0.8 : Suspicious

210 22 0
                                    

Makan malam begitu cepat selesai dan dimalam ini kebersamaan anak dan ayah di teras balkon memandang langit malam yang bahkan tidak ada cantik-cantiknya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Makan malam begitu cepat selesai dan dimalam ini kebersamaan anak dan ayah di teras balkon memandang langit malam yang bahkan tidak ada cantik-cantiknya. Jungkook yang datang berjalan santai mendekati sang papa yang tengah asik menikmati bagaimana malam di Seoul. Namjoon membalik badan, menarik sudut bibirnya membentuk kurva senyum yang meneduhkan ditambah di mana ia mengenakan kacamata bersilinder. Lesung pipi yang sama seperti yang ia miliki tercetak jelas dikedua pipi sang papa.

Namjoon memandang Jungkook sejenak. "Besok—aku harus kembali ke New York" ujarnya tetap mempertahankan senyumnya. Jungkook sekilas terkejud, jelas di bagian mana matanya langsung menatap sang papa. Mengetahui raut wajah ingin penjelasan dari Jungkook, Namjoon tertawa pelan.

"Kau tidak perlu khawatir aku akan kembali". Jelasnya. Wajah kaku Jungkook meluntur terganti rasa penasaran, maka itu ia lebih mendekat pada Namjoon.

"Berapa hari?"

Namjoon memandang putra bungsunya yang kini menjadi anak semata wayang mereka berdua, harta terakhir yang Namjoon miliki. "Mungkin sekitar lima atau tiga hari, motor kalian juga mungkin akan segera datang."

"Jadi benar akan dikirim kesini?" melihat wajah berbinar Jungkook ketika membahas motor kesayangannya yang akan dikirim ke Korea membuat Namjoon tertawa geli dengan gelengan kecil.

"Iya, aku tahu kau tidak bisa hidup tanpa motor mu, dan juga Jeongguk tidak punya motor."

Jungkook mengangguk. Ia menunduk melihat kebawah. Dahi Namjoon berkerut, "Jung ada yang kau pikirkan?"

"Tidak, hanya saja— aku merasa khawatir"

Namjoon memaklumi, dia memahami kekhawatiran Jungkook. Mengusap punggung tegap Jungkook. "Kau tak perlu khawatir nak, aku akan baik-baik saja—ah ya bagaimana kuliahmu? "

"Aku masih harus berbaur dengan mereka"

Namjoon kembali tertawa renyah. Anak yang ia besarkan ini bukan anti sosial dia hanya tidak suka keramaian. "Baik-baik ya kuliahnya" ucap Namjoon mengelus pundak Jungkook.

Jungkook mengangguk mengerti. "Segeralah kembali". Kata Jungkook. Namjoon mengerti selama ini setiap kali ia berpergian jauh dan butuh waktu lama, Jungkook akan sering menelfon menanyakan kapan pulang. Bukan apa-apa Jungkook melakukannya sebab selama ini ia dibesarkan oleh Namjoon. Didikan pria ini membuat Jungkook semandiri ini sayangnya Jungkook takut kehilangan Namjoon.

Pria yang berpengaruh dalam hidupnya. Bukan melupakan mama tetapi peran papa sangat penting dalam hidup Jungkook. Mereka memiliki porsi sendiri bagi hidup Jungkook.

I Know I Love You • kvWo Geschichten leben. Entdecke jetzt