Hampir setiap hari gue dikebut jam tayang untuk belajar dan belajar demi persiapan UNBK. Kadang belajar sendiri, kadang mengerjakan latihan soal dibantu sama Arga, dan kadang juga ikut kelompok belajar barengan sama Nayla, Annisa dan Latifah. Nggak lagi-lagi gue ikut belajar sama Jeje and the gengs, kapok digodain mulu. Gue bahkan sudah libur mengajar les si kembar beberapa bulan ini karena Ujian Nasional sudah di depan mata, dan gue harus fokus ke sana terlebih dulu.
Gue sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Tentang Ujian Nasional, juga tentang kelanjutan kuliah. Gue tetap memutuskan untuk mengambil jurusan Korean Language & Literature di salah satu universitas di Korea Selatan dengan mendaftarkan diri lewat jalur beasiswa di gelombang kedua pendaftaran universitas. Karena kebetulan di universitas yang gue pilih, gelombang kedua ini pendaftarannya akan dibuka awal tahun depan dan perkuliahan akan dimulai akhir tahun depan. Jadi, untuk sementara waktu gue bisa fokus dulu untuk mengurus Ujian Nasional ini, setelahnya baru mengurus pendaftaran masuk kuliah.
Selain rutin belajar untuk persiapan Ujian Nasional, gue juga rutin belajar Bahasa Korea. Karena bagaimanapun, sertifikat kelancaran dalam berbahasa Korea dan Inggris menjadi salah satu syarat diterimanya di universitas tersebut.
Capek banget kalau boleh jujur. Tapi yang namanya mau sukses kan nggak ada yang mudah jalannya. Gue sudah mengusahakan semampu dan sebisa gue, masalah hasil biar Allah yang atur. Dan soal Ujian Nasional, cuma tinggal menunggu beberapa hari lagi. Gue sampai deg-degan dan nggak menyangka kalau saat ini gue sudah ada di penghujung kelas dua belas.
Guys, doakan ya. Wish me luck!
---
Hari ini adalah hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer atau yang biasa disingkat dengan UNBK. Jadwal hari ini adalah Bahasa Indonesia dan entahlah gue harus merasa senang atau sedih karena gue mendapatkan sesi paling terakhir yaitu pukul 14.00-16.00 WIB.
Jam segini itu sangat rawan mengantuk, ditambah mata ujiannya Bahasa Indonesia. Dan yang membuat mood gue lebih hancur lagi adalah motor Kakung pas mau gue pakai ban belakangnya malah bocor, padahal sepagi tadi pas dipakai Kakung masih baik-baik saja. Jadilah gue berangkat sekolah harus membonceng Arga sekalian ke kampus, beruntungnya hari ini Arga juga ada kelas jam setengah tiga.
Ngomongin soal mata pelajaran hari ini, Bahasa Indonesia itu bukan mata pelajaran yang gue sukai, tapi engga gue benci juga. Cuma gue bingung aja kalau mau ujian Bahasa Indonesia itu harus belajar apa, alhasil gue cuma sibuk bolak balik latihan soal sampai gue gumoh sama tulisannya. Misteri soal Bahasa Indonesia yang menurut gue sampai saat ini belum terpecahkan adalah, soalnya kelihatan mudah-mudah, pas ngerjain rasanya jawabannya juga udah yakin bener semua, tapi pas keluar hasil ujiannya nilainya selalu saja standar alias ngga tinggi banget dan ngga rendah banget. Padahal Bahasa Indonesia kan bahasa kita sendiri ya, bisa-bisanya.
Gue cepat-cepat merapal segala jenis doa yang bisa gue ingat saat ini, ketika pengawas ujian meminta semua peserta untuk memasuki ruang ujian. Semua buku dan alat elektronik wajib ditinggalkan di loker yang sudah disediakan di depan kelas. Hanya kartu ujian yang diperkenankan untuk dibawa masuk ke dalam ruangan. Gue segera menduduki bangku di deretan tengah, berseberangan dengan Renjun. Absen kita atas bawah kalau kalian lupa.
Deg-degan banget mau ujian pakai komputer. Bukan apa-apa, gue lebih takut komputernya tiba-tiba eror daripada gue yang nggak bisa mengerjakan soalnya. Tapi nggak pa-pa, bismillah lancar sampai selesai.
Seperti protokol ujian pada umumnya, kami pun sudah khatam dengan prosedurnya setelah melakukan tryout dan simulasi beberapa kali. Pengawas ujian pun setelah memastikan seluruh peserta sudah ada di dalam ruangan lantas memimpin doa dan mulai membacakan peraturan serta prosedur pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer ini. Kemudian kami diminta untuk login ke web dan memeriksa apakah data diri dan data mata pelajaran yang tercantum sudah sesuai ataukah belum. Kalau dirasa sudah cocok, setelahnya tinggal menunggu instruksi selanjutnya dari pengawas ujian.
YOU ARE READING
Ada Sesuatu di Jogja (Renjun Lokal)
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] "Katanya tipe suami idaman kamu itu yang kayak Renjun. Nah, itu Renjun." "Tipe gue Huang Renjun, ya! Bukan Muhammad Renjun Alfansa!" ©ozainstory, 2020.