4

86 91 31
                                    

Halo, jangan lupa vote dan komen yya

"A-akhhh, to-tolong hentikan" teriakan demi teriakan terdengar nyaring di telinga Darren

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"A-akhhh, to-tolong hentikan" teriakan demi teriakan terdengar nyaring di telinga Darren.

Di hutan yang lebat ini, Darren membawa mangsanya untuk memuaskan hasrat membunuhnya itu.

Tatapan tajam bak elang Darren layangkan kepada gadis yang mungkin baru menginjak umur 18 tahun di depannya ini.

"Akhh sa-sakit, hiks" tangisan gadis itu terdengar memilukan, tapi Darren yang mendengar senang dengan tangisan itu.

Terdengar aneh memang Darren, tapi ya itulah Darren, si hobi membunuh orang yang bersalah ataupun tidak, atau bisa di kenal dengan psychopath.

"Bunuh aja a-aku sekarang juga, hi-hiks" gadis itu kembali bersuara namun bagi Darren itu hanyalah angin lalu saja.

"Sa-sakiiiiit" Darren memotong jari-jari tangan gadis itu hingga mengeluarkan darah yang banyak.

"Diam!" Bentak Darren memelototkan matanya. Gadis itu sedari tadi tidak bisa diam.

"Gue ingin menggambar, tapi dimana ya?" Tanya Darren, di ketuk ketuknya dagu Darren seolah dia sedang berfikir.

"Kayaknya badan lu bagus juga" senyuman itu membuat gadis di depan Darren semakin histeris.

"Akh-hh b-berhenti sakiit" teriak gadis itu saat pisau itu bermain-main di badannya. Mengabar bunga di badan orang sudah biasa bagi Darren.

Dan sekarang Darren sedang menggambar wajah seseorang yang dia sukai, Drevisel Brynsiel Fransisca.

"Ini bukan gambar yang biasa gue gambar, jadi sorry kalo gambarannya jelek, lu mau liat hasilnya ga?" Tanya Darren setelah menyelesaikan gambarannya itu.

"S-sakit lep-asin gue bajingan" maki gadis itu.

"Lu bilang apa tadi?" Marah Darren saat dirinya di panggil bajingan. Di arahkannya pisau itu di depan mata gadis itu.

Jleb

"AKHHHH" teriak gadis itu. Mata gadis itu mengeluarkan darah yang begitu segar setelah Darren menancapkan pisau itu di matanya.

Di cabutnya pisau itu dengan kasar, lalu perlahan Darren menggoreskan pisaunya ke pipi gadis itu sedikit dalam.

"BAJINGAN LU PSYCHOPATH" maki gadis itu sambil berteriak.

"Mungkin mulut dan lidah lu perlu gue potong supaya ga maki maki gue lagi" lirih Darren.

Pisau kembali mengarah ke gadis itu lebih tepatnya ke arah bibirnya.

"Buka mulut lu!" bentak Darren, gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Cepat buka" Darren menggoreskan pisau itu di hidung milik gadis di depannya ini sedikit dalam.

Perlahan-lahan gadis itu membuka mulutnya, takut akan hal-hal di luar dugaan gadis itu rasakan.

Di tariknya lidah gadis itu dan di dekatkamnya dengan pisau milik Darren. Dengan sekali potong, lidah gadis itu sudah terpotong.

DarrenWhere stories live. Discover now