Bab 25 : Membeli Cadar 🍄🍄

36.4K 6K 1.6K
                                    

Heyyy Friends, ada yang nunggu notif???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heyyy Friends, ada yang nunggu notif???

Sebelum baca, jangan lupa vote & coment yaa🌚
#Jangan membaca ini di waktu shalat okkhey😚
Jangan Lupa Baca Al-Qur'an nya juga, jangan baca watpadd terus😂, pesan ini untuk aku dan untuk kalian juga✨.

Happy Reading✨
·
·
·

Aya menghapus air matanya dan berdiri lalu mengambil kopernya dan memasukan pakaianya kedalamnya. Semua barang-barang yang pernah ia bawa kerumah ini ia masukan kedalam koper yang ia ambil tadi, Ia juga kembali memasang alat pendengar yang ia lempar tadi.

Air matanya terus mengalir tanpa suara, saat ia membuka lemari terlihat foto resepsi nya dengan Shalman dulu, karena saat itu menikahnya di rumah sakit, jadi pada saat resepsi saja mereka bisa mengabadikanya menjadi sebuah foto.

Tangan kanan Aya meraih foto itu, dan mengusapnya lembut. Butiran air matanya jatuh ke foto itu, dan tangan nya bergetar.

Didalam foto itu terlihat jelas kebahagiaanya bersama dengan Shalman, walau pun disaat itu ia masih di kursi roda, tapi senyuman bahagia terpancar didalamnya.

"Foto ini cuman masa lalu, yang nggak akan pernah terjadi lagi." gumamnya lirih, lalu melempar foto itu ke bak sampah.

Ceklek....

"Ay, sudah diberesin baju-baju nya?"Tanya Abizar sambil menggendong Ridwan.

"Sedikit lagi bang."

"Oh. Yaudah Abang tunggu."

Aya kembali memasukan barang-barang nya kedalam kopernya, setelah semuanya tersusun rapi di koper, ia menyeret koper itu keluar kamar.

"Ayok bang." ujarnya sambil mengambil alih Ridwan dan menyerahkan kopernya ke Abizar.

"Assalamualaikum." salam Azhar yang baru saja masuk kedalam rumah.

"Waalaikum salam." balas keduanya bersamaan.

"Ayah, Aya iz--"

"Iya nak. Ayah tau kamu sudah mengetahui kebenaranya, jadi keputusan semua ada di tangan kamu."

Abizar mengerutkan kening nya bingung. "Jadi Om juga tahu masalah ini? Kenapa aku gak diberitahu?"

Azhar menundukan kepalanya. "Abi kamu gak mengizinkan Om buat kasih tau kalian."

"Apa bajingan itu sudah dapat hukuman?" tanyanya asal.

Aya menepuk bahu abang nya pelan. "Abang jangan gituh."

Laki-laki paruh baya itu tersenyum. "Tenang. Mereka sudah kena hukuman cambuk."

Pikiran Aya memikirkan sesuatu. "Jadi, punggung dia yang merah waktu itu gara-gara cam--"

Air Mata Terakhir Aya [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang