7

7 1 0
                                    

Sepanjang perjalanan mereka saling diam lalu tiba-tiba suara Agam memecah keheningan.

"Kamu kalau berangkat ke kampus jam segini ya?"

"Iya, eh enggak juga sih kadang berangkatnya lebih pagi."

"Ohh. Sendirian?"

Aira diam

"Kok diam? Kenapa?"

"Eng ... Enggak apa-apa cuma aku belum terbiasa boncengan sambil ngobrol berdua sama cowok."

"Ohh kirain kenapa. Jadi ini pertama kali kamu boncengan sama cowok?"

"Iya."

"Aku juga sama kok, ini pertama kali satu motor sama cewek lain selain ibu."

"Ibu? Mas sering jalan-jalan sama ibu mas?"

"Bukan jalan-jalan sih tapi lebih tepatnya nganterin ibu ke pasar."

Aira mengangguk paham

"Ya mungkin sekarang kebiasaan mas akan berganti yaitu untuk menemani kamu kemana-mana," ucap Agam berhasil membuat pipi Aira memerah

Setelah itu mereka saling diam kembali sampai tak terasa perjalanan mereka sudah sampai ke tujuan. Aira turun lalu melepas helm dan memberikannya ke Agam. Mereka tidak tahu kalau dari kejauhan sahabat Aira diam-diam memperhatikan.

"Kamu pulang berapa? Biar nanti mas jemput kamu."

"Jam 1 itu juga belum pasti karena biasanya ada saja dosen yang mengisi materi lumayan lama."

"Ya sudah nanti mas jemput kamu jam 1 saja. Mas pulang dulu." Agam yang hendak pergi tiba-tiba ditahan oleh Aira

"Tunggu sebentar mas."

"Iya ada apa? Ada barang yang ketinggalan ya?"

"Hmm enggak ada cuma, aku mau minta maaf atas sikap aku tadi yang kurang sopan ke mas."

Agam berpikir sebentar. "Oh yang itu. Udah tenang saja mas maafin kamu dan mas juga udah lupain masalah itu."

"Makasih ya mas udah maafin aku."

"Iya sama-sama. Udah sana masuk kelas sebentar lagi jam 8 katanya tadi berangkat buru-buru takut telat."

Aira melirik jam arloji warna biru miliknya. "Astaghfirullah aku lupa. Ya udah aku pergi duluan ya mas. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Agam menggeleng pelan sambil tersenyum ternyata istrinya ini orangnya pelupa.

Drt... Drtt...

Handphone Agam bergetar, segera ia mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum."

"..."

"Assalamu'alaikum, oh ya Agam lupa."

"..."

"Ya sudah nanti Agam cepat-cepat kesana."

"..."

"Iya assalamu'alaikum."

Setelah sambungan telepon terputus, tiba-tiba Agam melihat dari kejauhan Aira sedang berantem adu mulut dengan seorang cowok tapi untung saja sahabat Aira mampu melerai mereka. Setelah melihat Aira sudah mulai masuk ke dalam kampus Agam langsung tancap gas pergi.

Teman Sehidup Sesurga [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang