Bab 40 : Move on.🍄🍄

22.2K 4.2K 357
                                    

Allahuakbar, sudah berapa lama ini lapak ga up?

Kena prank ya?

Insyaallah disini tetap sampai, End. Ya walau, agak gimana gitu entar xixi .

_________

🔊SEBELUM BACA, HARAP VOTE AND COMENT TERLEBIH DAHULU.

Happy Reading
________

"Cara move on terbaik adalah, mendekatkan diri kepada Allah."

•••

"Ridwan, main sama boneka ini dulu ya nak, Umi mau beresin lemari dulu." ujar Aya, lalu menciumi pipi Ridwan berkali-kali. Setelah itu, ia berjalan menuju lemari, lalu membukanya.

Satu persatu, baju ia keluarkan, hari ini Aya berniat merapikan baju-bajunya yang sudah terlihat berantakan di dalam lemari.

Setelah semua baju sudah berada di luar, Aya melepas alas yang berupa koran, lalu mengibaskan nya agar debunya hilang. Sebelum memasang, alas itu lagi, Aya mengelapnya dengan tisu basah terlebih dahulu.

"Akhirnya, bersih juga." gumamnya setelah mengelap semua sisi-sisi lemarinya.

Sekarang, Aya tinggal melipat semua pakaian dengan rapi, tidak lupa di kasih pengharum agar pakaian nyaman dan wangi.

"Kakak!" Teriak Dawilah yang baru saja masuk ke dalam kamar Aya.

Aya mengelus dadanya pelan, betapa terkejutnya ia dengan kedatangan Dawilah yang secara tiba-tiba.

"Astagfirullah, Will. Ngagetin kakak aja."

Dawilah mengerucutkan bibirnya ke bawah, dan menunduk merasa bersalah. "Maaf Kak, Will enggak sengaja," katanya meminta maaf.

Aya mengulas senyum nya, lalu mengangguk, tidak lupa tangannya naik ke atas dan mengusap kepala bocah kecil itu.

"Lain kali, Jangan sampai lupa, okhey?!"

Dawilah mengacungkan jempolnya tanda setuju. "Okhey kak!" balasnya bersemangat.

"Kok okhey? Salam dulu atuh sayang," ujar Aya sembari menepuk keningnya pasrah.

"Eh iya Ya," Dawilah memundurkan langkahnya sampai di ambang pintu.

"Assalamualaikum kak."

"Wa'alaikumussalam, Nah , gitu dong."

Dawilah kembali tersenyum, lalu duduk bersila di samping Aya.

Aya merasa heran, "Kamu mau ngapain, Will?"

"Mau bantu kakak, buat beresin pakaian boleh?"

Aya menghela napas pelan "Gak usah sayang, mending sekarang kamu ajak Ridwan main, Ya."

Dawilah mengacungkan jempolnya, sembari bangkit dari duduknya, "Okhey, Kak!" setelah mengatakan itu, ia langsung menaiki kasur, dan bermain bersama Ridwan.

Aya hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecil. Setelah itu, ia kembali sibuk dengan pakaian yang ia lipat.

Di tengah-tengah kegiatannya, Aya mengentikan aksinya, saat melihat switer yang baru saja hendak ia lipat. Helaan napas berat Aya hembuskan, matanya ia pejamkan, pikirannya kini mulai terisi dengan lamunan kenangan masa lalu.

Air Mata Terakhir Aya [TERBIT]Where stories live. Discover now