(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA)
Agatha terpaksa tinggal bersama Raka. murid paling teladan dan juga kebanggaan di sekolah. Manusia sedingin es yang memiliki sifat bertolak belakang dengan Agatha.
Menurut Raka, Agatha adalah sosok iblis penggoda...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dan ini Raka
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
****
Agatha mengetuk dagunya seraya berfikir. Dia menatap kulkas yang di buka lebar-lebar, lebih tepatnya memperhatikan isi dari freezer itu. Setumpuk es krim berbagai rasa yang Raka belikan untuknya tadi.
Ada berbagai kemungkinan di kepala Agatha tentang Raka yang menjadi baik padahal sebelumnya laki-laki itu sangat pelit padanya.
Pertama, karna Raka kasihan melihat wajah menyedihkannya di halte tadi.
Dan yang kedua, karna laki-laki itu mulai menyukainya!
Memikirkan kemungkinan kedua membuat Agatha tersenyum lebar dan melompat-lompat girang. "Yess! Padahal gue belum usaha apa-apa dia udah luluh duluan. Fiks, Irenenen bakal nangis darah bentar lagi!" pekiknya semangat.
Lelah melompat, Agatha diam sejenak lalu menutup pintu kulkas dan berjalan menuju kamarnya. Setelah membelikannya es krim dan mengantarnya pulang, Raka kembali ke sekolah karna di telpon Glen.
Lihat? Raka berubah jadi malaikat setelah menjabat sebagai iblis tak berperasaan selama ini di mata Agatha. Raka bahkan tidak marah Agatha ingin membolos dan dia malah kembali ke sekolah sendirian.
Laki-laki itu masih sibuk karna dia bertanggung jawab untuk acara pemilihan Ketos baru itu. Agatha hanya berharap semoga Ketua OSIS kali ini tidak sekejam Raka yang suka menghukum dengan sadis.
Agatha tidak mau ada Agatha generasi kedua yang menjadi target Ketua OSIS bersifat setan seperti Raka. Cukup dirinya saja yang dulu menderita, jangan sampai ada murid lainnya.
Langkah Agatha menuju kamar terhenti, dia menatap pintu kamar Raka beberapa saat sebelum sebuah senyum jahil muncul di wajahnya. Agatha tidak pernah melihat-lihat isi kamar Raka atau berkeliling meski pernah masuk ke sana beberapa kali bahkan tidur di sana.
Agatha hanya sebatas masuk tanpa melihat sekeliling. Dan sekarang dia berniat menjelajahi kamar Raka berhubung pemilik kamar itu tidak ada.
Dengan pelan dia berjalan menuju pintu itu dan saat knopnya dia putar, pintu langsung terbuka.
