9

68 67 26
                                    

Haii gimana kabarnya? Syukurlah kalo kalian baik-baik aja. Vote dulu baru baca dan komen^^

"Tidak ada seorangpun yang bisa kita percayai selain diri kita sendiri dan Tuhan" Darren

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak ada seorangpun yang bisa kita percayai selain diri kita sendiri dan Tuhan" Darren.
.
.
.
.

Bulan menyinari malam yang gelap ini, udara dingin sangat menyeruak. Seorang remaja laki-laki sedang sedang berada di sebuah hutan yang gelap.

Hanya cahaya dari bulan lah yang menyinari malam ini. Dia adalah Darren Bramastya Denandra.

Seperti biasa Darren akan memenuhi hasratnya, di depan Darren ada seorang gadis seusianya yang sedang bersemu merah.

"Play me baby?" Tanya Darren, tangannya mengelus pipi gadis itu.

"L-lest go" gugup gadis itu, matanya mengerjap lucu tapi tidak membuat Darren luluh akan hal itu.

"Tutup matanya coba" perintah Darren, gadis itu menuruti kemauan Darren tanpa curiga kepadanya.

Pisau yang di keluarkan Darren perlahan mendekati pipi gadis itu. Rasa dingin menjalar di pipinya.

Perlahan pisau itu menembus pipi halus milik gadis tersebut. Darren menekankan ujung pisaunya semakin dalam, darah segar keluar dari pipinya.

"A-akh s-sakit to-tolong" air mata gadis itu turun membasahi pipinya.

"Diam baby" Darren terus membuat gambar abstrak di pipi gadis itu.

Merasa kurang puas dengan itu, Darren lalu menyibak baju gadis itu, terlihatlah perutnya yang putih.

"Ap-a yang ingin lu la-lakuin brengsek" ucap gadis itu terbata-bata saat Darren mulai menggoreskan pisaunya itu ke arah perut milik gadis itu.

"AKHH SA-SAKIT BANGSAT" teriak gadis itu.

Darren menulikan pendengarannya saat gadis tersebut teriak dengan kencang. Gadis itu menjambak rambut tebal milik Darren, dan membuat Darren geram.

Tangan gadis itu yang masih berada di rambut Darren di tarik dengan kencang, tanpa aba-aba Darren langsung memotongnya.

Dalam sekali potong tangan gadis itu sudah terpotong dari tubuhnya, teriakan gadis itu semakin kencang, tak lupa tangisannya bertambah deras.

"Brisik" ucap Darren dingin, tatapannya menusuk ke arah gadis itu.

"Hiks hi-hiks sakit Bunda" gumam gadis.

Darren mencekram kedua pipi gadis itu, bibir sexy gadis itu terlihat jelas di mata Darren. Di belahannya bibir tersebut oleh Darren, tangisan gadis itu semakin jelas.

"Keluarin lidah lu" ucap Darren. Sedangkan gadis itu menjawab dengan gelengan kepala.

"CEPAT BUKA!" Bentak Darren, buru-buru gadis itu mengeluarkan lidahnya. Pisau yang dingin itu menembus lidah milik gadis itu.

DarrenWhere stories live. Discover now