Part 8 UHA

496 42 173
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote sebelum baca, ya. ;)

🕊🕊🕊

"Duh, Ufaira ke mana sih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Duh, Ufaira ke mana sih. Lama banget," gerutu Sam sembari berkali-kali melirik jam yang bertengger di tangannya.

Sam sudah memesankan makanan untuk Ufaira untuk sarapan. Tidak sabar lagi menunggu akhirnya Sam memutuskan untuk menghubungi Ufa.

"Ada apa, Sam?" tanya Ufa dari sambungan telefon.

Sam berdehem, "Gue tunggu lo di kantin. Lo sendirian 'kan? Dan belum sarapan," cerocos Sam.

Ufaira meletakkan gawainya di antara telinga dan pundak, ia sedang mengenakan sepatu hendak berangkat. "Gue memang belum sarapan, tapi gue gak sendirian. Sejak kapan emangnya gue sendirian."

"Kenapa, Fa?" suara Alisya membuat Ufaira menoleh, ia berdiri dan membenarkan posisinya. Meraih ponselnya. "Sam udah dulu, ya. Gue sudah mau berangkat nih."

"Ya sudah. Gue tunggu lo di kantin, Fa. Cepetan!"

Alisya masih setia berdiri menunggu hingga Ufa mengakhiri pembicaraannya dengan si penelfon. Ufaira menekan tombol merah kemudian meletakkan ponselnya ke dalam tote bag.

"Ini Sya. Si Sam mau ngajak sarapan."

"Wah bagus dong. Ya udah hayuk," ajak Alisya kegiranga.

"Masalahnya dia nyangka gue berangkat sendirian," jawab Ufaira malas.

Wajah Alisya mendadak berubah, perasaannya jadi nyeri. Ia memalingkan wajah dari Ufaira dan memutuskan berangkat sendirian menuju kelas.

"Sya! Lo mau ke mana?" tanya Ufaira panik.

Alisya menoleh sejenak menampakkan wajah manyunnya, kemudian kembali berjalan dengan kaki dihentak-hentakkan. Ufaira berdiri mematung, ia menepuk jidatnya.

"Ini ada apa lagi coba. Emang gue ada salah cakap apa?" Ufaira menatap kepergian sahabatnya. Di sisi lain ia sudah berjanji kepada Sam bahwa akan menemuinya pagi ini. Ia tidak tahu kalau Sam akan melupakan bahwa ada Alisya yang biasanya selalu bersama Ufa.

Laksana mendapatkan keberuntungan, Sam langsung berdiri begitu melihat Ufaira mendekat. Waktu masuk kampus masih kurang satu jam, Sam menganggap masih cukup untuk berbicara dengan Ufa.

"Fa. Duduk!" perintah Sam dengan lembut.

Ufaira tersenyum, "Iya, Sam. Makasih."

Hati Sam kini semakin berdebar hebat, bibirnya bergetar setiap hendak mengawali percakapan.

Sementara Ufaira biasa-biasa saja, ia tidak ada perasaan apa-apa terhadap lawan bicaranya tersebut. Ditambah lagi kekecewaan akan cinta yang pernah ia rasakan membuat dirinya enggan kembali bermain-main dengan cinta.

Udah Halalin Aja(On going)Where stories live. Discover now