Bab 24. Sabar ada batas.🍄🍄

38.4K 6.5K 2.2K
                                    

"Mas jadi kamu---" Aya menutup mulutnya dengan tangan kananya, hati nya merasa sakit bagaikan tertusuk ribuan anak panah.

Bagaimana tidak sakit? pernikahan selama bertahun-tahun, yang ia kira suaminya selama ini mencintainya dengan tulus, nyatanya suaminya mencintai wanita lain, ia masih bisa menerima itu, bahkan saat suaminya bertingkah tidak adil ia juga masih bisa sabar.

Tapi sekarang, kebenaran apa lagi ini yang harus didengar nya? disaat ia mempertaruhkan hidup untuk melahirkan buah hatinya kedunia, di saat itu pula suaminya menghianati cinta nya? menghianati pernikahanya dengan meniduri wanita lain? walau dalam keadaan tidak sadar tetap saja, itu perbuatan yang benar-benar menyayat hati.

Shalman berjalan mendekati Aya dan meraih tangan kanan Aya, namun dengan kasar Aya menepis tangan suaminya, dan ia mundur satu langkah dari tempatnya.

"Mas bisa jelasin Ay."

Aya menggelengkan kepalanya pelan, semua air matanya mengalir deras. Dada nya merasa sesak, selama ini dia di tipu? selama ini dia di bohongi?

"Mas mohon Ay, mas bisa jelasin semuanya, mas tahu mas salah, tapi mas mohon dengerin dulu penjelasan mas." ucap Shalman berusaha menyentuh Aya, namun Aya tetap mundur kebalakang agar Shalman tak dapat menyentuhnya.

"Dengerin dulu mas sayang, mas seneng sekarang kamu sudah bisa jalan lagi, tapi mas mohon dengerin penjelasan mas dulu please."

Plak!

Shalman terdiam saat Aya menampar pipi kanannya, Aya menatap nanar laki-laki yang ada dihadapanya. Ridwan yang ada di gendonganya menangis, seakan tau apa yang terjadi.

"Apa yang mau dijelasin lagi mas apa?!!" tanya Aya dengan suara serak.

"Apa!! Hah! Apa jawab!"

Laki-laki itu menunduk sambil menyatukan keduanya memohon. "Mas mohon, mas minta maaf. Waktu itu mas di luar kendali."

Aya tersenyum simpul. "Ck. Apa tadi mas? diluar kendali? coba kamu mikir mas, aku berjuang mati-matian buat lahirin Ridwan kedunia, tapi kamu? kamu malah--" lagi-lagi Aya tidak melanjutkan ucapanya, ia tidak sanggup, hatinya benar-benar merasa sesak.

"Mas mohon, mas gak tau kenapa bisa minum itu."

Aya terkekeh sembari mengusap matanya yang sudah lembab. "Jadi ini mas, alasan kamu gak bisa temenin aku waktu melahirkan hm? ini alasanya?"

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. "Enggak. Mas sama sekali gak ada niatan berbuat seperti itu."

"Lalu kenapa itu bisa terjadi? kalau kamu memang gak berniat hah!!!" Tangan kanan Aya menepuk dada nya pelan. "Ini hati mas bukan mainan!!"

"Ini anak kita masih bayi, bahkan saat dia dilahirkan ke dunia untuk pertama kali, Abi nya tidak berada di samping nya, Abi nya justru berbuat zina!! apa kamu gak mikir mas!!" suara Aya semakin serak, disertai sesenggukan.

Laki-laki itu hanya terdiam menyesali segalanya, sedangkan Silla menunduk dibelakang sana.

Aya menarik nafasnya dalam-dalam. Tangan kananya terulur dan meraih tangan kanan Shalman, lalu menciumnya.

Senyum dibibir Shalman terukir, ia kira istrinya memaafkanya namun ternyata..

Setelah mencium tangan Shalman, Aya menatap mata Shalman dalam-dalam.

Air Mata Terakhir Aya [TERBIT]Where stories live. Discover now