BAB 13 : UCAPAN ARZA

2.8K 207 38
                                    

"Kenapa rasanya sulit sekali hidup dengan orang yang tidak kita cintai?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa rasanya sulit sekali hidup dengan orang yang tidak kita cintai?"

Di sebuah kamar apartemen mewah, seorang laki-laki berkemeja hitam itu terduduk dengan senyum manis tersungging di bibir tipisnya yang merah alami. Dia baru saja mengirimkan pesan kepada sahabat yang amat di cintainya untuk janjian bertemu besok sore di sebuah taman.

Dia Arza Hakim. Laki-laki yang paling dekat dengan Sabrina selain Ayah Seno. Bahkan kedekatannya melebihi kedekatan Sabrina dengan sang kekasih. Dwi Aksara Arjuna, karena Arza merupakan sahabat sekaligus teman Sabrina satu-satunya sejak kecil sampai sekarang.

Kini mata setajam elang itu menatap foto-foto yang terpasang di dinding apartemennya dengan tatapan penuh rindu. Di sana ada banyak potret seorang Sabrina Novita yang selalu Arza abadikan diam-diam. Dia selalu meminta seseorang memotretnya atau kadang kala ia sendiri yang memotret sang sahabat dengan camera ponselnya.

Laki-laki itu kemudian berdiri dan berjalan sambil mendekati dinding yang berisi banyak potret Sabrina. Terdengar helaan napas lega meski rasanya ia tidak sabar menunggu hari esok untuk segera bertemu Sabrinanya dan memeluknya dengan erat. Sungguh Ia begitu merindukan wanita itu bahkan hampir gila karenanya di tambah dengan semua kegagalan rencana yang ia buat sehingga laki-laki lain berhasil memiliki wanita yang seharusnya menjadi miliknya jika pernikahan hari itu gagal.

Takdir seakan mencoba mempermainkannya, hingga Arza harus kembali memikirkan rencananya yang lain. Apapun rintangannya Sabrina harus benar-benar menjadi miliknya. Bukan hanya sekedar sebagai sahabat tapi ia mau Sabrina menikah dengannya dan menjadi satu-satunya wanita dalam hidupnya.

Kemarin, sebelum dirinya pindah ke apartemen ini untuk bisa lebih dekat dengan tempat tinggal Sabrina yang baru, Arza bahkan hampir membunuh laki-laki sekarat yang menjadi sandra di rumahnya. Ia ingin melampiaskan kemarahannya pada laki-laki sekarat itu yang sayangnya di hentikan oleh sahabat almarhum orang tuanya yang menjelma menjadi sosok dokter penyelamat. Gara-gara laki-laki itu Sabrinanya semakin jauh darinya.

TOK TOK TOK

"Masuk!"

Muncul Dani dengan satu kantung ice bag di tangannya. "Ini bos pesanannya. Lama tuh koki buatnya jadi lama."

Tanpa menjawab Arza langsung mengambil kantung ice bag itu dari tangan anak buahnya. Lalu membuat gerakan tangan agar Dani segera keluar lagi dan menutup pintu.

Mengangguk, Dani akhirnya pamit keluar. Dia sudah terbiasa dengan kelakuan bos yang begitu di hormatinya itu. "Permisi, bos."

Pintu tertutup dan ruangan itu kembali remang seperti tadi. Kini tangan Arza tengah membuka kantung ice bag yang berisi minuman boba favorite Sabrinanya yang otomatis harus ia sukai juga.

Sebelum mengirim pesan pada sahabatnya itu Arza lebih dulu memberi perintah pada Dani agar menyuruh koki untuk datang ke apartemennya dan membuatkan minuman dengan perisa atau pemanis yang di sertai topping mutiara dari tapioka tersebut atau lebih sering di kenal dengan sebutan boba. Meski waktu masih belum terlalu siang tapi Arza sudah menginginkannya alhasil dia harus menyuruh koki membuatkan minuman itu karena jelas outlit boba di luar sana belum buka.

Wedding Because AllahWhere stories live. Discover now