BAB 5 : JODOH DARI ALLAH

4.8K 565 103
                                    

"Kau memang tidak dipilih oleh ku, tapi Allah memilih mu untukku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau memang tidak dipilih oleh ku, tapi Allah memilih mu untukku"

"Sayang, ini aku buat sarapan roti selai srikaya kesukaan kamu." tunjuk Hermansyah pada roti tawar dan juga segelas susu hangat diatas nampan yang dibawanya.

"Ayo, makan Nirmala. Hari ini kita harus kembali ke Jakarta bersama mantu kita. Lepaskan sebentar beban yang sedang kau pikirkan."

"Aku tidak mungkin melupakan putraku sendiri, Mas. Apalagi wajah Dwi selalu muncul dimana pun aku memejamkan mata." parau Bunda Nirmala memberitahu suaminya.

"Aku takut terjadi sesuatu padanya. Aku takut dia sedang kesulitan di suatu tempat dan memerlukan bantuan kita, Mas." ucap Bunda Nirmala penuh kekhawatiran.

"Dengarkan Mas, Mala. Di manapun anak itu berada saat ini, itu adalah keinginannya sendiri. Dia yang sudah memilih kabur dari pernikahan ini tanpa diskusi apapun dengan keluarganya."

"Biarkan anak itu menggapai apa yang di maunya, asal jangan menunjukkan lagi wajahnya dihadapan ku. Anak itu sudah benar-benar tidak menghormati orang tuanya sendiri." putus Hermansyah mutlak.

"Mungkin Dwi memiliki masalahnya sendiri, Mas. Aku mohon cari putra kita, Mas." mohon bunda Nirmala pada suaminya dengan air mata yang mengalir di pipi pucatnya.

"Makanlah sarapan yang sudah kubuatkan, jika kau tidak ingin menjadi istri yang durhaka karena membantah suami." perintah Hermansyah tanpa menjawab permohonan istrinya.

"Aku ngga lapar, Mas." tolak Bunda Nirmala lalu kembali berbaring di atas tempat tidur.

"Terserah kamu, aku akan keluar untuk sarapan bersama keluarga baru putra sulung kita. Aku tidak ingin membuat keluarga menantuku merasa tidak di hormati oleh orang tua suaminya." beritahu Hermansyah lalu membuka pintu kamar dan keluar dari sana.

Setelah pintu tertutup bunda Nirmala membuka matanya yang tadi coba ia pejamkan.

"Aku juga tidak ingin menyakiti hati menantuku Sabrina dan keluarganya." gumam bunda Nirmala kemudian bangkit dari berbaringnya dengan tekad kuat menutupi kesedihannya untuk sekarang.

♥♥♥

Di kamar lain, seorang gadis cantik membuka netranya perlahan. Matanya mengedip-ngedip lucu untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam bola mata biji lecinya.

Duduk perlahan lalu merenggangkan otot-otot tubuhnya yang sedikit kaku selapas bangun tidur.

Hal pertama yang dilihatnya adalah kamar khas pengantin dengan banyak bunga segar yang masih harum.

Ah, Sabrina mengingatnya. Dan tidak mungkin lupa meski rasanya ingin sekali.

Pernikahan tidak sesuai ekspetasinya. Karena pengantin prianya bukan lelaki yang seharusnya.

Wedding Because AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang