23. Keguguran

2.9K 191 30
                                    

Vote terlebih dahulu 🙏

📚HAPPY READING 📚


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

•••

Rasulullah SAW bersabda,
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya janin yang keguguran akan membawa ibunya ke dalam surga dengan bersama ari-arinya apabila ibunya mengharap pahala dari Allah (dengan musibah tersebut)."

(HR. Ibnu Majah)


🍁


Safwa tersenyum menatap makanan yang baru saja ia sajikan. Ia sengaja memasak pagi-pagi khusus untuk suaminya. Safwa mencoba untuk bersikap biasa saja, siapa tahu Albizar nanti mau mendengarkan penjelasannya.

Safwa menaruh masakan terakhirnya ke atas meja makan. Capcai kuah kesukaan suaminya ini menjadi harapan untuknya.

"Semoga Mas Albi suka," ucap Safwa bermonolog.

Setelah melihat makanan tersaji dengan sempurna Safwa tersenyum lega. Ia melepaskan celemeknya, mengintip pintu kamar Albizar yang masih tertutup rapat.

Waktu masih menunjukkan pukul setengah enam pagi, itu artinya ia masih ada waktu untuk mandi dan berdandan.

Safwa beranjak menuju kamarnya. Ia bersiap untuk mandi. Sebelum itu ia menyiapkan terlebih dahulu baju yang akan ia kenakan.

Matanya berbinar saat melihat sebuah gamis berwarna maroon yang tergantung rapi di dalam lemari. Tangannya meraih gamis tersebut, bibirnya terangkat membentuk sebuah lengkungan. Gamis yang diberikan Albizar beberapa Minggu yang lalu.

"Mas Albi pasti suka."

Sedangkan di kamar bawah, Albizar baru saja selesai bertadarus. Ia mencium Al-Qur'an setelah selesai membacanya, kemudian kembali menyimpannya di atas rekal.


Bau masakan tiba-tiba masuk ke dalam indera penciumannya. Ia yakin bahwa ini adalah masakan Safwa. Melihat jam di layar ponselnya yang masing menunjukkan pukul setengah enam, membuat Albizar mengerutkan keningnya bingung. Ini masih terlalu pagi untuk memasak, karena biasanya Safwa akan mulai memasak pukul enam.

Albizar mengintip Safwa dari balik pintu kamarnya. Gadis itu tidak ada di sana, Albizar hanya melihat beberapa peralatan dapur yang masih berantakan, menandakan bahwa barang-barang tersebut baru saja dipakai memasak.

KALAM RINDU "Untuk Safwa" [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang