Lesson 4-2 : Werewolf Games

1.9K 388 58
                                    

Satan lari ke perpustakaan sendirian sambil memegang erat D.D.Dnya, ini tempat yang paling ia kenal di seluruh RAD. Dan apabila tempat ini benar-benar tiruan RAD yang asli, maka barang yang ia cari harusnya ada di sini.

''Dimana ... dimana ... '' gumamnya, otaknya berusaha berpikir jernih. Jujur, perpustakaan termasuk tempat yang pas untuk mengawasi seseorang karena jendela perpustakaan langsung mengarah ke lapangan. Hanya saja kekurangannya adalah tempat sembunyi yang amat minim.

Ia tahu tentang werewolf game ini, ia berusaha berpikir keras siapa yang mendapat peran seer, guardian, atau hunter. Tiga peran itu adalah peran yang sangat penting.

Dari informasi yang ia tahu sekarang, di game ini, kekuatannya menghilang. Ia tak bisa mengerahkan emosi seutuhnya, tak bisa memakai sihir, atau memakai demon form miliknya. Jadi yang bisa diandalkan adalah kemampuan fisik.

Dan yang paling unggul adalah Beelzebub, Lucifer, dan Diavolo.

Akhirnya ia menemukan buku yang ia cari, buku yang ia simpan hanya untuk sebagai candaan. Buku itu berisi 1001 cara untuk mengelabui musuh, buku itu awalnya hanya ia ingin gunakan pada Lucifer, tapi siapa sangka ia membutuhkannya sekarang.

Tiba-tiba ia mendengar suara geraman yang cukup dekat, secara refleks ia berjongkok dan menutup mulutnya rapat-rapat.

'Gawat ... disini gak ada tempat sembunyi. Disini cuma ada lemari buku dan pastinya gak bisa 100% nyembunyiin gue.' Ia perlahan merayap dan memperhatikan langkah werewolf itu dengan seksama. Ia bisa melihat kaki berbulu itu diantara kaki lemari.

Jujur, ini menyebalkan. Kenapa juga dia harus main game ini?

Dalam lubuk hati, sebenarnya ia merasa sedikit takut. Karena ia tak punya kekuatan apapun untuk melawan, seketika ia memikirkan (Name).

'(Name) ... bagaimana ya?' batinnya khawatir. Ia jadi terpikir, bagaimana dulu si (y/g) itu sungguh berani dalam menentang dirinya dan saudara-saudaranya? Ia masih ingat betul ia berucap akan memotong tangan kaki (y/g) itu dan memberikannya ke Cerberus.

Tapi (y/g) itu tetap maju, tetap maju apapun yang terjadi.

Kini kesadarannya telah kembali ke dunia nyata, werewolf itu tampaknya bosan dan pergi menjauh. Dirinya menarik napas lega, tapi—

"Aku tahu kau ada disini, bersyukurlah aku memilih untuk tidak memakanmu.''

Seketika darah Satan berdesir, mata zamrudnya terbelalak lebar-lebar.

Disaat itu pun, suara lonceng berbunyi keras-keras, menandakan semuanya harus berkumpul di lapangan.

...

''ASTAGA GUE TAKUT BENER ANJIR''

Barusan Mammon berteriak keras-keras sambil memeluki dirinya sendiri, Levi cuma bisa ketawa ngakak.

Semenjak itu, Luke dan (Name) selalu bersama. Simeon yang akhirnya datang, sangat senang saat tahu Luke baik-baik saja.

[Baiklah, kemarin malam tidak ada yang mati.] ucap Little D no.2, [Ada yang mau vote untuk siapa yang akan digantung?]

Seketika hening.

''Digan ... tung?'' Ketika mengucapkan kata itu pun, mulut Beelzebub tak berhenti bergetar. ''Maksudmu, gantung yang itu?'' Tangannya perlahan menuju kearah kiri lapangan, ada panggung dan lima tali gantung disana.

[Tentu saja, kalau gak mau digantung ada metode lain, bisa ditembak, ngeracunin diri, dilempar dari rooftop—] Belum selesai Little D berucap, suara sentakan menggema ke seluruh ruangan.

''JANGAN BERCANDA!!!" Diavolo lah yang berteriak, ''Tidak akan ada yang mati disini!''

Diavolo benar-benar kelihatan marah, bahkan Lucifer dan Barbatos ikut mundur.

[Wow tenang-tenang. Kalau kau tak setuju, bagaimana jika kau melawanku?] Little D no.2 perlahan mengubah wujudnya menjadi bayangan berbentuk seperti Mammon.

Diavolo murka, dan ia merasa heran karena tidak bisa mengeluarkan demon form miliknya, maupun sihir apapun. Barbatos pun ikut heran saat melihatnya.

Tanpa pikir panjang, Diavolo berusaha memukul bayangan itu, tentu saja itu pukulan yang keras, tapi malah efeknya kembali ke dirinya, ia terpental beberapa meter ke belakang dan Barbatos serta Lucifer berusaha menangkapnya.

[Apapun yang lo lakukan, efeknya akan kembali ke dirimu sendiri. Gue pakai sihir mirroring tingkat atas, dan kalian hanyalah sekumpulan orang yang kehilangan kekuatannya.] Kini bayangan itu kembali ke wujud ala Little D no.2

[Hari ini kuanggap tidak ada yang digantung, hm? Tapi lebih baik kalian cepat, karena semakin hari para werewolf akan semakin sulit mengendalikan diri dan bisa kehilangan kesadaran seutuhnya!]

Little D no.2 pun kembali menghilang. Melihat semua ini, Levi merasa sangat bersalah, ya dia tahu kalau game ini adalah werewolf games tipe 3D. Tapi ia hanya ingin bersenang-senang selayaknya bermain werewolf games manual.

''Kalian nggak perlu terlalu khawatir, karena gak akan ada yang benar-benar mati disini.'' Semuanya menengok kearah Levi.

''Oh iya, hei Levi! Lo kan yang awal ngajak main werewolf games!?" Asmodeus melipat tangannya gusar.

''Ya, benar. Tapi itu juga salah kita masing-masing karena kita juga setuju kan buat main kan?'' (Name) berusaha mencairkan suasana. ''Nah Levi, lanjutin omongan lo.''

''Nggak akan ada yang mati, tapi kita tetep bisa ngerasain sakitnya. Dan juga ... kalau kita 'mati', artinya di dunia asli kita pingsan dan baru bangun setelah gamenya selesai.'' Avatar of envy itu melanjutkan perkataannya.

''Kau tidak berbohong kan? Berarti yang perlu kita lakukan hanya mengakhiri game ini?'' tanya Diavolo memastikan.

Leviathan hanya mengangguk lirih.

''Baiklah, lebih baik kita nikmati game ini tanpa ada ketakutan yang berlebihan. Karena aku, Diavolo, dan Barbatos akan memastikan kalian akan baik-baik saja.'' Lelaki surai raven itu berkata serius kali ini.

Semuanya masih berdiskusi, dan Satan hanya mampu diam dalam keheningan, hal yang baru saja ia rasakan adalah 'takut', dan ia merasa agak asing dengan emosi itu.

Ia hanya mampu mengira-ngira siapa werewolfnya dari betapa mencurigakannya orang tersebut.

''Hei, Satan ... kok lo diem aja?'' tanya Asmo khawatir. Satan menggelengkan kepalanya. ''Nggak, jadi gini ... hari ini gak ada yang mati mungkin karena werewolfnya dengan sengaja ngelepasin gue. Gue yakin, kalau gue itu mangsa mereka.''

''Hah!?" Yang lain pun kaget.

''Serius ...?" Solomon memicingkan mata.

''Ah, aku sama (Name) juga dengan suara werewolf tadi ... '' Luke mengangkat tangannya.

''Luke, kamu juga!?" ucap Simeon dengan nada terkejut.

''Aah, bukannya ngehilangin stress kayanya ini malah nambah stress.'' Lucifer memijat pelipisnya pelan.

[Baiklah, saatnya sembunyi lagi! Pastikan pagi ini harus ada yang digantung karena gue gak ngasih kesempatan kedua!]

Ordinary Day with Seven Demon | Obey Me Fanfiction (On Hold)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora