BAB 7 : KEBERADAAN DWI

4.3K 504 38
                                    

"Cintamu pada manusia tidak boleh melebihi kecintaanmu pada Allah"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cintamu pada manusia tidak boleh melebihi kecintaanmu pada Allah"

Setelah pagi hari pertama dalam rumah tangga Langit dan Sabrina diisi oleh keributan, maka setelah sarapan bersama keduanya kembali ke kamar pengantin mereka untuk melakukan perjanjian pernikahan.

Sudah pasti itu ide seorang Sabrina Novita sebagai syarat ia mau sarapan satu meja dengan Langit, melayani Langit di depan kedua orang tua mereka dan terakhir ikut bersama suami sementaranya ke Jakarta.

"Jadi, istri saya yang paling sholehah dan cantik ini mau menulis perjanjian apakah?" sindir Langit pada Sabrina saat mereka sudah berdua di dalam kamar.

Sabrina tahu bahwa suami sementaranya itu sedang menyindir dirinya.

Mendengus kecil, Sabrina duduk di meja rias yang ada di dalam kamar itu.

"Mana kertas, pulpen dan materai sepuluh ribu yang Bina pesen sama kakak?" tagih Sabrina dengan ketus.

"Ulangi Sabrina!" perintah Langit dengan lembut.

"Apanya?"

"Nada bicara kamu sama saya."

"Ribet banget deh.  Kakak tuh hanya suami sementara, catet! Ngga usah terlalu mendalami bermain peran dalam rumah tangga ini."

"Sabrina!"

"Salah lagi?" tantang Sabrina menatap kesal wajah sok kegantengan suaminya.

Tapi memang ganteng sih jujur, batin Sabrina mengakui.

"Saya hanya ingin istri saya selalu berkata lemah lembut, mematuhi semua apa kata suami selagi itu baik. Maka untukmu surga hadiahnya Sabrina."

"Jika menjadi istri yang baik untuk mas Dwi okay. Kalau untuk kakak No!"

"Apa hatimu sudah penuh berisi nama bajingan itu?"

"Mas Dwi bukan bajingan!" marah Sabrina.

"Bajingan karena membuat istriku mencintainya dan mengabaikan suaminya sendiri."

"Aku begitu mencintai, Mas Dwi. Aku harap kakak tidak pernah berharap apapun dalam pernikahan sementara ini." harap Sabrina.

"Cintamu pada manusia, tidak boleh melebihi kecintaanmu pada Allah, Sabrina." kata Langit mengingatkan.

Sabrina diam karena ia merasa tertampar kini.

"Saya juga tidak akan mencintaimu melebihi kecintaan saya pada Sang Pemilik Alam Semesta ini."

"Ngga dicintai kakak juga ngga papa." dengus Sabrina tidak peduli.

"Saya wajib mencintai kamu. Saya imam kamu, setiap cinta dan kasih sayang saya kepadamu karena Allah maka akan bernilai pahala."

"Whatever." acuh Sabrina.

"Sini saya yang tulis peraturan pertama." ucap Langit ingin mempercepat waktu bedebat dengan istri kecilnya.

Wedding Because AllahWhere stories live. Discover now