Tujuh

52 7 0
                                    

Maaf ya lama menghilang 🙏🙏 kerna udah mau mulai kuliah aku akan langsung up 4 chap ya











Renjun berjalan sambil mendongakkan wajahnya ke langit. Pepohonan yang melindunginya dari cahaya matahari membuat nafasnya merasa sangat bebas. Sebuah gelas kertas berisi kopi kental yang di belinya masih berada di genggaman kedua tanganya dan memberikan kehangatan kesekujur tubuhnya. Angin sore kali ini benar-benar membuatnya merasa sangat lega. Ini
adalah salah satu hal yang disukainya dari London. Meskipun sedang musim panas, panas yang di rasakanya tidak menusuk kulit. Setidaknya selama di London ia tidak perlu mengejar-ngejar krim pemutih seperti yang selalu di lakukanya waktu SMA dulu. Tanpa usaha yang signifikan, udara London sudah membuat kulitnya semakin cerah dari tahun ketahun terlebih saat menghadapi musimndingin.

Casio gold yang menghiasi pergelangan tanganya di pandangi berkali-kali. Renjun sedang menunggu Yeri menjemput. Wanita itu mungkin terlalu tua untuk berteman denganya, mereka bertemu di Soho dan Yeri adalah salah satu pelanggan setianya. Setidaknya di saat Renjun membutuhkan tempat tinggal untuk sementara waktu ini, Yeri menyediakan rumahnya untuk berbagi. Melarikan diri seperti ini membuat Renjun merasa bodoh  karena tidak bisa di pungkiri kalau dirinya masih sangat
membutuhkan Mark. Tapi laki-laki itu memberikan alasan yang cukup kuat untuk menjauh selamanya. Renjun hanya tidak ingin menambah beban Mark bila laki-laki itu tau ada hal yang lebih menyakitkan sudah menimpanya. Satu masalah pernah membuat Mark tampak begitu menderita dan Renjun tidak mungkin melakukannya lagi. Meninggalkan Mark dalam rasa sakit yang akan memudar seiring dengan waktu lebih baik daripada bersamanya dan membuat Mark menanggung rasa sakit yang lebih dari itu untuk selamanya.

Kopi yang mengepulkan asap beraroma hangat itu menggoda Renjun untuk meneguknya sekali lagi. Sesaat kemudian kehangatan tadi menyebar ke sekujur tubuhnya dan membuat Renjun menghembuskan nafas dengan sangat nikmat. Ia sangat suka kopi karena kopi bisa membuatnya merasa rileks dan lebih tenang, Itulah yang menyebabkan Renjun menjadi Barista dan meninggalkan rumah tiga tahun silam untuk menjalani training khusus dengan salah seorang seniornya di kampus yang juga adalah teman laki-laki yang paling dekat denganya, Lee Jeno atau biasa di panggilnya dengan Jeno. Laki-laki itu adalah seorang Barista di sebuah hotel terkenal yang berada di dekat rumah ayahnya di Ilchester, Jeno yang memperkenalkanya dengan Kopi yang pada akhirnya menjadi bagian dalam hidup Renjun hingga sekarang.

Beberapa orang yang sedang berlari-lari kecil menarik
perhatian Renjun. Salah satu dari mereka adalah temanya di kampus dan sedang melambaikan tangan padanya. Renjun hanya membalas dengan senyum dan memilih melompati pagar besi rendah yang berada di pinggir jalan setapak untuk beristirahat. Ia membuka sepatu sportnya sehingga kaki-kakinya menyentuh sejuknya rerumputan. Beberapa orang sedang berbaring disana dan Renjun juga akan melakukan hal yang sama. Selama beberapa hari ini dirinya selalu datang kemari pada pagi hari dan baru pulang setelah sore dengan alasan berolah raga meskipun sebenarnya Renjun hanya berkeliling saja dan menelusuri jalan yang sama setiap harinya. Besok semua kesenangan ini akan berakhir dan memang harus begitu. Ia hanya boleh lari dari kenyataan selama tiga hari dan harus kembali menjalani rutinitas seperti sedia kala. Tidak ada satu kesedihanpun yang boleh menetap lama di benaknya termasuk kesedihan karena pertemuannya kembali dengan laki-laki bernama Mark itu.

   Cangkir kertas berisi kopi yang tinggal setengah itu di letakkan Renjundi atas rumput di sebelanya berbaring. Langit tidak tampak jelas karena ditutupi dedaunan dengan kerlip cahaya matahari menghiasinya. Renjun memejamkan mata, semoga Yeri bisa menemukanya di tempat ini.

Love Latte [MarkRen] Where stories live. Discover now