Part 13 UHA

318 35 7
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote dulu, ya;)

🕊🕊🕊

“Ufa, Ufa, dipanggil Kak Agus tuh,” seru suara dari luar kamar Ufaira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Ufa, Ufa, dipanggil Kak Agus tuh,” seru suara dari luar kamar Ufaira. Wanita dengan gamis terjun payung itu tergopoh-gopoh memanggil sahabatnya. Sementara Ufaira sedang sibuk mengekspresikan dirinya sendiri di depan cermin.

“Fa, Ufa,” pekik Alisya saat ia berhasil membuka pintu dengan napas tersenggal-senggal sebab harus menaiki tangga.

Ufaira menanggapi dengan santai, ia melangkah gontai, lalu meraih segelas air untuk ia sodorkan pada Alisya. “Ada apa sih? Pagi-pagi sudah gopoh gitu.”

“Gawat, Fa. Gawat. Kayaknya lo bakal kena semprot sama Kak Agus deh.”

“Enak aja mau disemprot, gue udah mandi kali, Sya.”

“Udah deh, hayuk mending kamu cepetan turun. Gue takut liat ekspresi Kak Arkan tadi.”

“Emang ada apa sih?”

Alisya langsung menarik lengan Ufaira, nasib baik Ufa memang sudah siap untuk ke kampus pagi ini. Ia yang tidak tahu pasti ada apa, hanya bisa menurut saja sama sahabatnya. Ufa juga tidak panik, sebab sudah biasa baginya melihat Alisya tergopoh-gopoh, padahal tidak ada masalah yang terlalu gawat.

“Sya, udah deh ah, lepas. Gue bisa jalan sendiri.”

“Noh, liatin. Mata Kak Arkan menyala, gue takut. Lo sendirian aja, ya. Gue masih belum nyiapin buku buat nanti.”

“Eh, Sya. Kok gitu, gue takut nanti ada fitnah. Sya, Sya.”

Ufaira mendengus kesal, selalu saja seperti itu. Terkadang ia merasa bahwa Alisya tidak setia kawan, buktinya saja saat di situasi yang dianggapnya genting, ia malah pergi.

“Sya, Sya. Kalau bukan karena lo sering bawa cemilan ke kamar gue, udah gue tinggal lo.”

“Emang iya itu Kak Agus yang super duper nyebelin itu ya?” batin Ufa bertanya pada diri sendiri. Ia menatap ragu pria yang berada agak jauh dari posisinya berdiri saat ini. Melihat dari deskripsian rambut dan postur tubuh, Ufa tahu betul itu orang yang sering membuatnya kesal.

“Ehem,” Ufa berdehem. Arkan terlonjak, lalu menoleh. Sejenak ia menatap wajah wanita di hadapannya, hatinya berdesir. Lekas ia ucap istighfar dan menjinakkan pandangannya.

“Kalau begini terus, rasanya mending segera aku minta abah buat ngehalalin dia aja deh,” batin Arkan. Ia menata ekspresinya agar tidak menjadi gambaran dari gerak jantung yang tengah kelabakan itu.

“Ada apa, KATIBEL?”

Arkan mengernyit, ia ingin terkekeh saat mengingat curhatan Ufa terhadapnya mengenai dirinya dengan julukan baru. Namun, ia tetap berusaha elegan dengan penyamaran yang baik. “KATIBEL, maksudnya?”

“Kakak Tingkat Bikin Sebel,” eja Ufa. Kali ini tawa Arkan pecah, lalu ia mencoba kembali tenang saat melihat ekspresi Ufaira yang sama sekali tidak berubah, ia menyambungkan alis dengan bibir yang sedikit mengerucut.

“Oke, oke. Terserah kamu mau ngasih aku julukan apa. Namun, perlu kamu ingat. Awas kena serbuan orang saat ada yang tau kalau kamu punya julukan khusus buat aku.”

“Maksud kakak?” Ufaira tidak paham. Baru saja ia ungkapkan kekesalannya, akan tetapi ia merasakan kekesalan itu semakin hari semakin berbeda. “Kenapa agaknya kesel itu makin hari makin luntur ya,” gerutu Ufa dan hati.

“Kita kembali ke topik awal. Kakak mau apa panggil saya?”

“Sebenernya aku bukan mau panggil kamu sih, gak ada niatan sama sekali gitu. Hanya saja, aku butuh flashdisk tugas makalah kita yang kemarin. Saat tadi ketemu sama Alisya, eh dia bilang flashdisknya ada di kamu. Siapa dah nama kamu?”

“Ouh, Neneng. Iya, sampe lupa. Karena namanya paling unik di kampus kita ini.”

“KAK AGUS!” Ufaira naik pitam. Arkan pun terkekeh, semakin ia berhasil mengganggu Ufa, semakin dirinya merasa puas. Hanya saja tetap ada yang dongkol dalam hatinya, sebab ia tak kunjung bisa jujur mengenai mereka berdua yang sesungguhnya.

“Kakak tau enggak? Siapa orang yang paling nyebelin di kampus ini?”

“Siapa? Jangan bilang dosen? Nanti aku aduin, baru tau rasa.”

“Kak Agus, kakak itu kenapa sih. Ganteng sih, tapi kok ya suka banget bikin sebel orang. Gak punya kerjaan lain apa?”

🍁🍁🍁

Ehem, gimana nih? Aman?😁

Semoga suka🤗

Udah Halalin Aja(On going)Where stories live. Discover now