35 - Mulai Berubah

184K 26.4K 9.4K
                                    

Tembusnya lama, sekalian updatenya aku lamain juga😝

****

"RAKA GO RAKA GO! LO HARUS MENANG POKOKNYA!" Agatha memekik heboh di pinggir lapangan membuatnya di lirik sinis oleh beberapa siswi yang ikut menonton pertandingan Sagara dan Raka.

Namun siapa Agatha? Gadis masa bodo itu jelas tidak memperdulikan tatapan mereka. Fokusnya kini hanya Raka, Raka, dan Raka. Agatha bahkan merasa siap di nikahi saat ini juga oleh Raka.

"AKA SEMANGAT!" pekik gadis itu lagi.

Di tengah lapangan, Raka yang baru saja kehilangan bola langsung melirik Agatha begitu mendengar panggilan itu. Panggilan yang sejujurnya dia sukai jika keluar dari mulut Agatha.

Wajah laki-laki itu sudah banjir keringat, rambutnya pun basah namun anehnya hal itu malah membuatnya terlihat berkali-kali lipat lebih tampan membuat Agatha merasa hampir pingsan. Kenapa dia baru menyadari jika Raka setampan itu?!

"AYO AKA LO BISA! REBUT BOLANYA, SEMANGAT!" Agatha mengangkat kepalan tangannya dengan senyum lebar hingga matanya menyipit dan dia terlihat semakin cantik.

Raka bahkan hampir lupa mengedipkan matanya melihat senyum itu.

Merasa tatapannya di balas oleh Raka. Gadis itu semakin kesenangan. "KALO KALAH GUE CIUM! JADI HARUS MENANG!" teriaknya bertambah heboh.

Raka menunduk sejenak, menyembunyikan sudut bibirnya yang tidak bisa di tahan untuk terangkat. Teriakan Agatha memang menyakiti telinga, namun entah mengapa hal itu malah membuatnya bertambah semangat.

"Apa gue harus pura-pura kalah?" gumam Raka pelan. Sebuah perasaan aneh bercampur di dadanya hingga Raka merasakan kehangatan yang nyaman.

Di depannya, Sagara mengepalkan tangan melihat Raka yang tampak senang. Laki-laki itu melirik Agatha yang masih sibuk berteriak menyemangati Raka. Sagara merasa kecewa, dia tidak membayangkan jika Agatha malah akan mendukung Raka.

Bibir Sagara bergerak pelan. "Aka?" gumamnya tidak terima. Bukankah Agatha hanya memberikan nama panggilan seperti itu padanya?

Berdecih sinis, Sagara memantulkan bola basket di tangannya dan keluar begitu saja dari lapangan membuat keadaan yang tadi heboh langsung hening. Sagara meninggalkan pertandingan yang baru saja di mulai 15 menit itu.

Sagara berjalan menuju Agatha kemudian langsung menarik pergelangan tangan gadis itu dan menyeretnya. Hal itu jelas membuat keadaan tiba-tiba heboh lagi, mereka yang menonton langsung menatap ke arah mereka.

Begitupun dengan Raka. Laki-laki jangkung itu langsung berjalan cepat mengejar Sagara dan Agatha. Tatapannya menajam saat melihat cengkraman kuat Sagara di tangan mungil Agatha. Pasti gadis itu kini kesakitan.

"Sagara, lo kenapa sih?" Agatha memandang Sagara bingung dan berusaha melepaskan cengkraman tangan Sagara yang sangat kuat. Jujur, ini cukup sakit.

"Lepas!" Raka datang dan menarik tangan Agatha dari Sagara hingga cengkraman itu terlepas. Raka melihat pergelangan tangan Agatha yang memerah dengan tatapan tidak suka.

"Sakit?" Raka memandang tepat kedua bola mata Agatha yang jernih hingga gadis itu mendadak gugup.

"E-enggak," jawab Agatha refleks. Mulutnya hanya asal bicara, padahal pada kenyatannya tangannya terasa berdenyut. Dia sudah terbiasa dengan rasa sakit, jadi tidak terlalu mempermasalahkan itu.

My Roommate Is a Badgirl Donde viven las historias. Descúbrelo ahora