Sesampainya rara di rumah
" assalamualaikum rara yang cetar membahana dah pulang. " kata rara dengan berteriak
" Waalaikumsalam non rara yang cantik. " jawab bi enjum ART dirumah rara
" kok sepi bik rang ....orang kemana bik?" tanya rara
" anu tadi non. Bunda rara tadi belum pulang. Kalo ayah sama nyonya luna dan non rena tadi pergi. " jawab bik enjum
" pergi kemana bik? " tanya rara dengan penuh selidik" bibik gak tau non pokoknya tadi bawa koper gitu. " jawab bik enjum seadanya
"oh selemat deh rara gak kena amuk ayah." gumam rara
" memangnya kenapa non? " tanya bik enjum
" si rena noh bik buat ulah mulu. Karena rena ganggu rara ya rara gangguin balik deh. " kata rara
" ooo,gitu ya non. Makan malam mau dimasakin apa non? " tanya bik enjum
" terserah bibik aja deh. Yang pedes pedes pokoknya ." jawab rara antusias
Sambil berjalan menuju kamarnya untuk berganti baju dan membersihkan diri." mandi enggak ya enaknya?. " tanya rara pada dirinya sendiri
" gak usah aja deh gak mandi rara udah cantik apa lagi mandi yang ada orang orang pada inse, inse apaansih rara kok lupa? " pikir rara dengan wajah bingung. Karena bingung rara bertanya pada author
" inse.. Inse apaan thor rara lupa. " tanya rara dengan kekehan khasnya
" insecure rara sayang makanya jangan kebanyakan mikir si rega. " jawab author
" la kan author sendiri yang nyuruh rara mikirin rega. Gimana sih thor? " jawab rara tak mau kalah
" au ah rara mau ke taman belakang aja ." gumam rara
Sesampainya di taman belakang
" gila udah berapa lama gue gak ke taman belakang rumah makin bagus aja ni taman. " kata rara dengan gembira
" mana lagi bulan purnama lagi, bayak bintang juga dilangit. Jadi inget dulu. " kata rara dengan raut muka sedih
Flashback
" bunda bunda ,ada bulan besal muncul main bola ditaman yuk. " kata rara kecil yang belum bisa mengucap huruf r
" bulan besar itu namanya bulat purnama sayang. Main bolanya nanti aja ya nunggu ayah pulang." kata bunda rara dengan lembut
" yah bunda kok nungu ayah pulang. Nanti lama. " kata rara dengan muka hampir mengis
" jangan nangis dong anak bunda. Bentar lagi ayah pulang kok. " kata bunda rara
Tok tok tokk
" itu ayah pulang. Bukain pintu buat ayah yuk. " kata bunda rara sampil mengandeng tangan rara kecil .
" anak ayah kenapa nagis hemm? " tanya ayah rara
" bunda dak mau lala ajak main bola di taman huaaaa. " kata rara kecil sambil mengiss kencang di gendongan ayahnya
" bunda kan cewek jadi gak bisa main bola sayang, ya udah main sama ayah aja ya? " tanya ayah rara dengan lembut
" tap- tapi kan lala juga cewek bisa main bola kok bunda gak bisa ?" tanya rara kecil sampil memahan tangis
" ya karena rara spesial makanya bisa main bola. Jadi gak main bolanya?kalo jadi nangis ya berhenti dulu. " kata ayah rara
" jadi ayah ,yuk main. " kata rara kecil dengan semagat
" rara nanti aja ya main ya ,ara kan belum makan malem loh, ayah juga baru pulang kerja. " kata bunda rara
" dak mau lala mau ya sekalang. " kata rara kecil sampil mengembangkan pipi capi ya itu
" iya sekarang sambil makan ya tapi?" tanya ayah rara
" oke sambil makan di suapin bunda tapi ." kata rara kecil dengan girang karena permintaanya dituruti
" kenapa dulu begitu indah ya. Apapun bermintaan rara ayah selalu nurutin walaupun ayah capek. " batin rara dan tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipi putih rara
" andai rara bisa mengulang waktu rara bakal ngulang waktu rara kecil. Ya allah kenapa alur hidup rara bengini. " kata rara sampil tersenyum paksa
Dan lamunan rara bunyar ketika bahunya ditepuk oleh bi enjum
" non rara kenapa nangis ?" tanya bi enjum.
" gak nagis kok bi rara cumak kelilipan." jawab rara sambil menghapus air matanya dengan kasar
" bibik tau non rara bohong. Inget non gusti allah enggak memberi cobaan hambanya melangpau batas kemampuan hambanya tersebut. Tugas kita sebagai seorang hamba hanya tinggal menjalaninya ." tutur bi enjum
" emm bik jangan bilang ke bunda ya kalo rara habis nangis. " kata rara
" iya bibik gak bakal bilang bunda kok. Sekarang non rara ke dalem cuci muka, udah ditunggu in bunda di meja makan." kata bik enjum .Dan merekapun berjalan ke dalam rumah
Sesampainya di meja makan
" ra kamu habis nangis sayang?" tanya bunda rara
" enggak kok bunda rara mata rara merah bukan karena kelilipan kok." jawab rara berbohong
" bunda tau kamu bohong sayang . Bunda tau kamu habis nangis .Tapi kamu tutup tutup. Karena filing seorang ibu ke ke anaknya itu kuat sayang." batin bunda rara
Hallo semua pembaca cerita luka dan harapan .Menurut kalian bagaiman part ini?
Maaf maaf part ini kesan mellow ya belum terlalu kuat karena author masih penulis amatir.
Maaf banyak typo{ jangan lupa vote dan komen }
Salam kenal
Rara dan Rega
YOU ARE READING
Luka Dan Harapan
Short StoryRara Dirgantara gadis ceria dengan seribu luka. Yang menjadikan keceriaannya sebagai tameng lukanya Rega Diandra cowok cool. Goodboy dan alim Kisah tentang rara gadis yang menyukai rega tapi tidak berani mengungkapkan hanya dia simpan rapat rapat