BAB 6 : AAMIIN

4K 514 18
                                    

"Do'a ku? Ya Allah penuhi hati hamba dengan namaMu dan jatuh cintakanlah hamba hanya pada jodoh hamba yang telah kau tuliskan di Lauhful Mahfudz-Mu"

"Binah ndak punya Bundah kaya olang, padahal Binah mo punya juga, kak." rengek Bina kecil pada laki-laki lima SD.

"Bunda kakak kan, bunda kamu juga peri kecil."

"Boleh mang?" tanya Bina kecil pada anak laki-laki kecil kelas lima SD itu nampak ragu.

"Boleh, soalnya peri kecil cantik dan aku suka." puji laki-laki anak kelas lima SD itu.

"Aku ndak cuka di panggil peli kecil, aku sukanya di panggil Binah. Soalnya Ayah cama kakak Ila panggil gitu." protes Bina kecil.

"Atau panggil aku wondel women ajah. Soalnya aku kuat. Aku mau hebat juga sepelti bunda di sulga." ucap Bina kecil dengan ceria.

"Kamu wonder women dan aku batman. Kita sama-sama superhero." laki-laki kelas lima SD itu ikut menimpali dengan semangat.

"Ndak mauuu ah. Aku maunya jadi supel Binah bukan supelhilo." tolak Bina kecil sambil mengembungkan kedua pipi bulatnya.

"Yaudah iya. Tapi kita tetep temenan kan antara super Bina dan superhero?" tanya laki-laki anak kelas lima SD itu.

"Iya boleh bis itu kita buat geng, yah." seru Bina kecil dengan semangat.

"Iyah geng super yah namanya." yang langsung diangguki Bina kecil setuju sambil mengarahkan jempol kecilnya yang lucu.

"Telus abis ini gimana biar bunda kakak jadi bundanya Binah juga?"

"Kamu harus jadi anaknya Bundaku jugalah." jawab laki-laki kelas lima SD itu tanpa pikir panjang.

"Owh belalti nanti kakak cama Bunda tinggal dilumah Binah sama Ayah sama kakak Ila?"

"Bukan. Masa Ayah aku ditinggal sendiri kan kasian. Ayah pulang kerja nanti bingung cariin aku sama bunda dong?"

"Tlus gimana? Masa Binah gajadi punya bunda?" sedih Bina kecil menundukan wajah cantinya.

"Kita harus bersatu." ujar anak laki-laki kelas lima SD itu semangat.

"Kan kita udah belsatu jadi geng supel, belalti udah boleh?"

"Nanti kalau udah dewasa, kita harus jadi pasangan. Kita harus nikah biar bisa bersama trus jadi keluarga. Soalnya Bunda sama Ayah nikah dulu biar Mbah putri sama Mbah kakung bisa jadi orang tua Ayah, soalnya Mbah putri sama Mbah kakung Ayah udah di kubur." cerita si anak laki-laki kelas lima SD itu.

"Nikah tuh apaci?" kesal Sabrina kecil karena ia dibuat bingung hingga harus berpikir keras.

"Emm kayanya punya cincin samaan trus punya buku kecil samaan juga. Soalnya di album foto Ayah sama Bunda kaya gitu."

"Yaudah kita beli di abang klotokan aja, ka. Di abang klotokan ada cincin sama buku Bial nikah sekalang tlus Binah bisa punya Bunda." greget Sabrina kecil dengan wajah menggemaskannya.

Si anak laki-laki kelas lima SD itu menggeleng sabar. "Harus ada saksi, peri kecil."

"Aku ndak suka dipanggil peli kecil." ketus Sabrina kecil gregetan.

"Iya-iya super Bina. Kita butuh saksi."

"Yaudah ayuk kita ke rumah aku. Kita panggil kakak Ila aja buat jadi saksi." cetus Sabrina kecil memberi ide.

Wedding Because AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang