Bab 26 : Kabar Baik🍄🍄

31.7K 5.4K 1.1K
                                    

Guys sory yaa aku padahal dah nulis dari malam tadi loh, tapi malah ketiduran 😭

Sory2 asli ga sengaja.

-
-
-
-
-
"Wanita itu kuat, tapi jangan pernah kamu anggap kekuatanya itu adalah kelemahanya, sebab jika wanita sudah lelah kamu tidak akan pernah bisa menggapainya lagi."
·
·
·

Happy Reading✨✨

SEMOGA SUKA SAMA PART INI!
·
·
·

Zaheen baru saja keluar dari ruanganya, ia bersiap untuk pulang kerumah,karena jadwal kerja nya sudah selesai. Laki-laki itu merogoh ponsel nya yang ada di saku celananya, untuk menghubungi adiknya.

"Hallo, Assalamualaikum Kahf, gimana Ummah setuju?"

"Alhamdulillah, Ummah setuju bang." balas Kahfi dari balik telepon.

"Alhamdulillah, Syukur. Kalau begitu kamu mau titip apa sama abang? Biar abang beliin."

" Gak minta apa-apa bang. Yasudah, Kahfi matiin dulu yah, Wassalamualaikum."

"Wa'alaikum salam."

Zaheen kembali memasukan benda pipih itu kedalam saku nya kembali, lalu sedikit menyisir rambutnya dengan sisir kecil yang ada di kantong jasnya, setelah itu ia melangkahkan kaki nya di sekitar koridor rumah sakit menuju pintu keluar.

Langkah lebar nya sudah keluar dari pintu rumah sakit, kini udara senja masuk kedalam rongga hidungnya, ia segera ke parkiran menghampiri mobilnya, lalu pergi mencari mushala terdekat untuk shalat maghrib.

Sekitar lima menitan matanya beredar ke kanan dan kekiri Zaheen dapat melihat jelas ada mushala di pinggir jalan. Langsung saja ia memarkirkan mobil nya tepat di depan mushala, lalu mengambil wudhu, dan ikut berjama'ah di barisa paling belakang.

Selepas shalat maghrib ia bersalaman denga para warga yang da di sekitar.

"Dokter ya nak?" tanya seorang marbot mushala.

"Iya Pak, Alhamdulillah dikasih Allah kesempatan buat jadi dokter." balasnya lembut.

"Owalah, Masya Allah, walau sudah jadi orang sukses, kamu masih ingat Tuhan yang maha menciptakan."

Zaheen tersenyum simpul, memperlihatkan sedikit lesung pipi nya. "Sudah kewajiban sebagai setiap muslim, untuk selalu berserah diri pada Allah pak, tanpa restu dari Allah dan Ummi saya, gak mungkin sekarang saya sampai dititik ini." ujarnya panjang lebar.

Pak marbot itu hanya tersenyum kagum. "Masya Allah, hm, kalau boleh tau nama kamu siapa yah nak? "

"Nama saya Zaheen Bagas Basyaiban pak." Jawab nya ramah.

Pak marbot terdiam, tadinya ia berniat untuk menjadikan Pak Dokter sebagai menantu, namun saat mendengar marga di belakang nama Pak Dokter, ia mengurungkan niatnya.

"Ehm, Yasudah kalau begitu, Saya pamit pulang kerumah dulu pak dokter, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Setelah perbincangan tadi Zaheen langsung keluar dari mushala dan masuk ke dalam mobil nya, lalu menjalan kan' nya menuju arah pulang.

Sesampainya di rumah, di depan pintu, Almeera sudah duduk di kursi menunggu kepulangan putra sulung nya.

"Assalamualaikum Ummah." Zaheen mencium punggung tangan Almeera dengan lembut.

"Wa'alaikum salam, masuk rumah langsung mandi, terus makan malam yah."

Air Mata Terakhir Aya [TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora