03. "Mira"

19.7K 1K 14
                                    




"Tasya." Panggil tuan Al yang sepertinya terdengar dari arah ruang tamu. Segera mungkin Tasya turun dari ranjangnya dan menjawab panggilan dari ayahnya.

"Iya ayah?" jawab Tasya yang langsung turun dari kamarnya.

"Ada apa ayah?" Tanya Tasya.

"kenapa kau tidur mengenakan gaun?" tanya tuan Al.

"A-aku.." jawab Tasya bingung.

"Sudahlah. duduk dulu ada yang ingin ayah tanya kan kepadamu," kata tuan Al.

Tasya pun duduk di bangku yang berada di hadapan tuan Al. "Ada apa ayah?" Tanya tasya bingung.

"Kemarin saat di istana kau bertemu dengan siapa?" Tanya tuan Al langsung.

"Em...kenapa ayah menanyakan hal itu?" Tanya Tasya heran.

"Jawab saja," jawab tuan Al.

"Ya...aku bertemu dengan banyak sekali orang, tetapi aku bertemu dengan seseorang yang sepertinya sangat aku kenal sudah sejak lama. Orang itu begitu tampan dan saat aku menggenggam tangannya, aku merasa ada sesuatu yang sepertinya tersembunyi dari dalam diriku. Sesuatu yang sangat aku ingin kan. Tetapi, aku tidak tahu apa itu," jawab Tasya terus terang.

"Dan apalagi aku bisa berdansa dengan sangat lancar, waw...aku bahkan baru pertama kalinya berdansa. Aku merasa sepertinya kaki ini sudah terlatih untuk melakukan gerakan dansa apapun. Dan jika ayah tahu, kalau orang yang mengajakku berdansa tadi adalah..." kata Tasya memperlambatkan katanya.

"Siapa?" Tanya tuan Al.

"Dia adalah prince Dexter." Jawab Tasya.

Tuan Al langsung kaget dan langsung shock mendengarnya. "Jadi itu benar, kalau Tasya bertemu dengan Prince Dexter." Batin tuan Al.

"Ayah? Ayah kenapa? Kenapa ayah langsung shock kayak gitu waktu aku bilang prince Dexter?" Tanya Tasya yang semakin heran.

"Ah...tidak apa-apa. Ok. Sebaiknya ayah langsung kembali memahat karena, banyak sekali orang yang memesan dengan kita." kata tuan Al yang langsung meninggalkan Tasya sendiri di ruang tamu.

Tasya semakin bingung dan heran kepada sikap tuan Al tadi saat mendengar nama prine Dexter. Untuk melupakan segalanya seperti biasa Tasya duduk di bawah pohon, di kebun rahasianya seraya membaca sebuah buku.

****

"Kau jangan asal bicara Dexter! Jika King Richad mengetahui apa yang kau katakan barusan, dia bisa menghukummu sangat berat," bentak Queen Harley.

"I know, I know. Tapi, itu benar. Aku sangat mengenali Vanessa dari atas sampai bawah, aku mengenali dia. Aku yakin perempuan itu adalah Vanessa," jawab Prince Dexter.

"Dexter sebaiknya kau ikut denganku," kata prince Gray.

"Kemana?" Tanya prince Dexter.

"Ke suatu tempat yang sangat princess Vanessa sukai." Jawab prince Gray.

****

Di tempat rahasianya Tasya duduk sambil membaca bukunya. "Buku ini menceritakan tentang hilangnya princess Vanessa dan prince Dexter menganggapku sebagai princess Vanessa. Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Tasya bingung.

Tasya membuka lembaran pertama yang menceritakan tentang masa lalu princess Vanessa saat kecil dulu.

Blas!

Pikiran itu muncul kembali dengan tiba-tiba, seakan membawa Tasya ke dunia buku ini.

"Dimana aku? Kenapa aku berdiri, bukannya aku sedang duduk di bawah pohon it-tu." Perkataan Tasya terpotong saat Tasya melihat seorang anak laki-laki bersama dengan seorang anak perempuan cantik yang wajahnya tidak terlihat begitu jelas. Tasya hanya diam dan mengikuti alur cerita buku ini.

The Lost Princess (END)Where stories live. Discover now