18. Sebuah Rahasia

401 73 17
                                    


"Kamu punya bunda sayang... Siapapun gak boleh ambil kamu dari bunda"

Wanita paruh baya itu menggenggam bingkai foto disana. Mengusap kaca yang melindungi foto itu dari debu. Tatapan sendu bersamaan dengan marah. Semua kebohongan rela diucap agar dirinya tak kehilangan sosok itu

Kali ini tangan nya meraih sebuah berkas bertuliskan 'Hak asuh angkat anak' ditangan kanan nya. Dipeluk nya begitu erat. Karena sosok itu, hidupnya tak sendiri lagi. Karena sosok yang memanggilnga 'Bunda' itu membuatnya merasakan sebuah kehangatan keluarga

"Kamu anak Bunda. Anak kesayangan bunda yang gak boleh diambil siapapun" Gumam nya lagi

Labiru Sentanu..

Anak laki laki yang dinamainya saat matanya menatap biru nya samudra. Saat hari yang cerah dipagi hari. Bersamaan dengan sosok itu ditemukan dipinggir pantai.

Katakan saja bunda egois. Tapi memang benar begitu adanya. Hidupnya yang kesulitan karena mandul dan ditinggal oleh suaminya begitu saja. Membuatnya menyerah pada takdir yang menghantam selama ini. Dan dimana sosok itu ditemukan nya. Seorang anak laki laki yang saat ini menjadi anaknya. Menghasut sosok yang kehilangan ingatan nya tersebut hingga berpikir bahwa hidup anak laki laki itu hanyalah bersama bunda nya

"Bunda?.. "

"Iya. Ini bunda sayang"

"Aku gak inget-akhh... Gak inget apa apa"

"Ini Bunda... Kamu, Labiru Sentanu. Anak bunda"

Hari harinya bersama anaknya itu cukup bahagia. Persetan dengan fakta bahwa dihari yang sama saat dirinya pergi dari pesisir pantai. Pengumuman pencarian sesosok anak laki laki didengar nya. Dengan penuh sadar, membawa pria yang sudah diaku anaknya itu pergi ke kota. Meninggalkan desa yang mungkin akan membuatnya kehilangan sosok berharga itu

Selama tiga tahun lamanya. Bersembunyi dari semua fakta bahwa sosok yang saat ini sudah berganti nama masih dicari keberadaan nya. Membuat bunda sempat berpikir dua kali untuk melepas anaknya keluar dalam waktu yang lama. Dan beberapa hari yang lalu. Dua pemuda mendatangi nya dan menanyakan sebuah foto dengan wajah anaknya itu. Tubuhnya bagai terguncang hebat saat melihat foto Labiru terpampang di ponsel pemuda itu. Membuat rasa khawatir dan takut kehilangan menghantui nya malam ini.

"Labiru jangan kemana mana ya? Disini aja sama bunda. Kalau ada yang cari cari Labiru atau mau ajak pergi Labiru jangan mau. Mereka semua bohong. Labiru cuma anak bunda. Jangan tinggalin bunda ya"

Ia mengingat semua momen itu. Bagaimana anaknya menyesuaikan kehidupan nya. Yang kemudian dijalani dengan sempurna dan damai selama tiga tahun ini.

Bunda meraih ponsel nya. Ia menekan nomer dengan nama anaknya dan ditelfon...

'Halo bunda? Kenapa telfon?'

'Gimana sayang project nya? Lancar?'

'Lancar bunda.. Tapi ya gitu. Gak apa apa kan Labiru tinggal sampe dua bulan kedepan?'

'Nak.. '

'Kenapa bunda?'

'Bunda sakit.. Labiru mau gak meluangkan waktu sebentar buat pulang?'

'Bunda sakit?! Ya ampun. Pasti kecapekan ya?'

'Iya. Kemarin lumayan banyak pesanan catering nya. Dan lagi, gak ada tenaga bantu dari Labiru kayak biasanya'

'Maaf ya bunda. Nanti Labiru usahain cari hari buat pulang'

'Makasih ya sayang'

𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 2 | 𝙉𝘼 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉 Where stories live. Discover now