[4th Story]
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Sebagian part diprivat, jadi acak
Cerita tentang Keseharian Ara.
Bocah santuy, gak mau ribet ribet.
"DEPAN!! Kok gitu sih?! ALA KAN MINTA DIGENDONG!!" gadis itu mendengus kesal.
"Devan Ra!! Devan!!" Bocil...
Aaaaa kangen banget pengen up. Maap ya, tangan aku gatel banget pengen up.
Ga papa, ga nyampai target. Penting up ye kan 😭
Oke tanpa basa basi Mari ramaikan part ini kembali♥✨
HAPPY READING💗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lindu alaa ya?
🍫🍫🍫
"Masih marah?"
Dengan tangan dan bibir yang belepotan karna eskrim, Araa mengangguk.
"Hu'um"
"Kok lama banget" keluh Devan, "Kan aku udah teraktir Eskrim"
Araa diam, melihat eskrim ditangannya.
'Jangan mau baikan sama Devan'
'Jangan mau disogok ama makanan murah,'
'Baru juga dikasih satu eskrim,'
'Kalau dikasih brownise banyak banyak, eskrim banyak banyak, coklat banyak banyak, baru maafin'
'Lamain aja ngambeknya'
'Semakin lama ngambeknya, semakin banyak hadiahnya'
Kalimat kalimat itu terus saja memenuhi pikirian Araa.
Contohnya Seperti salah Satu Onty yang mengirimnya pesan, untuk mengingatkannya bahwa semakin lama ia marahan sama Devan makan semakin banyak brownis yang ia dapatkan.
"Alaa masih malah!" Pekiknya.
"jangan gitu dong, aku tambahin eskrimnya lagi deh"
Mata Araa berbinar, ia mengangguk cepat dan berlari menadahkan tangan ketukang eskrim.
"Alaa mau esklim yang itu," tunjuknya pada Rasa coklat. "topingnya Astol yaa"
"janji dulu, gak marahan lagi"
Araa mengangguk cepat, Maaf brownis tapi Araa telah berselingkuh dari mu. salahkan Eskrim yang terus saja menggodanya.
