Chapter 5: Leonhart

5.3K 562 45
                                    

Keluarga Weinstein sudah pergi beberapa saat lalu, dengan membawa peti berisi mayat Harvey yang sudah diurus. Sempat terjadi keributan dimana paman dari pihak keluarga Harvey menolak untuk berdamai.

Bangsawan Viscount itu berdalih jika kasus ini harus diperpanjang. Rupanya kematian Harvey yang terjadi secara mendadak sedikit menyuguhkan aroma amis yang harus dicari bangkainya.

William dengan tenang menjelaskan dengan jelas tentang kondisi yang terjadi. Semua kronologi hingga tempat kejadian perkara bahkan ia tunjukkan dengan rinci. Membutuhkan waktu berjam-jam bagi mereka untuk memahami sebelum akhirnya pergi.

Meyrin, Seorang maid yang berjaga di malam hari ditetapkan sebagai tersangka akibat kelalaian dalam pekerjaan. Gadis muda itu berdalih jika ia sudah memastikan oven dalam keadaan mati sebelum ditinggal.

"Saya bersumpah! Bahkan sebelum saya meninggalkan ruangan ini semua sudah rapi, tidak ada satu pun pemanas yang menyala."

"Jangan membawa sumpah untuk menutupi kelalaianmu! Kau sudah merenggut nyawa keluarga kami. Bahkan jika dibayar balik dengan nyawamu, itu semua tak akan cukup!"

Paman dari Harvey menunjuk Maid itu dengan amarah yang meletup-letup. Matanya memerah karena emosi. Wajar saja, anak laki-laki dari keluarga Weinstein adalah pewaris tunggal. Adalah sebuah kemalangan bagi mereka karena kehilangan mutiara yang berharga.

Pria yang hampir menginjak separuh abad itu sudah berada di ruang kerja Vincent untuk memberikan laporan untuk sang majikan. Vincent tengah duduk di kursi kebesarannya, menerima laporan untuk ia baca.

"Ini yang akan kau laporkan pada Yard?" Tanya Vincent.

William mengangguk. "Dengan sedikit perubahan dari rencawa awal Tuan."

Vincent sedikit menegakkan punggungnya sebelum akhirnya berucap lagi. "Cukup bagus. Ini bisa menjadi alibi yang kuat bagi kita nantinya."

Seperti biasa, William memang sangat ahli bekerja tanpa diperintah. Ia selalu tau apa yang harus dilakukan untuk membereskan suatu masalah. Tak ayal, ia sangat dipercaya oleh Vincent untuk mengerjakan tugas tertentu.

Ia selalu bekerja seperti apa yang Leonhart mau..

"Sepertinya aku akan memberitahu Maurice untuk mencari maid pengganti." Lanjut Vincent lagi dengan telunjuk yang mengetuk-ketuk di dagu.

William menunduk, sebelum undur diri. "Saya akan mengurus beberapa orang Yard yang masih berada disini."

"Tunggu."

Langkah William terhenti.

"Orang Yard? Jadi mereka masih berada disini?"

"Mereka tinggal lebih lama untuk melakukan penyelidikan."

"Apa Jen masih bersama mereka?"

"Lebih tepatnya Tuan Muda Jeno dan Tuan Muda Jemima. Apa saya perlu membawa mereka masuk?"

Vincent mengetuk-ketuk telunjuknya di depan dagu sebelum berucap lagi.

"Bawa Jemima masuk, aku tidak mau putra manisku terkena sinar matahari yang terlalu menyengat. Ini tidak baik untuk kesehatannya." Vincent mengakhiri perkataannya dengan tawa kecil.


"Dimengerti.."

.

.

.

.

"Jadi benar anda adalah si kembar Earl Leonhart itu? Aku tak menyangka bisa bertemu dengan kalian secara langsung."

𝓐𝓭𝓸𝓵𝓮𝓼𝓬𝓮𝓷𝓬𝓮 | Nomin Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang