16. Lestari

366 70 5
                                    

Siang itu suasana rumah begitu panas untuk sekedar tinggal didalam kamar. Membuat Bagas memutuskan untuk mengerjakan tugas kuliah nya diteras rumah. Bersama es teh manis yang dibuatkan Juan beberapa menit lalu. Meskipun harus ada adu mulut diantara keduanya

Hari terasa semakin ringan. Bagas menyadari bahwa berdamai dengan keadaan bukan sesuatu yang buruk. Meskipun rasa rindu pada Semesta masih ada. Setidaknya ia tak dirundung rasa sedih begitu dalam. Benak nya semakin lega setelah mengunjungi makam itu kemarin. Membuat senyum nya kembali sedikit demi sedikit

"Bagas.. Tolong anterin ini dong" Yasa tiba tiba muncul diantara ambang pintu dibelakang nya

Ia memperlihatkan sepiring kue pie ditangan nya. Itu kue pie yang dibuat oleh Juan dan papa tadi malam

"Anterin kemana?" Tanya nya

"Tadi papa titip pesen. Katanya kue pie yang dikulkas tolong dikasihin ke tetangga sebelah yang baru pindahan minggu lalu" Jawab Yasa

"Hm? Yang tempatnya Bu Wirda itu?"

"Iya. Tolong ya, aku mau pergi habis ini"

"Juan?"

"Dia lagi sibuk juga. Kayaknya lagi benerin laptop nya yang kemaren di poop in Daegal deh"

Bagas menggelengkan kepala. Iya, ia masih ingat bagaimana teriakan Juan yang menggema seisi rumah karena laptop nya yang kotor oleh poop anjing peliharaan nya itu. Sialnya lagi, siang nya Daegal sehabis mencuri ikan bandeng pedas dimeja. Membuat anjing berwarna putih itu mengeluarkan kotoran yang encer hingga membasahi laptop Juan

Kasian..

Sepersekian detik kemudian mereka berdua melihag Daegal berjalan dengan santai keluar dari rumah dan mengitari meja dimana laptop Bagas diletakan

"Eh apa kamu! Jangan berani poop di laoptop aku juga. Nanti ku sate lho kamu" Ucap Bagas yang berhasil membuat Yasa terkekeh

Ia melihat senyum Bagas setelah sekian lama. Membuat nya lega karena adik bungsu nya itu kembali seperti Bagas yang dulu.

"Yaudah. Kak Yasa berangkat dulu. Jangan lupa ya" Ucap Yasa yang diangguki Bagas setelah meletakan kue pie itu diatas meja

"Hush hush.. Sana main sama Mochi aja" Ucap Bagas

Daegal berlari ke halaman rumah. Anjing berwarna putih itu punya teman setelah saat itu Aksa membawa anak kucing yang tiba tiba saja berada di jok belakang mobil nya. Daripada membuangnya dijalan. Aksa akhirnya membawa teman baru untuk Daegal

Setelah mobil Yasa keluar dari halaman. Bagas beranjak dari duduknya. Ia meraih piring berisi kue pie itu dan berjalan pasti ke rumah tetangga barunya.

Tradisi kirim makanan selalu dilakukan papa setiap ada tetangga baru di kompel mereka. Kebiasaan itu berasal dari mamah yang dulu kerap membagikan hasil masakan nya kepada tetangga. Bagas bahkan masih ingat saat pertama kali ia berkunjung ke rumah Zara saat ia masih berumur 6 tahun. Saat Bunda dan Zara baru saja pindah kesana. Bagaimana sebuah sandal melayang ke kepala nya karena ia menduduki hamster peliharaan Zara dulu.

Bagas sampai didepan gerbang berwarna putih itu. Menelisik suasana rumah yang sepi. Hingga tangan nya mengetuk ngetuk pagar besi itu dengan kuku nya. Berharap pemilik rumah itu dengar dan keluar

"Permisi... Bu Wirdaaa~" Teriaknya yang tak begitu kencang

Ia menunggu cukup lama hingga menatap pintu rumah itu terbuka. Namun bukan sosok Bu Wirda yang menyapa nya saat kepindahan kemarin. Melainkan seorang wanita dengan celemek bernoda tepung disana

"Eh siapa ya?" Tanya wanita itu

Bagas sedikit terpaku. Ia memang selalu canggung bertemu dengan orang baru. Namun kali ini ada sesuatu yang lain. Matanya menatap indah rambut hitam yang diikat itu. Bersanding dengan mata yang berbinar disana

𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 2 | 𝙉𝘼 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉 Where stories live. Discover now