Ara Story

🍭 Lolipop || Lima

Jangan lupa Votmen ya:)

Bagi bagi berkah.(:

🍫🍫🍫

Bosan! Itulah yang ada dipikiran Araa. Padahal Sekarang Masih pagi, tapi bagi araa ini sangatlah Bosan.

Mencoba mencari disekelilingnya, mana tau ada yang menarik. Tetapi Nihil.

Gak ada yang menarik, Bagi araa yang menarik itu ada 3 hal. Mengganggu. Makan. Dan Tidur.

"Whoam!" Araa menguap. Tidak!! tidak bisa begini. Araa tidak akan membiarkan Harinya menjadi bosan.

Araa melihat kearah jarum jam. Masih jam 9 pagi. Berarti masi 3 jam lagi waktu untuk menunggu devan.

Araa berjalan kedapur, dan menampakkan Mama nya yang tengah membuat Sesuatu.

"Mama buat apa?" tanya Araa.

"Brownis, Araa Mau?" Tanya Kiya tersenyum.

Mata araa membulat. Ya jelas mau lah. Jika soal Brownis, araa tidak bisa menolak. Apa lagi es krim. Tidak ada kata 'Nggak' di kamus Araa.

"Nih" Kiyaa memotong Ukuran Sedang Untuk Araa. Dan gadis itu menerimanya dengan sangat senang.

"Jangan Berserak. Ngerti?" ingat Kiya, sedang kan Araa mah ngangguk ngangguk aja. Yang penting, makanan sudah didepan matanya.

Araa berlari, membawanya kedepan TV. Untuk segera ditonton bersama Tuyul satu rambut. Anak M*C TV pasti Know

Tak berselang lama, Cake itu pun Habis. Araa berjalan kearah kamar, meninggalkan Bekas piring Cakenya diatas meja.

"Araa" panggil kiya. Membuat jalan gadis kecil itu terhenti.

"Iya"

"Mama bilang tadi apa?"

"Jangan Belselak makan nya" tentu saja Araa ingat.

"Trus, kenapa semut pada ngerumun di atas meja?"

Ara menoleh, kemudian menatap kiya dengan polosnya. "Tadi semutnya gigit Alaa, Kila Alaa Semut nya Lapel. yaudah Alaa kasih Sepaloh deh ama Semut nya"

Kiya menggeleng tak percaya. gimana cara menjelaskan ini kepada putrinya itu.

jiwa sosial peduli Araa sangatlah Tinggi.

"Mamah, ndak papa. Nanti Kalau Semutnya Udah kenyang. Pasti Semutnya ngebelsihin Sendili kok. Kan kata Papah, semut itu Hewan yang Lajin" Ucap Araa bijak, bagi dirinya. Dan tak masuk akal bagi kiya.

Sejak kapan Semut bisa ngebersihin piring sendiri?

🍫🍫🍫

"Depan!!" teriak Araa, kearah salah Satu Bocah yang tengah memakai Baju merah putih.

Ya, Devan Kini tengah Duduk dibangku SD, Kelas 3. Yang membuat Araa mengendus kesal. Seseorang yang berada didekat Devan Sedang tertawa, membuat Devan mengabaikan Panggilannya.

Gadis itu bagi araa, Adalah gadis yang menyebalkan. Jika Devan sudah bersamanya, makan Devan akan mengabaikan Dirinya.

Alin, gadis putih bermata sipit, bermulut kecil dan ya... Araa akui Alin itu cantik tapi masih cantikan Ara kok. Fiks no debat no kecot!

"Araa?"

"Alin jangan Deketin Depan Dong." Kesal Araa.

"kenapa? Devan kan Teman aku"

Alina, gadis kecil seusia dengan Devan. Rumahnya juga di sekitaran kompleks mereka. Tak jauh, dari rumah Devan.

"Hm... Kenapa? Alin kan teman Aku" Devan juga bingung.

"Gak tau! Tapi Alaa gak suka Depan Dekat ama Alin."

"Alin" Panggil Seseorang, membuat gadis itu tersenyum

"Aku pulang dulu ya dah Devan, Dah Araa" Pamit Alin, kemudian berjalan ke arah pria itu.

"Jangan Lupa nanti Sore kita main Sepeda yaa" ingat Alin kepada Devan.

"Depan nanti mau main?" Tanya Araa.

membuat Bocah itu mengangguk.

"Alaa ikut."

"gak usah deh ra, kan kamu ga pandai main Sepeda" jelas Devan.

"Depan Boncengin lah!"

Membuat Devan menghembuskan nafas pasrahnya. Araa selalu merepotkan nya.

"Yah yahh" araa memelas.

"Gak"

"Ish!! Pokoknya Iya!" Putus Araa. Membuat Devan meninggalkan Gadis itu didepan teras rumahnya.

🍫🍫🍫

"Mamah!! Mama!!" Teriak Araa memasuki Rumahnya.

Kiya yang tengah bermain bersama Vin, menoleh ke Arah Araa.

"Alaa pengen main Sepeda" Pinta Araa.

"Araa kan gak pandai main Sepeda" heran Kiya.

"Gimana dong, Alaa pengen naik Sepeda. Huwaa!!" tangis Araa.

Vin melihat itu bodoh amat. Memilih kembali menyantap kue bayi, yang barusan diberikan oleh mamanya. Dan kemudian menyaksikan drama yang dimain kan kakaknya itu.

"Stt stt, udah udah. Gak udah main Sepeda, Skuter aja gimana?" tawar kiya.

Ah! Araa lupa, Skuter pink nya kan ada. jadi tak perlu repot repot untuk belajar menaiki sepeda.

Tunggu aja!! Araa pasti ikut main!!

🍫🍫🍫

Hallo:)

Yey or nay¿