13. Aska is Feeling

77 9 135
                                    

Haihai, Dear. I'm back

Ada yang kangen kah?
Ada yang nunggu?
Ada yang cabut?

Lama gak up, ya? Hhe i'm so sory bestie;(

Py reading and enjoy❤

***

Hari weekend selalu menjadi hari yang di tunggu-tunggu oleh semua orang, terutama para remaja. Mereka akan menghabiskan waktu untuk berkumpul dan bersenang-senang bersama keluarga, teman, dan orang-orang terkasih nya.

Berbeda dengan para remaja pada umumnya yang akan menghabiskan waktu weekend dengan hangout bersama teman-temannya seperti pergi ke mall, salon, caffe, atau ke tempat healing lainnya, Alana selalu menghabiskan waktu weekendnya dengan latihan beladiri dan kegiatan ekstream lainnya yang dapat meningkatkan kekuatan fisik dan mentalnya.

Seperti biasanya hari ini Alana sudah bersiap untuk pergi ke tempat latihan beladiri, namun sepertinya rencananya hari ini untuk berlatih akan gagal karena kedatangan teman-temannya.

"Ngapain kalian ke sini?" tanya Alana saat mendapati teman-temannya berada di ambang pintu rumahnya.

"Dih, santai aja kali tuh mukanya," ujar Glaydis sambil memperhatikan penampilan Alana dari atas hingga bawah. "Widih, udah rapih aja nih, mau kemana lo?" tanyanya.

Alana memutar bola matanya malas. "Kepo lo! Udah deh, to the point aja lo pada ngapain ke rumah gue pake bawa tas gede-gede kayak gitu? Mau muncak?"

"Hhe, kita mau jenguk lo lah, tapi kayaknya lo udah sehat, deh," alibi Senja mengada-ngada. Padahal sudah jelas orangnya udah sehat bugar kayak gitu.

"Mau jenguk gue tuh bawa bingkisan bukan bawa tas gede kayak mau ngungsi," ketus Alana.

"Tau aja lo, kita emang mau ngungsi di rumah lo selama weekend sampe masuk sekolah," kata Fanya yang diangguki oleh semuanya sambil menatap Alana penuh harap.

"Ngungsi sih, ngungsi tapi gak setiap saat juga kali, rumah gue bukan tempat pengungsian korban bencana alam, kayak lo semua," dengus Alana sebal karena teman-temannya selalu menjadikan rumahnya sebagai tempat pelarian dan pengungsian para korban kurang healing seperti mereka.

"Heh! Asal lo tau, ya? Tadinya kita tuh, mau ngungsi di puncak bukan di sini. Tapi karena lo sakit kemarin jadinya kita cancel aja rencananya. Soalnya kalo gak ada satu gak seru, kalo satu gak ikut semuanya juga gak jadi pergi, kita kan solider, iya gak?" cerocos Glaydis sambil meminta persetujuan yang lainnya untuk membuktikan kebenaran dari ucapannya.

"Untuk rencana ke puncak kita pending dulu sementara sampe lo bener-bener pulih. Berhubung kita gak jadi healing ke puncak dan gak mau berakhir stress di rumah jadi healingnya dialihin ke rumah lo aja," celetuk Fanya dengan entengnya.

"Tante Mamih juga nyuruh kita nginep di sini kok, buat nemenin kalian berdua. Soalnya tadi Tante Mamih bilang Om Yuda sama Bang Vino lagi gak ada di rumah, jadinya rumah ini sepi, deh."

"Dan untuk memeriahkan rumah ini, Tante Mamih minta kita semuanya dateng kesini untuk mencairkan suasana. Iya, enggak?" Lagi-lagi Glaydis meminta persetujuan yang lainnya agar terbebas dari amukan Alana.

"Hooh, dari pada healing kita ke puncak gak jadi dan kita gak jadi liburan. Mending kita liburan di rumah lo aja, terus kita bikin tenda di atas teras kamar lo, kan seru tuh, muncak di rumah mewah," cengir Shelina.

"Kenapa gak di suruh masuk, sayang?" sahut Diani yang tiba-tiba datang dari belakang Alana.

"Tau lo, gak sopan banget sama tamu. Bukannya di sambut hangat dan di persilahkan masuk, ini malah di introgasi," cibir Glaydis.

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang