•5• Pengumuman

829 88 13
                                    

Author POV

"Hah? Lo juga gak lolos?" Kynna terkejut mendengar kabar kalau Dian tidak lolos seleksi wawancara.

Dian mengangguk sembari mengunyah ramen di mulutnya.

Dian dan Kynna sama sama tidak lolos. Tapi, dua cewek itu tak ambil pusing dan malah jadi stres. Bagi mereka berdua, kesempatan itu memang harus dicoba meskipun hasilnya belum pasti atau bahkan gagal.

Setidaknya mereka mencoba daripada menyerah sebelum berjuang, ya sudah pasti gagal.

"Zalina aja yang keterima?" Ilona memastikan.

"Iya alhamdulillah, gue diterima di bagian hubungan masyarakat"

Dian dan keempat sahabatnya sedang duduk melingkar di sebuah tempat makan (nge-ramen) setelah kelas mereka selesai.

Hari ini, mereka patut diapresiasi karena paper mereka sudah di acc oleh Pak Dio. Meskipun Dian mengalami drama panjang sebelum tugasnya diterima. Dia harus berhadapan dengan Rafa, merevisi, laptopnya yang error, hingga telat mengumpulkan. Akibatnya, Dian harus mengumpulkan seribu alasan mengapa dirinya terlambat. Pak Dio sempat menolak. Tapi, karena Dian sudah pernah konsultasi dengan Rafa, jadilah dosen itu menerima tugas Dian. Beliau menghargai perjuangan mahasiswanya yang mau dibimbing.

Pak Dio gak tau aja kalau Dian tertindas waktu konsultasi.

"Ke rumah gue, yuk! Kita nobar terus masak-masak", ajak Dian dengan antusias.

"Wah asik tuh, gue nyusul ya. Mau revisi RAB sama anak-anak", Devia yang anak BEM itu beralasan akan menyusul karena ada rapat mendadak.

"Asal ga malem aja lo ke rumah gue"

"Ayooo!! pengen masak bareng Didi", sahut Ilona antusias.

"Gue rencananya mau bikin martabak ala ala gitu, kemarin gue abis dari supermarket dan beli bahan-bahannya. Terus gue lagi pengen banget nonton Hospital Playlist season kedua" suara Dian terdengar sangat gembira

"Gue juga mau nonton itu!!!" Zalina tak kalah gembira.

"Season satunya aja gue belom beres", keluh Ilona.

"Yah ga asik. Kick dia!" titah Zalina, bercanda.

"Lo berani nge-kick ustadzah kita semua, awas lo dosa lho" ancam Devia, sementara itu Ilona dan yang lain hanya tertawa.

"Gue sekalian ikut review barang di rumah lo boleh ga?" tawar Kynna, dia mendapat pesanan untuk review pakaian dari sebuah brand lokal.

"Apa sih yang engga buat Kynna", rayu Zalina sembari mencolek dagu gadis itu.

"Lo ikut juga kan zal?" Dian memastikan.

"Ikut dong, tapi agak sorean gue izin ya mau kumpul sama cowok cowok tamvan"

"Wah gabung dong" kata Devia, dia langsung paham siapa yang dimaksud cowok cowok tamvan oleh Zalina.

"Ga boleh, lo orang eksternal dilarang masuk!"

Mendengar kata-kata cowok cowok tamvan, otak Dian langsung terbayang wajah Rayyan saat dirinya di wawancara. Bahkan notifikasi dari Instagram-nya dua hari lalu belum sempat ia lihat. Gadis itu jadi bertanya-tanya, mengapa ia tidak lolos? Apakah hanya karena belum punya pengalaman? Lalu, kenapa cowok itu malah mem-follow-nya?

"Aaaaaaa!!!"

Tiba-tiba Devia menjerit. Suara itu membuyarkan lamunan Dian.

Kuah ramen yang tersisa di mangkuk berwarna merah hitam itu tumpah mengenai cardigan, baju, dan celana jeans denim milik Devia.

Jodoh Sekampus (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang