10-Sampai ke Mimpi

1.4K 173 3
                                    

Setelah drama Alice dan Darren tadi, saat ini Alice sudah berada di kamarnya. Ia duduk bersadar headboard dengan pandangan lurus ke depan.

Tadinya Alice akan tidur saat sampai di kamar, tapi Darren mengatakan bahwa ia akan membawakan cemilan untuknya. Akhirnya Alice pun hanya bisa menerimanya.

Sudah 15 menit ia menunggu tak ada tanda-tanda bahwa Darren akan kembali, hingga tanpa sadar matanya mulai memberat dan memejamkan matanya.

"Aku di ma-"

Perkataan Alice terhenti ketika melihat seorang pria sedang mendekati perempuan yang ketakutan. Matanya membulat ketika melihat siapa perempuan itu.

Respon badan pun mulai mengikutinya. Gemetar dengan wajah panik mulai melingkupi diri Alice. Dia ingin berteriak, tapi entah kenapa tak ada suara yang keluar.

Alice semakin panik, badannya bergetar hebat ketika pria itu semakin mendekat si perempuan. Air mata sudah mengalir dengan deras tanpa sempat dicegah.

"To-t-tolong!" ucap terbata Alice dengan sekuat tenaga.

Dia ingin pergi dan memilih tak melihat adegan ini. Namun, kakinya seperti ada lem yang merekat. Ia ingin kabur dari sini!!

Siapapun tolong selamatkan dirinya!!

Samar-samar Alice mendengar suara seseorang memanggil namanya. Hingga perlahan suara itu semakin membesar.

"Alice!! ALICE!!"

"Aakkhh!" Alice bangun langsung terduduk dengan dada bergumuruh, keringat yang berucucuran bahkan air matanya masih menetes.

"Kamu kenapa?" ucap Darren khawatir, tentu ia baru saja masuk dan mendengar Alice berteriak dengan mata tertutup.

Alice tak menanggapi ucapan Darren, ia masih berusaha untuk mengendalikan dirinya sendiri.

Beberapa saat sebelumnya ....

Setelah memaksa Alice untuk menunggunya Darren dengan semangat menuju dapur. Ia sampai lupa bahwa saat tidak berada di istananya.

Tanpa memerdulikan dayang dan pengawal, Darren mengambil sebuah camilan yang terkihat enak. Ia juga membuatkan minuman untuk Alice sendiri.

Setelah semua siap Darren meminta salah satu dari mereka untuk membawanya ke kamar Alice. Namun, tiba-tiba ia diminta untuk menemui Nalendra sebentar.

Darren pun meminta dayang itu menunggu sebentar. Butuh waktu 15 menit untuk urusannya dan Darren kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Alice.

Bukannya wajah senang Alice, justri raut ketakutan yang Darren ia lihat. Ia berlari kecil menuju tubuh Alice sebelul berusaha membangunkannya.

"Aakkh!! Tolong!! SIAPAPUN TOLONG!!"

Dengan panik Darren mengguncangkan tubuh mungil milik Alice. "Nona Alice!! Alice!! ALICE!!" dan saat itu Alice terbangun.

Setelah dirasa sudah mulai tenang Alice meminta diambilkan minum. Darren pun menurut dan menuntun tangan Alice yang masih sedikit gemetar.

"Kamu kenapa?" Alice hanya menggeleng pelan membuat Darren frustasi.

Ia bingung harus bagaimana menenangkan Alice, sedangkan dia saja tak tahu apa yang membuat Alice seperti ini. Ingin rasanya memaksa Alice bercerita, tapi itu bukan cara yang baik.

"Ya sudah, sebaiknya kamu tidur lagi!" titah Darren dan menaikkan selimut milik Alice.

Saat Darren beranjak tangannya dicegat oleh Alice. "Jangan pergi!" ucap Alice dengan suara serak.

Darren pun memutuskan untuk duduk di samping dengan tangan menggenggam erat tangan mungil Alice. "Tidur ya, aku nggak akan ke mana-mana!"

Ucapan itu seakan lagu penghantar tidur untuk Alice. Mata mulai memberat hingga perlahan menutup, walau sesekali berusaha untuk membukanya. Elusan lembut di kepalanya membuatnya semakin merasa nyaman.

"Aku nggak tahu apa yang kamu lihat di mimpi, tapi aku akan berusaha untuk selalu ada di samping kamu," ucap Darren setelah merasa bahwa Alice sudah terlelap sempurna.

Cukup lama Darren di sana. Ia pun memutuskan keluar dan kembali ke kamarnya sendiri. "Permisi Yang Mulia!"

"Iya ada apa?"

"Ada surat dari Yang Mulia Kaisar!" Pengawal itu memberikan sebuah surat kepada Darren.

"Saya pamit undur diri!"

Darren membuka surat itu dan membacanya dengan teliti. Ternyata Ayahnya menanyakan kenapa ia belum kembali juga. Darren hanya mampu menatap datar surat dari Ayahnya.

Dia tak heran lagi, karena itulah sifat asli Kaisar jika pada keluarga berbeda sekali dengan apa yang ditampilkan di depan rakyat.

Perlahan Darren mendekat ke meja, mengambil sehelai kertas dan menuliskan sebuah pesan singkat untuk sang Ayah.

Pesan yang sangat singkat, berbeda jauh dengan surat Ayahnya yang berisi hingga dua lembar itu.

Jika melihat isi suratnya membuat Darren membayangkan ketika ia dan Alice sudah menikah nanti. Ia pastikan akan banyak Alice lucu nanti. Baru dibayangkan saja sudah membuat dirinya sebahagia ini, apalagi itu menjadi sebuah kenyataan.

"Aku pastikan kamu bersamaku!"

Keesokkan harinya di kekaisaran ....

Sang Kaisar menatap senang surat dari Putranya. Dengan perlahan ia membuka suratnya. Kenapa senang? karena jarang sekali Darren membalas surat secepat ini.

Kernyitan di dahi muncul ketika bagian bawah kertas tidak terdapat tulisan. Sang Kaisar pun semakin penasaran, hingga sepenggal kalimat membuatnya mematung.

Sebentar lagi anda akan mendapatkan seorang menantu.

Hanya itu yang tertulis dalam suratnya. Ia termenung dan kembali membaca isi surat itu. "Menantu? HAH!!"

Permaisuri yang berada di samping Kaisar pun terlonjak kaget mendengar perkataan dari Suaminya itu. "Menantu siapa?"

"Darren."




























Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.


Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇


ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇
👇👇👇👇👇

Tak Seperti JulietWhere stories live. Discover now