6

75 81 13
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya

"Jangan pernah bermain api jika masih mau bertahan hidup" Darren

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan pernah bermain api jika masih mau bertahan hidup" Darren.

"Ingatlah dengan kata penyesalan yang selalu datang di akhir karena kalau datang awal itu namanya pendaftaran, you know?" Aurel.
.
.
.
.

Darren berjalan memasuki sebuah gudang yang berada di sekolahnya lewat pintu belakang, setelah Tritan, Tian, Darren dan juga Zidan menemukan siapa pelakunya Darren segera pergi ke sekolahan lagi, seorang diri.

"Udah lama disini?" Tanya Darren saat netra matanya menemukan sosok gadis yang berdiri di depannya itu.

"Be-belum ko" gugup gadis itu dengan meremas roknya yang hanya sebatas lutut aja.

Darren mendudukkan dirinya di kursi yang berada di gudang tersebut. Gadis itu berjalan ke arah Darren setelah Darren menyuruhnya mendekat.

"Sini duduk di pangkuan gue aja, ga ada kursi lagi" ucap Darren, tangannya terulur untuk menarik pergelangan tangan gadis itu.

Gadis itu semakin gugup akan perbuatan Darren padanya, apalagi Darren adalah orang yang di sukainya.

Di dudukannya gadis itu di pangkuan Darren, dengan diam-diam tabgaj Darren terulur untuk mengambil sesuatu yang berada di belakang bajunya.

Sedangkan tangan satunya lagi dia gunakan untuk membelai pipi gadis itu, bisa Darren rasakan sekarang jantung gadis itu sedang berpacu sangat cepat.

"Apakah kau ingin bermain dengan ku hm?" Tanya Darren lembut, senyuman smirik Darren tampilkan.

Suasana berubah menjadi tegang, apa aku harus nyerahin semuanya buat Darren orang aku sukai? Batin gadis itu.

"Oh ayolah Syakila Vendrinita sayang, aku sudah tidak sabar ingin bermain-main denganmu" ucap Darren, ya orang itu adalah Syakila anak dari sahabat Ayah Revi.

Syakila melihat ke arah Darren, di lihatnya mata Darren yang sudah tidak sabar untuk melakukan itu dengannya.

Syakila menganggukkan kepalanya, Darren tersenyum penuh arti melihatnya. Di dekatkannya tangan Darren yang dari tadi memegang sesuatu ke pipi Syakila.

Pisau itu perlahan lahan mulai menggores pipi Syakila. Rasa perih, sakit dan bau amis Syakila rasakan.

"Akh D-Darren sakit h-hiks" tangis Syakila pecah.

Dia pikir Darren akan melakukan ya itu lah, kalian pasti tau. Darren menggoreskan pisaunya pada pipi Syakila semakin dalam.

Goresan itu perlahan turun sampai ke leher jenjang Syakila menggiurkan karena masih bersih itu. Perlahan Darren mulai menggambar di bagian tenggorokan Syakila.

"Dd-Darren s-stop ini ssakit" ringisan demi ringisan keluar dari mulut Syakila.

"Sayang ini belum seberapa oke" lirih Darren di telinga Syakila.

DarrenWhere stories live. Discover now