9. Fakta Lama

4.2K 337 70
                                    

Vote terlebih dulu 🙏


📚 HAPPY READING 📚

بِسْمِ للّٰهِ لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ للّٰهِ لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ

•••

"Seorang teman tidak bisa disebut sebagai teman sampai ia diuji dalam tiga keadaan. Pada saat kamu membutuhkannya, bagaimana sikap yang ia tunjukkan di belakangmu, dan bagaimana sikapnya setelah kematianmu".

-Ali bin Abi Thalib-

🍁


Sejenak terdengar suara dentingan sendok dan piring mendominasi ruangan besar dengan tatanan klasik berdesain tahun 90-an. Riuh rendah suara para manusia yang sedang bercuit kelaparan memenuhi restoran cepat saji di area pinggiran kota ini.

Seorang lelaki tengah duduk di kursi paling ujung dengan kopi panas yang telah dingin di tempatnya. Kopinya tak tersentuh sejak satu setengah jam yang lalu.

Lelaki itu adalah Albizar. Dia sengaja datang ke restoran cepat saji siang ini untuk bertemu dengan Farhan, sahabatnya.

"Wis lama?" ucap Farhan membuyarkan lamunan Albizar.

"Lumayan."

Farhan duduk di hadapan Albizar. Ia menatap wajah sahabatnya yang terlihat sedang menahan beban.

"Kenapa, Al?" tanya Farhan yang langsung menanyakan inti dari pertemuan mereka.

"Aku mau minta bantuan kamu, Han," jawab Albizar menatap Farhan dengan serius.

"Bantuan? Bantuan opo? Kalau aku bisa,sih, pasti aku bantuin."

Albizar menggaruk pelipisnya. Sedikit ragu membicarakan hal ini pada Farhan. Namun, ia tak ada pilihan lain, Farhan adalah satu-satunya orang yang dapat ia mintai bantuan.

"Anu ... sebenarnya-aku mau nanya ke kamu, caranya bahagiain istri, Han," ucap Albizar tersenyum canggung.

Farhan melongo dengan ungkapan dari Albizar. Tak menyangka jika ini alasan Albizar sejak kemarin menghubungi dirinya dengan uring-uringan.

"Aku mohon, ya, Han." Albizar menatap Farhan dengan wajah memelas.

"Kamu, kan, lebih lama nikahnya dibanding aku. Pasti sudah paham, to, masalah beginian?" lanjutnya lagi.

Farhan mengangguk dan tersenyum. "Memangnya mau dibantu opo?"

"Pokoknya kasih aku tips buat istriku bahagia, please ...," ujar Albizar terlihat memohon.

KALAM RINDU "Untuk Safwa" [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang