Sebelas

99 3 0
                                    

Haloo, ada yang kangen g hehe, selamat tahun baru 2022, maaf baru bisa update skrg, udah setahun yg book ini sejak dipublish tahun 2021, gpp insyaallah sebelum ultah Renjun book ini bisa selsesai ya, doaian aku ya kalian



Anak itu itu baru datang dengan seragam lengkapnya. Kali ini rambutnya di kuncir ke belakang dengan sederhana membuat Renjun tampak semakin dewasa. Dia datang tanpa memperhatikan Mark sama sekali dan kembali kekesibukanya seperti biasa. Setelah berkeliling menanyakan pesanan, Renjun hampir tidak keluar sama sekali dari dapur kecuali untukmengantarkan pesanan beberapa orang penting yang ingin di layani langsung olehnya.

Kalau sedang bekerja Renjun menjadi orang yang berbeda lagi. Semua orang mengenalnya dengan nama Injun, mengingatkan Mark pada cerita Wendy karena ia memiliki anak angkat yang di panggilnya Injun karena gadis itu yang mengingatkan Wendy kepada Injun putri kandungnya, Wendy tidak salah karena gadis yang selalu di perlakukannya secar istimewa memang putrinya.

Renjun tampak sangat professional dan penuh dengan

keceriaan, ucapanya yang cerdas seringkali di sukai pelanggan dan dia sepertinya sangat menguasai apapun tentang kopi. Ini adalah kedua kalinya Mark datang ke Coffee Shop hanya untuk memperhatikan Renjun saat dia bekerja dan kedua kalinya juga ia melihat laki-laki itu di tempat duduk yang sama seperti sebelumnya,
menggunakan pakaian dan topi yang sama dan juga melakukan hal yang sama dengan yang Mark lakukan,

memperhatikan Renjun dari awal datang hingga sekarang.

Mark tau kalau Renjun sudah menyadari kedatangan laki-laki itu, dan ia juga bisa melihat kalau di balik wajah cerianya, Renjun edang menyembunyikan sesuatu. Tapi walau bagaimanapun ia sangat prima karena bukan hanya satu atau dua orang yang memperhatikanya. Kepercayaan diri yang tidak Mark miliki di luar Coffee shop ini. Renjun membawa nampan berisi secangkir kopi kepada seorang laki-laki yang duduk di meja yang berada di samping Mark, meletakkan pesanan dan mempersilahkan dengan

sopan di iringi bincang-bincang singkat tentang coffee art yang di lakukanya di atas kopi pesanan laki-laki itu.

"Kau sedang bahagia?" Tanya laki-laki itu sopan. "Kau

menggambar bunga apa?"

Renjun angkat bahu, "Itu bunga spesies baru." Katanya sambil tertawa kecil. "Kalau kau bertanya apakah aku sedang bahagia? Tentu saja. Karena malam ini kau datang lagi untuk menikmati kopi buatanku. Aku sangat bahagia dengan itu!"

"Anak ini," laki-laki itu kemudian terkekeh untuk beberapa waktu. "Apakah kau sedang menggoda orang tua?"

Renjun mengembangkan senyumnya lebih lebar lagi. Laki-laki itu mungkin juga pelanggan tetapnya yang datang pada hari-hari tertentu.

"Aku akan kembali ke Paris besok lusa. Kau mau datang

kerumah besok sore? Istriku mengundangmu kerumah untuk

terakhir kalinya."

"Benarkah? Kalau begitu aku akan sangat merindukanmu dan keluargamu!" Gumam Renjun dengan akting sedihnya, "Aku akan datang bila tidak sedang berhalangan. Kalau begitu selamat menikmati kopiku, aku harap bukan untuk terakhir kalinya. Aku akan membuatkan kopi untukmu kalau aku ke Paris suatu saat

nanti."

Laki-laki itu mengangguk-angguk. Perlahan-lahan Haruka

meninggalkanya dengan sopan menuju Kent. Ia mengembangkan senyumnya lagi, tapi terlihat sedikit mengerikan. "Anda tidak memesan apa-apa dari tadi, Apa perlu bantuan?" Tanyanya sopan.

"Tidak, tadi aku cuma sedang berfikir akan minum apa!"

"Jadi, Anda mau minum apa? Sudah tau mau pesan apa?"

"Aku pesan yang seperti itu!" Kata Mark sambil menunjuk kemeja laki-laki Paris tadi.

Spontan Renjun memandang kearah laki-laki yang

mengundangnya makan malam dan tersenyum kepadanya sekali lagi. Laki-laki itu memandang Mark dan tersenyum ramah untuknya juga. Tampaknya ia mendengarkan ucapan Markbarusan dan segera maklum.

"Buatkanlah untuknya juga dan aku yang traktir." Kata laki-laki itu, "Gambarkan sebuah hati di atas cangkirnya."

Spontan Renjun dan Mark saling pandang, tapi kemudian

Renjun melarikan pandanganya kearah lain. "Baiklah, tunggu sebentar!"

"Renjun." Mark memanggil namanya keras, beberapa orang memandang kearah Haruka dan mulai berfikir yang bukan-bukan. Selama ini semua orang mengenalnya dengan nama Dong Injun dan tidak ada yang berani memanggilnya Renjun selain keluarganya dan Yeri. Mark melihat wajah Renjun yang

menahan geram berpaling kearahnya. "Mama , Antarkan kopi Papa ke meja Tuan itu!"

TBC

Harini punya update itu aja ya, semoga kita ketemu lagi dilain waktu.

Kalian tahu hargai sesuatukan!!!!

Untuk book sebelah pas aku kelar book ini ya, baru deh aku sambung ya, pai pai

Lagi satu, kayaknya Somewhere in Europe Markren kayaknya jadi deh heheh😆😆





Love Latte [MarkRen] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora