45 - Sangsi

156K 21.2K 11.3K
                                    

Harusnya aku up DD ya, tapi ideku lagi lancar di MRiB, terpaksa di tunda lagi dan up di sinii, sorii gaisss.

*****


Mendengar segala caci maki dari rombongan murid yang kini melemparinya beserta suara tawa nyaring dari dua orang gadis yang berdiri tidak jauh darinya itu membuat kedua tangan Agatha perlahan mengepal.

"MURAHAN LO AGATHA!"

"Najis. Sok cantik, sok paling keren, taunya cuman parasit di hidup orang lain!"

Menghela nafas panjang, Agatha menggertakan rahangnya.

"CUKUP! GUE BILANG CUKUP BRENGSEK!" sentaknya sekuat mungkin. Suaranya terdengar melengking memenuhi koridor itu.

Hening.

Seketika semua yang ada disana membungkam mulutnya mendengar suara nyaring Agatha yang sejujurnya terdengar sedikit mengerikan.

"Gue ... " suara gadis itu tercekat, Agatha menggigit bibirnya, menahan diri untuk tidak terlihat lemah. Meskipun matanya sudah memanas, dan cairan bening itu siap tumpah kapan saja.

Dia memang bukan gadis yang lemah secara fisik, namun Agatha sudah terlalu sering di sakiti hingga dia sampai di titik ini, titik di mana dia tidak mau terlihat kuat.

Karna dengan begitu, semakin banyak orang yang ingin menghancurkan dirinya.

"Gue gak murahan!" ucapnya tajam dengan suara keras. "Gue juga bukan parasit! Gue Agatha, gue manusia kayak kalian, yang memang kehidupannya sedikit gak beruntung."

Mati-matian Agatha menahan agar suaranya terdengar lugas dan tidak gemetar. "Selama ini gue selalu jadi sosok paling di benci di sekolah ini tanpa alasan yang jelas, kalian fikir gue baik-baik aja? Kalian fikir gue ngerasa bahagia?"

"Kalian tau?" kali ini suara Agatha terdengar sedikit lirih. "Kalian itu gak adil. Kalian selalu marah setiap gue lakuin kesalahan, kalian selalu anggap gue biang semua masalah! Bukannya itu gak adil? Semua orang pasti punya kesalahan dalam hidupnya, tapi kenapa ... "

Agatha mengigit bibir bawahnya. "Kenapa cuman gue yang di perlakuin kayak gini? Kenapa?" suara gadis itu semakin lirih, membuat semua yang ada di sana makin terdiam.

Tidak pernah sekalipun melihat Agatha yang bar-bar terlihat seperti ini.

Agatha mengatur nafasnya seraya membersihkan seluruh tubuhnya yang kini kotor terkena lemparan telur dan juga beberapa sampah dari mereka semua. Bukan hanya itu, rambut dan seragamnya pun menjadi putih terkena lemparan tepung.

Agatha tidak mengerti, mengapa mereka sampai sejauh ini.

Merasa percuma, Agatha menghentikan kegiatannya dan memilih menatap satu persatu murid disana dengan tatapan tajamnya yang tadi sempat melemah. Sampai kemudian, pandangannya berhenti pada sosok Mia dan Irene.

Tanpa menunggu lagi, Agatha segera berjalan menghampiri mereka dengan langkah tegas. Wajah gadis itu memerah sempurna, rahang mungilnya pun terlihat mengeras.

Agatha marah.

Kali ini dia benar-benar marah.

Kesabarannya sudah sangat habis untuk kedua orang itu.

Mia yang tadi mematung langsung tersentak ketika ponsel di tangannya di rebut secara tiba-tiba. Matanya melebar dan menatap ponsel yang kini sudah berpindah tangan ke Agatha.

Sementara Agatha sendiri menggeletukan giginya geram melihat vidio yang Mia kirim ke grup obrolan sekolah di Line. Tentunya vidio itu dengan gampangnya menyebar ke seluruh sekolah dalam waktu singkat.

My Roommate Is a Badgirl जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें