Chapter 16 : End of Everything

480 67 13
                                    


⚠️Warning : alur maju mundur



Frederick Hessen adalah salah seorang teman Ayahanda Jeno yang dekat dengannya semasa sekolah. Dahulu mereka seperti pena dan kertas, sangat dekat. Sering berada dalam satu kegiatan yang sama baik itu di sekolah, di luaran, atau acara lainnya.

Setidaknya sampai Vincent Leonhart lebih dulu terjun dan meneruskan perusahaan kakek moyangnya, sehingga intensitas mereka bertemu semakin jarang karena kesibukan.

Frederick saat itu masih jauh dari kata sukses, dirinya masih menjadi remaja rebel yang belum menentukan masa depan. Ketika Vincent diresmikan menjadi Earl Leonhart yang baru, barulah pria itu tersadar bahwa dirinya memang tertinggal jauh.

Dengan gelar keluarganya yang tak terlalu tinggi, ia masih kalah. Di tengah persaingan bisnis dan berkembangnya London, perusahaan Ayahnya tidak membantu banyak. Ketika keterpurukan menghampiri hidupnya, tangan sang Earl yang menuntunnya bangkit. Hingga berdirilah perusahaan permen paling terkenal seantreo London miliknya sekarang.

Untuk itu Frederick merasa berhutang budi.

Pagi hari, pelayannya sudah memarkir kereta kuda di halaman depan untuk kendarannya berangkat ke pabrik—sebuah rutinitas hampir setiap hari yang ia lakoni. Secangkir teh madu dan koran sudah tersaji di meja. Paginya yang tenang lantas menjadi mencekam saat dirinya melihat headline berita teratas.


Earl Vincent Leonhart dan sang putra ditangkap karena tuduhan pembunuhan berencana


Frederick terkejut setengah mati. Dibacanya isi berita berkali-kali. Meskipun dalam hati menampik, namun satu kesimpulan yang ia tarik selalu sama.

"Beritahu aku. Leonhart ini.. tidak mungkin Leonhart sahabatku kan.."

"Hanya ada satu nama Earl Leonhart di seluruh daratan Britania Tuan.." Sahut Winter dengan kepalanya yang menunduk.

Cangkir keramik yang ia pegang lantas terjun begitu saja membentur lantai yang dingin..







Adolescence






Satu tahun yang lalu, sore hari di musim gugur tidak begitu dingin. Frederick yang mempunyai janji temu dengan Vincent di kediaman Leonhart datang pada pukul empat sore. Sengaja dirinya datang menjelang petang, karena niat Frederick memang menginap.

Dari pusat London menuju Mansion Leonhart butuh waktu beberapa jam. Ditambah ia harus melewati hutan untuk dapat masuk. Jujur badannya sudah letih. Namun melihat sosok pria tinggi berdiri menunggu dengan senyuman membuat tenaganya mendadak kembali.

"Fred!" Di pintu utama Vincent sudah menyambutnya dengan senyum lebar. Dua sahabat itu akhirnya bertemu kembali setelah sekian lama.

"My lord! Kau tak berubah!"

"Berhenti memanggilku lord, Baron Hessen. Aku tak pernah memandang sahabatku sebagai orang yang kastanya dibawahku." Mereka tertawa lagi. Vincent merangkul Frederick seperti seorang saudara.

"Paman Fred!" Yang dipanggil namanya menoleh. Mendapati sosok laki-laki manis dengan balutan serba biru membuat sudut bibirnya terangkat naik.

"Jemima ya? Kemarilah, paman punya sesuatu untukmu." Dan tanpa menunggu lagi Jemima langsung melompat memeluk pamannya. Si manis Jemima semakin dibuat senang saat mendapati boneka beruang seukuran setengah badannya diberikan sebagai buah tangan. Ia mengayunkannya ke udara, membuat pakaiannya yang panjang bergoyang searah angin.

𝓐𝓭𝓸𝓵𝓮𝓼𝓬𝓮𝓷𝓬𝓮 | Nomin Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang