Lesson 3-5 : Hari Kemerdekaan

3.3K 486 193
                                    

Selanjutnya adalah lomba gambar dan lomba masukin kelereng. Setelah para peserta panjat pinang membersihkan diri, mereka duduk di bawah pohon, deket dengan tempat lomba memasukkan kelereng.

Untuk lomba gambar, Luke ditemani Simeon di aula. Untuk pendaftaran, dia harus ditemani wali.

''Luke, ini umurnya mau ditulis berapa?'' bisik Simeon di telinga Luke pelan sambil rada jongkok dikit, Luke rada sensi sih. Mau jawab 39472994829493 tahun tapi jelas ga masuk akal kalau di dunia manusia.

''Gatau deh, isi terserahnya aja.'' Luke udah pasrah, akhirnya Simeon nulis '10 tahun'.

"Sekolah? Tanggal lahir? Alamat rumah?????"

" ... ulang tahunku 9 Juli, kalau sisanya aku gak tau harus jawab apa.''

Akhirnya setelah menempuh jalan yang berliku-liku karena cuma buat daftar lomba. Luke akhirnya diijinkan duduk bersama anak-anak yang lainnya setelah dikasih kertas HVS.

Simeon berdiri di pojok aula sambil megangin kamera, asli kaya ayah muda yang bangga banget anaknya ikutan lomba.

Disisi lain, Luke diliatin bocah-bocah. Ada yang bisik-bisik, ''Wih ada bule'' sama ''Anaknya cakep ya''. Luke aslinya ya kesel banget disamain sama bocil tapi ya gimana lagi.

''Hei, nama kamu siapa?'' Anak di samping kirinya bertanya, ''Rambut kamu terang, kamu bule?''

''Eh, iya ... Namaku Luke, salam kenal ya.''

''Kamu sekolah dimana?''

''Aku sekolah di luar negeri, hehe. Aku disini cuma ... ngunjungin kakakku.''

Iya kakak yang dimaksud si (Name), biar pada gak curiga.

Intinya sebelum lomba, Luke jadi anak populer dadakan. Dikelilingin bocil yang kepo gara-gara belum pernah liat bule sebelumnya.

Disisi lain, Asmodeus sama Belphegor udah stand by di belakang pita biru. Di mulut dua orang itu udah ada sendok sama kelereng, pas banget tempat mereka sebelahan dan Lucifer udah duga kalau ini bakal ricuh.

Mereka berdua emang cuma diem tatap-tatapan doang, tapi udah kerasa aura persaingan yang kental antara dua demons itu. Kira-kira begini percakapan mereka dalam batin.

'Liat aja ya pokoknya gue bakal menang, apapun konsekuensinya' -Asmo.

'Huh? Enak aja. Lagian kakak gak mau ngalah?' -Belphie

'Gak usah pake youngest card ke gue.' -Asmo

Pita itu pun dipotong oleh staff, menandakan dimulainya lomba. Belphegor dan Asmodeus udah jalan cepat sambil gigit sendok keras-keras, secara gak sadar mereka bikin muka aneh banget.

Mereka lirik-lirikan lagi, mempercepat jalan mereka. Peserta lain masih di belakang, mereka udah di tengah-tengah.

''Woi anjir, perasaan baru mulai????" Solomon mengerenyitkan alis.

''Seambisius itu mereka, hadeh.'' Satan facepalm.

Sekarang dua orang itu mulai jegal-jegalan, gak ada yang jatuh. Asmo menyipitkan mata sedikit karena sebel, dia akhirnya memutuskan buat nyundul si Belphie pake pinggulnya, karena si Belphie rada loyo, dia sukses mental terus kelerengnya menggelinding keluar arena.

''Asmo anjeng.''

Staff pun mengangkat kartu merah, ''Peserta nomor empat didiskualifikasi karena menyundul peserta nomor tiga. Peserta nomor tiga juga didiskualifikasi karena kelerengnya jatuh keluar arena lomba!''

''HAH PAMAKSUD??????" Asmo yang tadinya udah asik joget dikit-dikit karena seneng bikin Belphie jatoh, seketika melotot.

Di lain sisi Belphie cuma melet ke Asmo. ''Sukurin lu, emang enak?"

"Dih!?"

Karena udah gak tahan, Lucifer maju terus jewer kuping dua adek jahanamnya itu. ''Maafin adek saya pak, kelakuannya emang kek setan.''

Solomon dalam hati ngebatin, 'Lah kan emang setan njir? Eh iblis deng.'

Selanjutnya bisa ditebak apa yang Lucifer lakuin ke mereka berdua, diomelin sampe mampus di depan semua orang.

''Ini yang terjadi kalau kalian terlalu ambisius untuk mendapatkan sesuatu, lebih baik pelan-pelan tapi pasti.'' Satan malah bersabda, bikin kuping saudara-saudaranya panas.

''Gue pegang omongan lo ya, Satan.''

🌿

(Name) datang ke aula setelah menyelesaikan beberapa hal. Lomba yang harus dia tangani belum mulai, jadi dia bisa santai. Dia menghampiri Simeon yang masih asik ngerekam Luke yang asik nge-gambar sama yang lain.

''Plis, Simeon ... lo kaya ayah muda yang bangga banget sama anaknya.'' (Name) ketawa, Simeon cuma bisa tersenyum.

''Aku memang menganggap Luke sebagai adikku, tapi jujur kadang dalam hati aku menganggapnya anakku karena saking lucunya dia.'' Simeon terkekeh kecil, beh damage-nya cuy, suaranya Simeon merasuk relung hati (Name).

''Lo cocok jadi ayah deh, haha.'' Si (y/g) itu niatnya cuma bercanda, tapi Simeon ngelakuin hal yang diluar dugaan.

Tangan milik Simeon terulur untuk menggandeng tangan (Name), lalu ia berucap pelan. ''Terima kasih, kamu juga cocok jadi orangtua yang baik, bagaimana kalau kita jadi 'orang tuanya' Luke sama-sama?''

Tiba-tiba (Name) tremor, gak mampu ngomong apa-apa.

''Ahahaha ... kamu ada-ada aja deh. Bercandamu lucu.'' Ciri khas (Name) kalau salting, tiba-tiba dia jadi kalem, tapi teriak di batin.

''Aku nggak bercanda, (Name).'' Simeon masih senyum, kini tangan Simeon dan (Name) bertautan.

(Name) bisa ngelihat beberapa orang bisik-bisik sambil ngelihat ke arah mereka, 'Astaga malu banget plissss!'

''Ah, m-maaf ya. Aku pasti bikin kamu gak nyaman. Soal tadi bisa kita lanjutkan di tempat lain aja.'' Si malaikat itu terkekeh, wajahnya memerah dan ia hanya bisa menunduk malu. Begitu juga si (y/g) itu.

Sementara si Luke yang sadar ada PDA cuma bisa nyipitin mata sambil geleng-geleng.

"Percuma ikut lomba si bersaudara itu, mau gimana pun Simeon yang menang banyak." ucapnya sambil menghela napas.

.

.

.

Buat ultahnya si Luke kan gue tulis itu 9 Juli, nah di event ultahnya Luke itu berlangsung dari 9-15 Juli. Yaa, antara tanggal segitu deh, gue gatau pastinya kapan.

Dan juga, semenjak sekolah offline gue jadi males buka wp haha.

Gue cuma bakal update pas weekend ya kawan-kawan, doain tugas gue gak banyak biar bisa double update~

Ordinary Day with Seven Demon | Obey Me Fanfiction (On Hold)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora