Lesson 4-3 : Werewolf Games

1.8K 401 132
                                    

''Aah, rasanya susah banget ngendaliin diri ...''

''Tahan dirimu, gue gak mau nyakitin siapapun disini.''

''Tapi bukannya paling nggak, di voting selanjutnya harus ada yang mati?''

''Hah ... gue benci game ini.''

''Mangsa kita selanjutnya siapa enaknya?''

''Mending mangsa yang pinter dulu, hei, kemaren bukannya lo tugasnya mangsa si Satan!?"

"Gue gak bisa ... ''

''Hhh ... Selanjutnya si itu gimana?''

''Hah? Itu? Yang itu?''

''Iya ish, udah ayo mulai. Cepetan selesaiin game ini.''

...

(Name) dan Luke berlari lagi, kali ini mereka bingung harus lari ke mana. RAD memang luas, tapi dirancang untuk minim tempat untung bersembunyi demi menghindari adanya murid yang suka bolos. Sebagai exchange student, Luke dan (Name) masih asing dengan RAD.

''Duh, gimana nih?'' (Name) panik, begitu juga Luke.

Karena kebingungan, mereka menuju lab dan bersembunyi di gudang. Disana hanya ada benda-benda hasil percobaan, tulang tengkorak, dan botol-botol kosong.

''(Name), kamu percaya aku kan?'' tanya Luke, (Name) mengangguk. Lantasnya mereka berdua selalu bersama dari awal permainan ini.

''Role mu apa? Aku bakal duluan, aku priest.'' ucap Luke sambil menunjukkan buku suci berukuran kecil.

(Name) mengangguk, ''Gue seer.''

''Huh? Seer!?" Luke tampak terkejut, ''Beneran (Name)!?"

"Iya sayangnya ... '' (y/g) itu menghela napas, ''Gue tiap main ginian gak becus banget jadi seer, jadi maaf kalau salah tebak mulu.''

''Kemarin kamu udah liat siapa aja?''

''Solomon soalnya sus banget, dan yah, dia aman.''

''Oke, jadi yang aman itu aku, kamu, sama Solomon.''

''Sama Satan sih menurut gue, soalnya kan dia cerita dia ditarget werewolf, tapi gue gak tau dia jujur atau nggak.''

'' ... ''

''Luke, lo ngelindungi siapa?''

'' ... Aku masih ragu sama yang lain, dan aku percaya kamu. Ditambah lagi kamu seer.''

''Hmm, oke ... selanjutnya gimana kalau kita meet-up sama Solomon?''

''Boleh boleh.''

...

''Astaga gue gapaham harus ngapain.'' gumam Mammon sambil sembunyi di bawah meja guru. Ia berdecak pelan, harusnya dia tetep di casino aja tadi.

Tapi dia juga khawatir kalau (Name) kenapa-napa.

''Agh, bikin frustasi anjir!''

Dia sebenernya pengen sama (Name), tapi si (y/g) itu selalu ilang duluan.

Sebenernya role yang dia dapetin tuh gak rumit-rumit amat, tapi yang namanya Mammon, kalau bukan soal uang atau (Name), otaknya suka nge-lag.

Dia kemaren nggak ketemu sama werewolf sama sekali, dan jujur ia bersyukur.

Dengan pelan ia mengepalkan tangannya, dan sedikit kekuatan yang ia punya terpancar dari situ.

'' ... Kenapa yang lain nggak ngeluarin kekuatannya? Apa cuma gue yang bisa begini?''

Perlahan ia mulai menyadari, bahwa dirinya itu 'spesial'.
.

.

.

[Pagi telah tiba, ayo semuanya kumpul di lapangan!]

Sesuai peerkataan si moderator a.k.a Little D no.2, mereka berkumpul di lapangan, ekspresi mereka semua campur aduk.

[Malam ini, werewolf tidak memangsa siapapun lagi! Wah ketahanan kalian kuat ya?] Little D terkikik pelan, [Oke, sekarang siapa yang akan digantung?]

Semua menenggak salivanya kasar.

''Gue nge-vote Solomon.'' ucap Lucifer sambil mengangkat tangannya, semuanya terkejut.

''HAH!? MAKSUD LO APA????" Tentu aja si shady sorcerer itu terkejut setengah mati. ''Kalau lo bercanda, gak lucu ya!''

''Gue gak bercanda, gue ngelihat lo bertindak mencurigakan tadi.''

''Oh ya!? Kek gimana? Buktiin!"

"G-gaes tenang ... '' Asmo berusaha menenangkan, tapi tentu saja dua orang itu tetap saling menatap sinis satu sama lain.

''Oh, bentar ... Levi, pas main lo pake kartu apa aja?" Satan berusaha mengintrogasi.

Leviathan terdiam sejenak, berusaha mengingat-ingat, ''Seer, priest, guardian, werewolf, spellcaster, witch, sorcerer, hunter, detective, tanner. Gue gak masukin villager soalnya bosenin.''

''Hah? Ada tanner?'' gumam Belphegor, ''Moderator, kalau tanner kepilih nanti gimana?''

[Pas tanner digantung, dia mati. Dan kalian semua bakal dihujam timah panas entah dari mana~]

"Sumpah ga lucu. Emang sih kita gak mati, tapi tetep ngeri gak sih?" omel Diavolo sambil mengacak surai maroon-nya gusar.

[Oke, satu suara untuk Solomon. Ada lagi?]

''Gue vote Lucifer.'' Satan mengangkat tangannya, ''Gimana ya, feel gue ngomong gitu, dan lo tiba-tiba nge-vote Solomon.''

''Satan, lo bercanda?''

''Sayangnya gue nggak lagi bercanda.''

''Saya vote Asmodeus.'' Barbatos ikut mengangkat tangannya, ''Mohon maaf, tapi saya melihat Asmodeus berlarian di lorong sambil menenteng sepatu dan menggulung celananya. Seorang Asmodeus yang saya kenal tak akan berpenampilan seperti itu.''

''HAH, TAPI GUE HABIS JATUH KE SELOKAN???" Asmodeus tentunya membantah pernyataan tersebut.

''Ke selokan!? HAHAHAHAHA'' Mammon ketawa ngakak dan dihadiahi jitakan dari avatar of lust itu.

''Bener juga, Asmo pasti berusaha tampil sempurna, mana mau dia tampil kek gitu.'' Belphie mengangkat tangannya. ''Gue vote Asmo.''

''LO JUGA BELPHIE!?"

" ... skip vote.'' ucap (Name), Luke, Beelzebub, dan Diavolo.

Hasil vote berakhir seperti ini:

Asmodeus 4
Lucifer 2
Solomon 2

''Sumpah ya, gue tau role gue gak penting, tapi teganya kalian ngegantung makhluk indah seperti gue.''

''Santai Mo, ini cuma game. Lo gak akan mati beneran kok.'' teriak Belphie dari bawah panggung. ''Ya tapi tetep sakit, bego.''

Asmodeus mencengkram tali gantung dan menghela napasnya, ''Bye bye gaes, gue mo bundir. Sampe jumpa di neraka.''

''Iya tau, buruan gih mati.''

''Anjeng.''

Akhirnya pun Asmodeus pun digantung, setelah tubuhnya terkulai kaku, ia menghilang begitu saja.

''Uhh ... '' Luke berucap miris.

''Gapapa Luke, dia nungguin di luar kok. Gak beneran mati.'' Simeon berusaha menenangkan, dan Luke hanya bisa mengangguk.

[Baiklah, malam selanjutnya tiba! Ayo lari lagi! Dan bersiap-siap karena hari ini adalah hari terakhir para werewolf mendapatkan kewarasannya!]

Ordinary Day with Seven Demon | Obey Me Fanfiction (On Hold)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon