O2. - Comeback

4K 895 55
                                    

Langkah kaki menyusuri trotoar kota Tokyo yang ramai dengan insan yang berlalu lalang juga kendaraan yang berada di tengah jalan raya.

Angin malam terasa sangat dingin juga membuat helaian rambut itu sedikit menutupi wajah ayu sang gadis yang di sinari cahaya bulan.

Jemari (Name) menggeret koper yang ia bawa menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangannya yang lain menggenggam kopi hangat yang baru ia beli, menyesap minuman hangat itu yang menyembulkan asap. Menikmati minuman hangat itu yang berada dalam mulutnya.

Ia menghela nafas ketika netranya menatap pintu apartemen di hadapannya, menarik nafas menetralkan detak jantungnya yang berdetak tak karuan, kenapa harus gugup? bukan kah itu saudaranya sendiri untuk apa harus gugup batinnya.

Lengannya terulur mengetuk pintu apartemen Seishu.

Tok..

Tok..

Tok..

Pintu tidak kunjung dibukakan, apa mungkin sang pemilik tidak berada di dalam sana tanya (Name) dalam hati, ia berbalik hendak pergi namun pintu apartemen terbuka.

(Name) meneguk ludahnya susah payah.

"Siapa? salah apartemen nona?" Tanya Seishu bingung dengan gelagat gadis didepannya.

(Name) berbalik berusaha memasang wajah datar sedikit mendongak menatap ke arah wajah Seishu yang lebih tinggi darinya, ternyata Seishu yang sekarang lebih tampan dibanding Seishu yang lama.

Seishu membelakakkan matanya sedikit kaget melihat (Name), wajah bagai foto kopian nya itu namun bulut mata yang lebih lentik juga rambut panjang sepunggung.

Bertatapan cukup lama, Seishu berdehem tidak tau harus berbuat apa, namun rasa rindu mengambil alih tubuhnya ia mendekap (Name) menenggelamkan wajah ayu (Name) bertemu dada bidang miliknya.

Menghirup wangi nya surai sang gadis seakan tidak ingin membiarkannya pergi untuk kedua kalinya, perlahan air mata terjun bebas dari kelopak mata nya. Seishu menangis, saking bahagianya sekarang.

(Name) mendongak menatap wajah yang hanya berada beberapa inchi itu ia tatap dengan wajah sendu.

"Aku menepati janji ku." Ucap (Name) yang dibalas kekehan oleh Seishu, perlahan pelukan itu melonggar bersamaan dengan Seishu yang mengambil alih Koper yang berada di belakang (Name) membawanya masuk ke dalam apartemen miliknya.

(Name) melirik ke seluruh apartemen milik Seishu yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil pas untuk ditinggali satu atau dua orang.

"Maaf sedikit berantakan." Ucap Seishu datang membawa beberapa cemilan juga minuman kaleng, (Name) hanya mengangguk melirik barang-barang yang tertumpuk, entah poster geng atau bermacam peralatan milik Seishu.

(Name) mendaratkan bokong diatas sofa milik Seishu, menyandarkan bahunya lada sandaran sofa memejamkan matanya pelan mengantuk karena sudah hampir tengah malam.

Ia membuka sebelah matanya kala merasakan jemari yang menyingkirkan helaian anak rambut yang sedikit menutupi wajah ayu sang gadis.

"Kau mirip nee-san, tapi ini lebih cantik." Puji Seishu masih menatap wajah (Name) dengan intens.

(Name) melirik ke arah laki-laki disampingnya memajukan wajahnya sampai berdekatan dengan wajah Seishu.

"Aku juga berfikir begitu, namun rasanya kau lebih cantik dibanding diriku." Jari telunjuk (Name) terulur mendorong kening Seishu sehingga sang adam sedikit terdorong ke belakang, Seishu menggenggam lengan (Name) menurunkan lengan itu kebawah.

"Kenapa wajahmu babak belur?" Tanya (Name) melihat ada beberapa plester diwajah tampan Seishu.

Seishu tidak menjawab ia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. (Name) yang melihat gelagat sang adam menghela nafas.

"Berkelahi lagi ya? dasar preman jelek." Ejek (Name) menekan luka yang berada di pipi Seishu.

Seishu sedikit meringis kala jemari itu menekan luka yang belom sepenuhnya sembuh.

"Aku ini tampan." Pedenya sambil mengusap ngusap pipinya.

"Tidak, kau itu cantik." Ucap (Name) menolak perkataan sang kakak.

"Tampan."

"Cantik~"

"Tidak."

"Cantik, cantik, karena aku cantik kau harus cantik."

"Ck, baiklah aku cantik." Seishu berdecak mengalah akan keras kepala sang adik.

Jika tidak mengalah dapat dipastikan perseteruan ini tidak akan berakhir.

Seishu menumpu sikutnya pada punggung sofa badannya menghadap ke arah (Name) menusuk-nusuk pipi sang adik yang tidak terlalu tembam itu.

"Jika kak Akane berada di sini pasti akan marah jika kita bertengkar." Kekeh (Name) tangannya menghempas jemari Seishu.

Kini keduanya menatap sendu satu sama lain, tak lama mata (Name) sedikit berair.

Seishu sedikit gelagapan, "Jangan menangis aku kan sudah mengalah."

(Name) berdecak sebal kearah sang kakak "Aku mengantuk bodoh."

(Name) menyandarkan bahunya pada punggung sofa menutup matanya rapat rapat, namun kembali terbuka kala ia sudah berada di dalam gendongan Seishu yang membawanya ke kamar.

"Tidur lah disini." Ucap Seishu yang diangguki (Name).

"Oyasumi."

"Hmm, Oyasumi Sei-chan." Tanpa sadar (Name) menyebut nama panggilan kecilnya pada Seishu, sedangkan sang gadis kini sudah terlelap pulas.

Seishu yang mendengar itu tersenyum tipis, dan melenggang pergi keluar dari kamar (Name).

Seishu yang mendengar itu tersenyum tipis, dan melenggang pergi keluar dari kamar (Name)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

O3/O9/21

Move-(on) ; kokonoi hajimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang