12. Praduga

3.5K 264 59
                                    

Vote terlebih dulu 🙏


📚 HAPPY READING 📚


بِسْمِ اللّٰهِ لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

بِسْمِ اللّٰهِ لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ

•••

"Percayalah kepada Allah jika engkau seorang wanita yang beriman, kemudian sambutlah suami dengan senyuman bila engkau seorang istri yang taat."

🍁

Albizar beberapa kali melirik Safwa yang sedang berbaring lemah di atas tempat tidur. Wajahnya yang pucat membuat Albizar dilanda kekhawatiran.

Setelah bolak-balik mengecek keadaan Safwa ia kembali duduk di kursi, memijit pangkal hidungnya menggunakan ibu jari dan ujung telunjuk. Albizar benar-benar bingung harus bagaimana lagi menghadapi Safwa. Mengapa gadis itu menjadi sangat keras kepala.

Pergerakan di atas tempat tidur membuat Albizar langsung menghampiri istrinya.

"Kita ke rumah sakit aja, ya," seru Albizar mencoba membujuk Safwa lagi.

"Nggak mau, Mas," balas Safwa menggeleng.

"Saf, aku khawatir sama kondisi kamu, muka kamu juga pucet banget, loh."

"Nggak usah ... istirahat bentar nanti juga baikan, kok." Safwa tetap kekeh dengan pendiriannya.

Albizar menghela nafas kasar. Sudah puluhan kali dirinya membujuk Safwa, dan sudah puluhan kali juga Safwa menolak.

"Dari kemarin badan kamu itu lemes, Saf. nggak khawatir gimana aku?"

Safwa hanya diam. Sebenarnya ia tidak ingin merepotkan Albizar. Apalagi ia juga sempat kepikiran dengan ucapan Aisyah. Apakah dirinya sedang hamil?

"Saf," seru Albizar membuat Safwa tersadar dari lamunannya.

"Kamu dengerin aku nggak, sih?" tegur Albizar.

"Kalau kamu nggak mau ke dokter kandungan, kita pergi ke dokter biasa aja, ya."

"A-aku-aku nggak mau ke rumah sakit, tolong pengertiannya, ya, Mas?"

Albizar menggelengkan kepalanya, sama sekali tak habis pikir dengan Safwa.

"Iya udah, kalau itu mau kamu," jawab Albizar pasrah.

"Mas."

"Kenapa?" jawab Albizar.

"Kalau bunda ke sini kamu keberatan nggak?" tanya Safwa meminta pendapat.

KALAM RINDU "Untuk Safwa" [TAMAT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon