14. Serangan

30 2 0
                                    


"Its, my dream, Mas!"

"My dream, not her!!"

Prang!!

"Terus ini apa, hah?"

Markas Tiger Gang kini di hebohkan dengan suara teriakan si sengklek Ahdan yang tiba-tiba menemukan sertifikat Apartemen mewah minimalis milik Elfathan yang baru saja cowok itu beli kemarin.

"Ningrum Kamboja itu siapa, Mas?"

"Kembang Kamboja itu siapa, hah? Namanya ada di sini, lho," ucapnya histeris sambil menunjukkan sertifikat Apartemen yang jelas-jelas atas nama Elfathan bukan Ningrum Kamboja.

"Oh, atau jangan-jangan namanya juga ada di hati kamu, iya?" terkanya dramatis yang sungguh tidak mencerminkan sikap mbak Kinaan yang bijaksana.

Padahal niatnya ingin terlihat bijaksana dan berwibawa saat bermain peran, tapi nyatanya malah seperti pasien rumah sakit jiwa yang kabur dari tawanan.

Prik? Banget.

Entah sudah berapa kali cowok kurang edukasi itu ngamuk dan berteriak sampai memecahkan pot bunga kamboja kesayangan Digta. Untung saja, Digta sedang keluar bersama Wario tadi. Kalo tidak, sudah tinggal nama Ahdan sekarang.

"Sengklek lo," desis Elfathan tajam lalu merampas sertifikat Apartemen barunya dari Ahdan.

"Aku yang sengklek? Kamu yang gesrek Mas!" kata Ahdan yang sudah mulai kelelahan ngamuk-ngamuk tidak jelas. Cowok itu melenggang pergi begitu saja menuju dapur.

"Beli Apartemen buat apa lo?" tanya Rafael stay cool.

"Mau lo tempatin bos? Emangnya lo di usir dari rumah sampe tinggal di apart?" tanya Yusuf bertubi-tubi.

"Gak, gue gabut aja,"

"Biasa, sultan gabutnya ngabisin duit, entar kalo lo gabut lagi beli kapal pesiar, El?" usul Thomas.

"Hm, otw!" timpal Elfathan. Segampang itu kah?

"Nambah koleksi apart lo?" Raefal yang baru saja menyelesaikan game-nya langsung ikut nimbrung.

"Kayaknya kali ini gue ada niatan buat nempatin, deh. Sayang juga ngoleksi mulu tapi gak di pake," kata Elfathan yang terlihat sungguh-sungguh.

Rafael mematikan rokoknya dan membuang puntungnya ke asbak. "Nyokap lo ngizinin?"

"Belum tau, gue belum izin. Tapi gue pasti nempatin tuh apart," sahut Elfathan yang ikut mematikan rokoknya.

"Menetap atau tinggal semau lo aja?" tanya Rafael yang mulai merasa ada yang aneh.

"Netap," cowok itu mengambil sodanya lalu membukanya dengan sekali gerakan.

"Tumben banget lo mau netap di suatu tempat, di rumah sendiri aja lo jarang netap, kadang balik kadang kagak. Mau tapa lo pake netap segala kayak brahmana? Biasanya juga kayak kalong lo ngelayap mulu," sahut Ahdan yang tiba-tiba datang dari dapur sambil membawa fanta kesukaannya.

"Mau ngepet gue, makanya tapa," balas Elfathan jengah menghadapi sahabatnya yang selalu berprasangka buruk kepadanya.

"Lo udah kaya ngap---"

"Berisik, nyet!" ketus Raefal memotong ucapan Ahdan.

"Punya rencana apa lo?" celetuk Rafael yang membuat Elfathan tersedak. Cenayang satu itu memang selalu mengerti maksud dan tujuan nya.

Elfathan meneguk sodanya hingga tandas. "Alana!" satu kata itu saja sudah membuat semua orang mengangguk paham serta mengerti maksud dan tujuan cowok itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NATHANWhere stories live. Discover now