7. First impression

89 23 143
                                    

"Melepasmu adalah rasa sakit yang luar biasa, namun aku masih sangat sadar untuk bersama mu itu hanyalah sebuah kepura-puraan."

~Aska Aditiya Dirgantara ~

"Mungkin ragamu memang bersamaku, tapi hatimu bukan untukku, percaya gak percaya,  hidup bersama orang yang hatinya untuk orang lain itu lebih menyakitkan dari pada melepaskannya untuk bersama orang lain."

~Aldi Tirta Guna~

Typo bertebaran dimana-mana!!

Happy reading and enjoy

***

Setelah pertengkaran nya dengan Megan tadi, Alana memutuskan untuk langsung masuk ke kelas, mengingat sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi.

Sesampainya di kelas Alana di suguhkan dengan kondisi kelas yang sudah ramai oleh para siswa, mereka bercanda, berbincang, dan tertawa membuat keadaan kelas semakin riuh dan ramai.

Glaydis, Bintang, Fanya, Shelina, dan Jelita menyambut Alana dengan hangat. Alana hanya tersenyum tipis lalu duduk di bangkunya. Kelima gadis itu menatap Alana heran.

"Kenapa lo, pagi-pagi gini udah cemberut aja?" tanya Glaydis.

"Bukannya harusnya lo itu happy, ya? Kan kemarin lo habis di gendong sama Elfathan?" goda Jelita.

"Bahagia dari mana? Yang ada gue malah menderita gara-gara dia, sampe-sampe satu sekolah nyinyirin gue," ketus Alana.

"Ya gak papa kali, Na. Biar lo tambah terkenal terus kita kecipratan tenarnya," sahut Shelina bersemangat.

"Yeh, itu mah maunya lo," timbal Bintang.

"Eh, btw video lo yang di gendong Elfathan itu bener gak sih?" tanya Fanya penasaran.

Alana mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya. "Video? Video apaan?"

Fanya menyodorkan handphone nya kepada Alana yang menampilkan sebuah video di layar ponselnya. "Nih, lo liat aja sendiri!"

Alana membulatkan matanya kaget, bisa-bisanya dalam keadaan genting seperti kemarin masih ada saja orang yang menyempatkan diri untuk merekam kejadian itu.

"Video lo yang berantem sama Elfathan di kantin, sama video lo yang di gendong Elfathan kemarin itu udah menyebar luas di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah," jelas Fanya.

"Pantesan, satpam sekolah aja sampe tau sama gue," sahut Alana.

"Yang di gendong Elfathan itu bener lo, kan?" tanya Jelita yang dianggguki Alana.

"Kok bisa? Lo emangnya kemarin kemana aja sampe gak langsung pulang? Udah tau sekolah di serang, lo malah berkeliaran di lingkungan sekolah," omel Shelina.

"Siapa juga yang berkeliaran, gue itu kemarin cuma mampir ke toilet sebentar, lagian mana gue tau kalo lagi ada penyerangan," timbal Alana.

"Lo gak papa kan? Lo gak terluka parah kan, mereka apain lo kemarin? Terus kenapa dahi lo pake plaster kayak gitu?" cerocos Glaydis.

"Satu-satu kali nanyanya?" desis Bintang.

"Gue gak papa, cuma pelipis gue yang luka sama sudut bibir gue sobek dikit," balas Alana.

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang