29 - Musuhan, bye!

188K 26.2K 4.7K
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Gadis itu mengerjap pelan dalam pelukan Raka. Dadanya bergemuruh merasakan betapa nyaman pelukan ini, matanya kembali mengedip begitu sepintas ingatan beberapa hari ini memasuki kepalanya tentang sikap Raka padanya.

Terlebih kejadian mading tadi pagi. Hatinya berdenyut perih mengingat Raka yang lebih memilih membawa Irene ke UKS di banding melirik padanya atau sekedar menanyakan bagaimana keadaannya.

Padahal saat itu, Agatha membutuhkan Raka.

"Raka, lepas." Agatha mendorong dada Raka hingga pelukan mereka terlepas. Gadis itu terdiam sejenak, kemudian beranjak berdiri menuju pintu gudang.

Raka hanya memperhatikan Agatha di posisinya tadi. Dia melihat Agatha menarik knop pintu namun tidak membuahkan hasil. Gadis itu terus berusaha membuka pintu dengan sekuat tenaganya. Namun sia-sia.

Raka berdecak pelan. "Di kunci dari luar," dia berdiri dan berjalan menghampiri Agatha dengan tenang. "Percuma, gak akan kebuka."

"Terus gimana?" ucap Agatha frustasi. "Gue gak mau nginep di sini, gelap, pengap, sesek. Takut ada kecoa terbang nemplok ke muka gue, ewhh jijik." Agatha bergidik ngeri.

Raka tetap menampilkan wajah datarnya. Kedua matanya memperhatikan Agatha lekat, gadis itu terus berusaha menghindari kontak mata dengannya membuat kening Raka mengernyit.

"Jadi lo maafin gue atau enggak?" tanya nya memastikan.

Agatha menghela nafas panjang kemudian menggeleng. "Enggak. Lo udah jahat sama gue, gue males maafin lo," ucapnya sedikit ketus. "Bahkan pagi tadi lo dorong gue sampe jatoh," suara Agatha kembali bergetar.

Gadis itu memukul pelan kepalanya sendiri. Baru saja dia berhenti menangis beberapa menit lalu dan kini matanya sudah kembali berair. Kenapa dia sangat cengeng ?

Raka bersandar pada pintu dengan kedua tangan terlipat di dada. Pandangannya lurus pada Agatha yang kini kembali terisak pelan, gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Yaudah nangis lagi, gue tungguin," kata Raka pasrah. Setelah ucapannya barusan, Agatha langsung menangis tanpa menutupi suaranya lagi. Raka yakin, mata gadis itu akan membengkak karna terlalu banyak menangis.

Semakin lama tangisan Agatha semakin terdengar menyayat membuat Raka merasa sedikit empati. Dia berdiri tegap dan menghampiri Agatha, tangannya terangkat membuka tangan Agatha yang menutupi wajahnya dengan gerakan pelan.

Begitu berhasil, Raka dapat melihat mata Agatha yang memerah dan penuh air mata. "Sedih banget?" tanya Raka yang di jawab dua kali anggukan langsung.

"G-gue gak punya siapa-siapa lagi," kata Agatha lirih. "Mia sama Cici gak mau temenan sama cewek murahan kayak gue," gadis itu sesegukan pelan.

"Kata siapa lo murahan?" Raka menaikan alisnya. Agatha perlahan menatap wajah Raka yang kini menyorotnya dengan pandangan serius. "Dimata gue lo gak murahan."

My Roommate Is a Badgirl Where stories live. Discover now