O8. - Bargaining or Rob

3K 691 91
                                    

Setelah tiga hari terakhir (Name) mengunjungi makam Akane, ia jadi tidak banyak bicara membuat Seishu sedikit bingung juga khawatir, namun ketika ditanya 'kau kenapa?' sang gadis hanya menjawab 'gapapa' yang membuat Seishu tiada hentinya membatin 'dasar perempuan'.

Seishu juga bertanya perihal (Name) pada Kokonoi karena pria iris tajam itu yang terakhir pergi bersama (Name) namun dibalas hal yang sama 'tidak tahu' atau 'bukan urusanku'

Ia mengacak surai kuningnya frustasi bingung dengan sifat sang gadis akhir akhir ini yang jadi sedikit pendiam, juga Emma yang selalu datang ke apartemennya membuatnya bangkrut karena cemilan (Name) juga miliknya diraup habis oleh gadis bule tersebut.

Iris birunya bertatapan dengan netra Emma yang hendak membuka kulkas namun lengannya di cekal oleh Seishu.

"Tidak boleh." Larang Seishu yang dibalas dengusan oleh Emma.

"Tamu adalah raja, jadi sesukaku huh." Ucap Emma lengannya hendak menepis lengan Seishu namun tenaga Seishu lebih kuat dibanding dirinya.

Tamu adalah raja? sepertinya Emma kelewat bodoh, gadis itu bukan tamu dan raja melainkan perampok yang menjelma sebagai pendatang.

"Kau tau kenapa (Name) akhir akhir ini menjadi pendiam?" Tanya Seishu.

Emma hanya diam menatap malas ke arah lawan bicaranya ia menarik lengannya kala genggaman Seishu melonggar.

"Tidak tahu, kau kan kakaknya." Emma hendak berbalik namun penuturan Seishu membuatnya kembali mematung.

"Akan ku traktir selama dua hari jika kau memberitahuku."

Seishu sangat yakin (Name) menceritakan sesuatu pada Emma yang bahkan Seishu tidak tahu.

Emma yang mendengar tawaran Seishu terdiam sebentar, bibirnya mengulas senyum penuh arti.

"Seminggu." Tawar Emma.

Seishu berdecak kesal mendengar tawaran sang gadis yang tidak main main, entah tawar menawar atau ia yang di rampok beralasan tawar menawar.

"Atau tidak sama sekali?" Lanjut Emma yang dihadiahi helaan nafas dari sang adam.

"Baiklah baiklah dasar kitsune." Setuju Seishu pada penawaran sang gadis membuat Emma berbalik tersenyum lebar.

"Deal~"

Menyebalkan, jika saja Emma bukan teman dari adiknya juga adik dari ketua Touman kemungkinan ia akan mengunci Emma diluar apartemennya agar perampok itu tidak mengambil stok makanan miliknya.

Seishu merapatkan bibirnya menunggu penuturan sang gadis dihadapannya, Emma yang paham pun mulai membuka suara.

"Aku tidak tahu." Emma tersenyum polos.

Perempatan siku siku muncul di kening Seishu jengkel pada lawan bicaranya kini.

Ia menggertakan giginya kesal, Emma yang melihat itu sedikit risau.

"Bercanda~" lanjutnya berusaha tenang, gadis itu ingin mempermainkan Seishu sebentar namun Seishu terlalu sensi jadi membuatnya sedikit ke triggred.

Kantung mata sang adam berdenyut pelan menahan kesal agar tidak memukul wajah cantik dihadapannya kini.

"Ini masalah nya bersama Koko pada saat pulang dari makam Akane, namun (Name) tidak memberitahuku apa yang Koko katakan, hmm~ mungkin ia berbicara hal yang tidak baik?" Gumam Emma mengetuk dagunya beberapa kali.

Hal sesingkat itu? info sesingkat bahkan tidak detail sama sekali menghabiskan uang sakunya batin Seishu jengkel.

Ia berdecak sebal, otaknya menerka nerka apa yang keduanya bicarakan, apa mungkin ada sangkut pautnya dengan kakaknya?

Seishu menghela nafas pelan lalu mengangguk.

"Info seperti itu tidak membuatku puas, kita potong 50%, jadi 4 hari saja." Seishu meninggalkan Emma yang terdiam merutukki kakak dari temannya.

" Seishu meninggalkan Emma yang terdiam merutukki kakak dari temannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tok

Tok

"(Name)" Seishu mengetuk pintu kamar adiknya namun tidak kunjung dibukakan oleh sang pemilik nama.

Seishu menghela nafas, Emma sudah pulang daritadi ia bilang Draken akan datang kerumahnya, entah apa yang Emma lakukan disini ia mengatakan hanya ingin melihat (Name).

Alasan yang cukup aneh, Seishu membuka knop pintu, iris biru kembar itu saling menatap satu sama lain.

"Ayo makan." Suruh Seishu menghampiri sang gadis yang dibalas gelengan.

(Name) selalu susah diajak makan, namun sekali makan selalu banyak, dan lebih baik stok makanannya habis untuk (Name) daripada gadis itu tidak makan sama sekali, dan akhir akhir ini ia selalu berada di kamar membuat Seishu kesal.

"Kau kenapa sih?!" Bentak Seishu tanpa sadar membuat (Name) memalingkan wajahnya ke arah lain.

Ia menaiki ranjang (Name) menggapai dagu sang adik memaksa manik kembar itu saling berhadapan.

"Apa yang Koko bicarakan padamu?" Seishu menatap tajam sang adik agar jujur padanya.

(Name) hanya diam menatap sang kakak, bibirnya kelu ingin mengucap, ia hanya tidak ingin memikirkan perkataan Koko kemarin juga tidak mau Koko dan Seishu berkelahi karena apa yang Koko katakan.

Mengingat keduanya dekat ia hanya menggeleng.

"Hahh.. aku akan pergi, jika kau tidak mau bicara aku tidak masalah." Seishu hendak berbalik namun lengannya di cekal.

"Mau kemana?" Tanya (Name).

"Menemui Koko." Jawab Seishu, ia sedikit lega karena adiknya bertanya padanya.

(Name) seakan memiliki firasat buruk, ia mengiggit bibir bawahnya entah firasat kakaknya sudah tau perihal Koko dengannya atau firasat buruk lain.

"Hati hati." Gumam (Name) yang dapat didengar oleh Seishu.

Tangan Seishu terulur menyentuh pucuk kepala sang gadis, senyum tipis terpampang dibibir ranumnya.

Ia mengangguk lalu meninggalkan (Name) yang masih setia berada diatas ranjang.

Ia mengangguk lalu meninggalkan (Name) yang masih setia berada diatas ranjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Move-(on) ; kokonoi hajimeWhere stories live. Discover now