duduk dan menunggu Arna menyelesaikan tugasnya.

"Jujur aku penasaran siapa yang memerintah Dayang itu ya?" gumam Alice bertanya-tanya.

"Nona airnya sudah siap!" tanpa berkata Alice berjalan begitu saja.

Saat Alice sedang mandi, Darren datang mengetuk pintu. Arna yang mendengar ketukan pun membuka pintunya dan melihat Darren.

"Yang mulia Pangeran, mencari Nona Alice?" Darren mengangguk sebagai jawaban.

"Silahkan masuk, Nona sedang bersiap!"

Perlahan Darren masuk dan menelusuri kamar Alice. Hingga ia memilih untuk duduk tepat di depan jendela kamar. Saking fokusnya melihat keluar ia tak sadar bahwa Alice sudah selesai.

"Pangeran!" panggilan itu membuat Darren membalikkan badan dan melihat wajah mungil Alice yang cantik.

"Sudah siap? kita sudah ditunggu di ruang rapat," ucap Darren dan mengulurkan tangan kanannya.

Alice menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih."

Keduanya berjalan beriringan seakan pasangan kekasih yang romantis. Bahkan sesekali Alice terkekeh kecil karena candaan Darren.

"Yang mulia Pangeran Darren!" seru seseorang dari belakang tubuh mereka.

Darren dan Alice membalikkan badan dan melihat sesosok pria yang berumur sama dengan Darren. Namun, melihatnya mampu membuat tubuh Alice bergetar hebat.

"Pangeran Lyman!"

Saat akan kembali membuka suaranya Darren merasakan tubuh Alice bergetar dengan rancauan tak karuan.

"Nona Alice, kau baik-baik saja?" tanya khawatir Darren.

"Jangan-jangan ... a-aku tidak mau ...."

"Nona Alice, sadarlah!" ucap Darren setelah mengubah posisunya menjadi setengah berjongkok menatap wajah Alice yang panik.

"Nona Alice!!" seru Darren saat tubuh Alice meluruh ke bawah. Lyman yang melihatnya terdiam di tempat.

Tanpa kata Darren membawa tubuh Alice kembali ke kamarnya. "Yang mulia!" seru Lyman saat sadar Darren berjalan menjauh.























Jangan lupa Vote N komen dan baca cerita Arissa yang lain.


Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?" tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇




ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇
👇👇👇👇👇👇👇

Tak Seperti JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang