BAB 9 : SUAMI VS SAHABAT

3.8K 464 38
                                    

"Sahabat ya Sahabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sahabat ya Sahabat. Suami ya Suami. Jelas beda. Dan ingat! Semua ada batasannya masing-masing"

"Wa'alaikum salam, ka Ar." jawab Sabrina pada sahabatnya disebrang telepon.

"Segitu lupanya kamu sama aku, Super Bina?" terdengar begitu sedih dipendengaran Sabrina.

"Ngga gitu, Ka Ar. Tapi emang semuanya ngga berjalan sesuai yang aku mau." sangkal Sabrina menjawab.

"Berarti aku tidak sepenting itu kan di mata kamu? Super Binaku udah ngga ada sekarang. Dia udah beda."

"Ka, please." mohon Sabrina agar sahabatnya mau mengerti.

"Pertama kamu diam saat menikah dengan laki-laki itu tanpa bilang apa-apa sama aku."

"Ka! Akupun kaget bahwa bukan Mas Dwi yang mengucapkan ijab qobul saat itu."

"Kedua kamu pindah ke Jakarta tanpa berpamitan kepadaku, Super Bina." kecewa Arza.

"I am sorry, Ka. Tapi Bina memang tetap harus mengikuti kemana pun suami Bina pergi. Meski terpaksa."

"Dimana kamu tinggal sekarang?"

"HAH?" bingung Sabrina.

"Kasih alamat tempat tinggal kamu sekarang sama aku!" perintah Arza dengan tegas.

"Ta-tapi, ka." ragu Sabrina.

"Ck. Bahkan untuk bisa mengetahui tempat tinggal sahabatku sendiri saja sangat sulit." kekeh Arza menyindir Sabrina.

"Kakak Ar kenapa sih?" kesal Sabrina.

"Kenapa kamu bilang? Aku cuma punya kamu sekarang Bina. Mana janji kita dulu yang katanya akan selalu bersama sampai maut memisahkan?" frustasi Arza sampai menangis.

Terdengar lebay tapi itulah seorang Arza. Sabrina adalah kelemahannya.

Hanya Sabrina.

"Maaf, Ka Ar. Tapi Bina juga ngga tahu alamat tempat tinggalnya dimana. Kakak kan tahu Sabrina kurang paham jalan."

"Kamu juga mau ninggalin aku tanpa berpamitan kaya Kakek,Nenek dan kedua orang tua aku kan, Super Bina?" serak Arza dengan mata merah menahan tangisnya.

Ia tidak ingin terlihat lemah di depan Super Binanya. Tapi Sabrina memang selalu membuatnya lemah.

"Ka, ngga gitu. Ka Ar penting buat Bina. Kakaknya Bina, Sahabat Bina sekaligus team superheronya Bina." sedih Sabrina takut Arza salah paham.

"Buktikan!" tegas Arza.

"Emm..." Sabrina mencoba berpikir. "Ah atau nanti Bina tanya sama Ka Langit." usul Sabrina cepat.

"Aku tunggu."

"Okey. Makasih yah ka Ar."

"Hem. Miss you." ucap Arza dengan sangat tulus.

Wedding Because AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang